Chapter 2

25 3 0
                                    

Akhirnya, aku sampai di London. Kota dimana Ciara tinggal, syukurlah dia mendengarkan omonganku. Aku turun dari pesawat jet pribadiku dengan semangat, menghirup udara yang segar ini. Ah, aku harus pergi ke rumah Chris! dan bertemu Ciara, tentunya. Apakah dia masih mengingatku? Hmm.. bagaimana dia tidak mengenalku sama sekali? bagaimana bila Chris menyuruh dukun untuk menjampi-jampi Ciara untuk melupakanku? urh, kalau itu sampai terjadi akan ku mutilasi Chris. Lihat saja, huh. Aku berjalan dengan cepat dan tidak sabar meninggalkan bandara pribadiku ini, aku mencari-cari kunci mobilku ditas yang kupegang ini, ku raba-raba setiap bagian tasnya. Kenapa tidak ketemu sih?! apa aku lupa bawa? ck, menyebalkan. Lalu terdengar derap kaki dari belakangku "mencari kunci mobilmu, tuan?" aku membalikkan badanku dan tersenyum kecil. "Yeah, kau menemukannya, Nate?" Nate menganggukkan kepalanya dan menyerahkan kunci mobilku "Makanya, jangan cereboh, bung. Ganteng-ganteng kok gitu" Nate menggelengkan kepalanya. Aku tersenyum sinis kepadanya. Nate, teman baikku sekaligus menjadi tangan kananku untuk sekarang ini. Dia sudah kuanggap seperti saudaraku sendiri. Aku berjalan ke arah mobil bersama Nate sekaligus berbincang-bincang mengenai perusahaan yang sedang kuambil alih dari ayahku sejak ayahku pensiun dari jabatannya, CEO. "Kau tau? perusahaan milik Greg itu sedang di ambang kehancurannya sekarang." ucap Nate dengan bahagia. Aku masuk ke mobil dan menghidupkan mobilku. Aku hanya mengangguk pelan dan mulai menyetir, aku tidak sepenuhnya mendengarkan ucapan Nate, dia berbicara terus mengenai Greg lah, pacarnya lah, ibunya lah, adiknya yang selalu membuat ulah, dan lain-lain yang tidak ku dengarkan karena pikiranku dari tadi hanyalah Ciara. Aku ingin bertemu dengannya secepat mungkin dan membawanya pergi dari London. Karena di London sudah tidak aman baginya.. sangat tidak aman.

"Danny, kau tidak mendengarkanku kan dari tadi?!" teriak Nate seperti ibu-ibu. Aku menatapnya dengan cuek. Dia menghela nafas frustasi "Sia-sia aku berbicara panjang lebar dari tadi ternyata dari tadi dia sedang mengabaikanku" aku hanya tertawa kecil. "Sorry, aku tidak bermaksud begitu. Aku hanya...." Nate menatapku dengan jail, "Hanya memikirkan Ciara, Ciara yang cantik. Apakah dia masih mengingatku? Oh, Ciara andai kau tau laki-laki yang menyetir ini tidak bisa tidur gara-gara dirimu. Dia terlalu gugup? oh! tidak-tidak dia terlalu bahagia semalam sampai tidak bisa tidur" Nate terus mengodaku dan aku hanya bisa tertawa-tawa kecil. Ck, terkadang dia emang menyebalkan.

Akhirnya aku dan Nate telah sampai di kediaman Chris. Rumah kecil bertingkat dua ini, ternyata tidak berubah dari dulu sampai sekarang. Aku dan Nate turun dari mobil dan berjalan ke arah rumah itu, jujur saja aku gugup. Sedangkan, Nate terlihat biasa-biasa saja, dia memencet bell dengan tidak sabar karena dari tadi dia memencetnya berkali-kali dan tidak ada yang merespon ataupun membukakan pintu. Teriakan terdengar dari dalam rumah, yang bisa kuyakinkan itu adalah suara Chris. Aku dan Nate saling memandang dan bertukar senyum, mengingat Chris yang heboh itu tidak berubah. Yah, aku, Nate dan Chris adalah teman baik dari kecil. Sampai, ayah Chris di tugaskan ke London oleh ayahku untuk mengawasi perusahaannya disana dan kami pun berpisah. "Cicipi, tolong bukakan pintu! astaga, ibu kau kenapa diam saja? kau tidak mendengar ada yang memencet bell terus-terusan dari tadi? astaga, ada apa denganmu? masih ngambek gara-gara ulahku yang mengacaukan dapurmu?" suara Chris yang mengegelegar terdengar dari dalam rumahnya, Cicipi? siapa itu Cicipi?

Krek, pintu terbuka dan munculah seorang gadis yang ku rindukan selama ini, Ciara. Aku terpaku menatapnya, dia menatapku dengan pandangan yang tidak bisa ku artikan. Lama aku memandangnya, sampai Nate buka suara. "Hai, bolehkah kami masuk?" bodoh, kalimat yang bodoh Nate. "Urh, maafkan temanku ini dia terkadang lupa bertata krama" aku tertawa garing lalu melanjutkan perkataanku "Aku ingin bertemu Chris dan aunt Ross? apakah mereka ada dirumah?" Ciara menatapku bingung sejenak lalu mengangguk cepat ''Oh! ya ya ya, sebentar ya aku panggilkan mereka" lalu dia berjalan dengan cepat sambil meneriakkan nama Chris. "Astaga, dia cantik sekali Danny! damn!" umpat Nate. "Dia? Dia si Ciara? apa kau yakin Danny? kalian kan tidak pernah bertemu lagi sejak kejadian itu" tanya Nate. Aku mengangguk dengan mantap "Yakin sekali, aku selalu mengawasinya dari dulu sampai sekarang. Jadi aku yakin sekali kalau dia itu Ciara, so please Nate jangan lebay" kataku dengan ringan. "Damn! she's so pretty!", "She's mine, Nate. Back off" ucapku sinis. Nate tertawa kecil, tak lama kemudian Chris datang bersama ibunya Aunt Ross. Aku menyalami ibunya dan begitu juga Nate. Chris? entalah, pertama kali dia melihatku seperti shock? lalu dia tersenyum lebar lalu memeluk diriku dan Nate dengan sangaaat erat. Astaga, penyakit gilanya belum berubah dari dulu. Chris tampak antusias lalu mempersilahkan kami masuk ke rumahnya. Ibunya pamit kepada kami karena mau mengantar bekal kepada suaminya yang lagi bekerja. Lalu tinggallah kami bertiga di ruang tamu. Mataku mencari-cari sosok Ciara. "Chris, Ciara mana?" tanyaku kepada Chris. Chris mengacuhkanku lalu mengajak Nate bermain catur, selera orang tua yang membosankannya keluar. "Chris, Ciara masih dirumah kan?" tanyaku sekali lagi kepada Chris. "Kau mencariku?" sosok yang ku tunggu-tunggu akhirnya keluar dan berhasil membuatku diam.

-Ciara-

Lelaki itu, terlihat familiar dimataku. Hmm, membuatku mengingat sosok yang ku idam-idamkan dulu, lelaki yang menolongku waktu itu. Aku mengintip dari dapur, dia tampak mencariku? entahlah, dia terus menanyakan keberadaanku kepada Chris. Aku mendengarkan ia menyebut-nyebut namaku, lucu sekali. Aku tersenyum, aku pun memberanikan diri untuk berjalan ke ruang tamu. "Kau mencariku?" aku berdiri tepat di hadapannya, dia diam membeku. Aku menatapnya dan damn! baru kusadari matanya... bewarna coklat, indah. Oh, wait. Di dunia ini kan banyak orang yang matanya bewarna coklat tidak mungkin kan kalau dia itu? urh, aku tidak tau namanya. Tapi tatapan itu, sungguh menenangkan. Dia pun tersenyum, manis dangat manis sekali astaga aku bisa meleleh disini. Oke, control your self Ciara. Dia berdiri dan menatapku dengan senang lalu ia mengulurkan tangannya "Umm, Hai? Namaku Danny Hathrow. Kau bisa memanggilku Danny" aku tersenyum kecil lalu menjabat tangannya "Hai, Danny. Ciara, Ciara Portman. Senang berkenalan denganmu" astaga, kenapa jantungku tiba-tiba berdegup kencang begini? ini tidak baik!

EKHEM!! Chris berdehem dengan kencang, kami pun melepaskan jabatan tangan kami. Aku tertawa kecil dan begitupun dengan Danny. "Kau sudah makan siang?" tanya Danny. Aku menggeleng dengan pelan. Dia tampak berpikir lalu berkata "Ini terkesan sangat aneh dan kita baru saja berkenalan tapi kau mau makan siang bersamaku? sekalian mengajakku keliling London ini" whaaaat?! dia mengajakku makan siang? ini kesempatan bagus, hahaha! 

Aku mengangguk cepat "Tunggu sebentar, aku ganti baju dulu. Aku akan mengajakmu ke cafe milik kenalanku! ku jamin kau akan menyukainya!" urh, aku terlalu bersemangat mengucapkannya dan lihatlah dia sekarang tertawa. "Take your time, Ciara" aku tersenyum kepadanya lalu berjalan ke kamarku. Hathrow, nama belakangnya mengingatkanku akan pengusaha yang baik hati yang dulu tinggal di desaku sana. Apa mungkin dia anak dari Mr.Hathrow? tidak ada waktu untuk berpikir keras sekarang, aku memilah-milah bajuku yang di lemari dan akhirnya pilihanku jatuh kepada t-shirt polos, legging panjang bewarna hitam dan boots. Aku tersenyum melihat bayanganku di kaca, feelingku mengatakan aku akan mengalami hari yang menyenangkan! aha, semoga saja itu benar.

-Chris-

Tidak! tidak mungkin ini terjadi, bagaimana mungkin? Danny tiba-tiba langsung mengajak Ciara keluar? dan Ciara yang polos itu langsung mengiyakannya?! aku tidak percaya. Damn! aku harus membatalkan acara makan siang mereka itu! Danny tampak senang, lihatlah dia. Huh, senyam-senyum sendiri dari tadi, dasar gila. Menyebalkan. "Dude, kau tidak boleh mengajak Ciara keluar" ucapku. Danny menatapku bingung "Loh? kenapa? emangnya kau punya hak apa ke dia?" Sial, dia menantangku. "Yaaa, pokoknya tidak boleh aja. Aku tidak mau dia kenapa-napa" Danny tertawa, Nate yang duduk disampingku pun tertawa. "Kau cemburu, Chris?" tanya Nate. Aku diam. Ya, aku cemburu! selama ini aku mengajak Ciara keluar dia pasti mengelaknya dengan seribu alasan giliran Danny, orang yang baru di kenalnya dia langsung mengiyakannya. Ini sulit di percaya!

Danny menatapku garang, sial tatapan itu membuatku takut. "Kau terlambat selangkah, Chris" Danny tersenyum kecil. "Aku tau kau menyukainya" aku tidak boleh kalah! "Huh, jangan sombong dulu dude" Danny dan Nate saling bertukar pandang lalu tersenyum misterius.

Ciara turun dari tangga lalu menghampiri Danny, dengan penampilan casualnya saja dia masih terlihat cantik. "Ready" ucapnya dengan ceria. Danny tersenyum lalu bangkit dari duduknya "Baiklah, kami akan pergi dulu. Sampai jumpa nanti malam" MALAM katanya?! ini tidak benar. "Aku ikut!" biarkan aku menjadi penghalang kalian berdua. Aku bangkit dari sofa lalu dalam satu sentakan aku duduk kembali, grrrr. Aku menatap Nate garang, ia pun tersenyum jahil "Kau duduk disini saja tuan menemaniku bermain catur" menyebalkan sekali, aku menghela nafasku dengan berat. "Chris, aku tidak apa-apa. Aku akan kembali, kau duduk disana saja bermain catur" kata Ciara. Astaga Cicipiku, huhuhu Ciaraku yang manis. Kejam sekali. "Ya, kau duduk disana saja. Nate temanin dia bermain catur" aku menatap Danny garang, berani sekali dia! "Lets go" Danny menggandeng tangan Ciara dan aku bisa melihat pipi Ciara merona. SIAL!!

Nate tertawa dengan sangat keras setelah mereka pergi. "Kasihan sekali kau, Chris. Terlambat selangkah dari Danny, huh?" aku menjitak kepalanya "Diam!" Nate meringis kesakitan lalu tertawa lagi. "Nampaknya akan menjadi hari yang membahagiakan bagi mereka berdua" ucap Nate santai. Aku harus menyiapkan strategi berikutnya! PERANG TELAH DIMULAI!!

TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 31, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Starry NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang