DEMA#2

7 2 3
                                    


Disela-sela makan, tiba-tiba saja segerombolan Siswa datang, kira-kira 6 remaja laki-laki.

"boleh kita gabung?" Ucap salah satu siswa yang penampilanya paling urakan.

"Gilang? Gaboleh, kaya ngga ada tempat duduk lain aja" Ucap Talina ketus.

Rania yang tadinya fokus pada ke-enam siswa tadi kembali fokus pada bakso nya.

"Lo ngga liat apa semua meja penuh?tempat duduk lo aja disini yang omber(lebar)" Ucap laki-laki disamping Gilang, Raden namanya.

Talina sibuk memperhatikan seisi kantin, tidak sedikit siswa-siswi yang memperhatikan mereka, dan benar kata Raden, Kantin sangat ramai, tempat duduk pun penuh, kecali bangku Tempat Rania dan Talina duduk.

Rania juga mengikuti arah gerak mata Talina diam-diam.

"Ngga boleh" Ucap Talina datar.

Rania terkejut dengan penuturan Talina.

"Emang ini bangku punya nenek moyang lo apa?!" Ketus Gilang sembari duduk diSebelah Rania, diikuti Raden yang duduk diSebelah Talina dan 4 yang lain menyesuaikan.

"Budek" Gumam Talina.
Sebenarnya Talina tau betul, walaupun dia melarang mereka duduk, ke-6 Biang onar sekolah Harapan Bangsa tersebut akan tetap memaksa duduk.

Ke-6 Biang Onar SMA Harapan Bangsa:

1. Gilang Bagaskara : Si Pentolan, bisa dibilang ketua geng.

2. Raden Wirawan : Tangan Kanan si Pentolan.

3. Panji Pamungkas : Telmi, Bahan bully.

4. Zydan Brawijaya  : Pintar, dan paling Normal diantara ke-6 biang Onar.

5. Romeo Dylan : Playboy.

6. Rezky Almanta : Alim, Paling muda, Paling di sayang Gilang.

-Cukup-

Rania masih diam menatap Talina yang kini wajahnya kesal.

"Gue pesen makanan dulu ya, Kaya biasa kan pada?" Tanya Raden yang sudah berdiri dan diangguki Oleh sahabat-sahabatnya.

"Lo mau makan lagi ngga? Ntar gue pesenin?" Tanya Raden pada Rania yang menatapnya "Ngga usah" Jawab Rania singkat "Lo mau makan lagi ngga tal?lo kan rakus" Tanya Raden lagi, kali ini pada Talina.

"Ga!" Jawab Talina Makin ketus.

Setelah Raden pergi memesan makanan Rania telah selesai makan, karena bingung akan berbuat apa, akhirnya Rania memilih memainkan Ponselnya.

To: Talina Rawnie

Tal, ke kelas yuk, gue risih nih.

Rania mengirim pesan kepada Talina, dan selang beberapa detik pesan itu masuk diponsel Talina.

Talina sempat melirik Rania yang juga tengah menatapnya dengan tatapan memohon, dan menatap Gilang yang sibuk bermain ponsel, kemudian kepada laki-laki disebelah Gilang yang entah sedang membicarakan apa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 22, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DEMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang