[Chapter 4]

448 59 3
                                    


Hayabusa: "Kau sudah selesai menangis?" goda Hayabusa.

Hanabi: "Ck, jangan ganggu aku dasar usil!" marah Hanabi sambil mengelap air matanya.

Kagura: "Kau ada masalah apa Hanabi? Apakah Hayabusa memarahimu?" tanya Kagura sambil melirik sengit ke Hayabusa.

Hayabusa: "Eh?! Loh?! Kenapa aku?!"

Hanabi: "Tak apa kok, tapi itu memang salah Hayabusa!" jawab Hanabi sambil menunjuk Hayabusa, usil.

Kagura: "Tuh, kan!"

Hayabusa: "Bukaaannn!" Hayabusa merengek.

[ ~~~ ]

Ketiga orang itu berjalan menuju ke kediaman Master.

Hayabusa: "Kau yakin tak apa? Ikutlah ke festival bersama kami."

Hanabi: "Aku akan menyusul, kalian duluan saja. Dan Hayabusa, ingat yang aku katakan tadi, ya!" Hanabi mengedipkan satu matanya.

Hayabusa: "Ya ampun, diamlah," Hayabusa tertawa. Telinganya memerah karena malu.

Kagura: "Apa? Apa itu?" tanya Kagura, penasaran.

Hanabi: "Hehe, Hayabusa akan memberitahumu nanti di festival!"

Kagura: "Kenapa tidak sekarang?" tanya Kagura lagi. Bibirnya cemberut.

Hayabusa: "Kau tidak akan mau berdebat dengan Hanabi. Ayo, kita ke festival!" Hayabusa mengusap kepala Kagura.

Kagura: "Ish," Kagura menghela napas pasrah.

Hanabi: "Hehe!"

Hayabusa & Kagura: "Sampai jumpa!" kata mereka kompak sambil beranjak pergi.

Senyum di wajah Hanabi padam saat kedua temannya pergi. Entah apa yang sedang ia pikirkan, wajahnya begitu serius, matanya mulai berkaca-kaca lagi, sepertinya ia telah membuat suatu pilihan yang menyakitkan.

[ ~~~ ]

Hanabi: "Ah! Akhirnya sampai. Di mana mereka?"

Hanabi mencari kedua temannya dari atas bukit yang tepat berada di sebelah festival. Di atas bukit itu cukup gelap, sehingga di sana menjadi tempat bersembunyi yang bagus, apalagi Hanabi sedang berada di bawah naungan pohon sakura.

Penampilannya berbeda. Ia menggunakan mask dan mengikat rambutnya dengan pita merah. Ia juga membawa senjata, selayaknya pisau namun berbentuk bulat yang ia putar putarkan di tangannya.

Mata Hanabi tertuju pada satu pasangan yang terpisah dari pasangan lain. Mereka adalah Hayabusa dan Kagura.

Ya, hati Hanabi sakit, tapi ia juga senang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ya, hati Hanabi sakit, tapi ia juga senang. Akhirnya kedua temannya itu mengungkapkan perasaan mereka.

Mengetahui kalian berdua masih bernafas dan berbahagia, sudah cukup membuatku bahagia juga. Sampai jumpa lagi.

[ ~~~ ]

Hayabusa: "Ada yang aneh."

Kagura: "Iya, di mana Hanabi? Kita sudah di sini lebih dari satu jam."

Hayabusa: "Apa jangan-jangan--" Perasaan Hayabusa tak enak. Ia kenal betul dengan Hanabi.

Kagura: "Apa? Terjadi sesuatu dengannya?" tanya Kagura sambil terus melihat wajah Hayabusa.

Hayabusa menggenggam erat tangan Kagura, lalu mereka berlari ke rumah Master.

[ ~~~ ]

Di pekarangan, Hayabusa menemukan Master sedang duduk di bangku kayu dengan tatapan kosong.

Hayabusa: "Master! Bolehkah saya tahu di mana Hanabi berada?" tanya Hayabusa sambil membungkuk.

Master: "Ha--nabi sudah pergi," jawab Master sedih sambil menyodorkan dua lembar surat kepada Hayabusa.

Salah satu surat tersebut bertuliskan 'To: Hayabusa' dan satunya lagi ucapan selamat tinggal untuk Master.

Surat untuk Master berisikan:

Maaf, ini mendadak Master! Tapi, aku ingin memulai petualanganku. Mungkin, petualangan yang akan kujalani nanti akan bisa mengobati luka di hatiku. Dan maaf, aku mengambil senjatamu tanpa izin, aku tahu kau akan melarangku. Master, aku tidak akan pergi jauh, tapi mungkin saja kau tidak akan melihatku jika aku tak menginginkannya. Aku harap kau selalu ingat kepadaku. Aku akan melindungimu dari dekat, walau kau tak menyadarinya.

-Hanabi

Membaca surat itu membuat Master meneteskan air mata. Kagura pun juga meneteskan air mata. Sedangkan Hayabusa hanya menggenggam surat Hanabi dengan wajah sendu.

Beberapa waktu kemudian mereka pamit kepada Master. Hayabusa mengantar Kagura pulang ke rumah sambil meyakinkan Kagura, bahwa Hanabi mempunya alasan bagus.

Setelah mengantar Kagura pulang, Hayabusa duduk di bawah pohon sakura, di mana dulu ia sering berbincang dan berlatih dengan Hanabi.

Dibukanya surat Hanabi untuk dirinya.

Surat itu berisikan:

Hayabusa, saat kau membaca surat ini, aku yakin kau sudah mengungkapkan perasaanmu ke Kagura. Aku sangat bangga kepadamu, karena mengungkapkan perasaan ke seseorang membutuhkan keberanian yang besar. Sayangnya, keberanian itu tak pernah aku miliki. Dan saat aku melihatmu dengan Kagura, keberanian itu muncul, dan kurasa aku tidak boleh memendam perasaanku lebih lama, aku ingin mengungkapkannya!

Di sela-sela membaca surat Hanabi, Hayabusa tertawa kecil, matanya berkaca-kaca. Ia pasti akan merindukan temannya itu. Setelah tertawa ia kembali membaca surat.

私はあなたを愛している
( Watashi wa anata o aishite iru )

-Hanabi

Hayabusa: "Eh?"

Wajah Hayabusa merona, selama ini ia tidak paham jika Hanabi memiliki perasaan untuknya. Hayabusa tersenyum dan beranjak pulang.

~Kirara

Maaf ya kalau ceritaku aneh atau gimana. Aku cuma membuat cerita ini berdasarkan imajinasiku.

Terima kasih dukungannya❤

Oh ya, jangan jahat-jahat banget sama aku🥺 Vote itu nggak susah kok, love!🤗

Next is Epilog~

When Two Lonely Hearts Meet [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang