Aku mengayuh pedal sepeda dengan santai. Cuaca hari ini cukup cerah. Karena hari ini aku libur bekerja, jadi aku pulang masih siang.
Saat aku melewati toko buah aku menepikan sepedaku untuk membeli satu kotak strawberry pesanan Naruto.
Aku menatap kantong berisis Satu kotak strawberry cukup lama lalu membukanya. Aku penasaran dengan rasanya. Aku tidak lagi memakan buah ini setelah umurku sepuluh tahun. Jadi aku lupa bagaimana rasanya.
Hap
Hmmmm
Wah! Rasanya sungguh enak dan menyegarkan. Aku kembali mengambil satu lalu memakannya. Disaat cuaca cukup panas sangat enak memakan buah ini. Rasa asam manisnya sungguh sangat menyegarkan.
Yabai, aku tidak bisa berhenti memakannya. Ini terlalu enak......
Beberapa menit kemudian....
Aku menatap kotak strawberry yang kosong dengan tidak percaya. Aku... Memakan semuanya... Dan paman pemilik toko bilang itu kotak terakhir...
Bolehkah aku menangis sekarang??..
Bagaimana dengan Naruto? Aku bisa membayangkan bagaimana reaksinya saat tahu aku tidak membawa pesanannya . .
<imajinasi Sasuke>
"Kau jahat sekali suke! Aku hanya ingin strawberry dan kau tidak membelikannya!"
"Aku akan pergi saja! Aku akan pergi dan mencari ayah untuk anakku, setidaknya dia mau membelikan satu kotak strawberry untukku!"
Naruto pun pergi bersama pria berjas tak dikenal, lalu memakan buah strawberry dengan bahagia.
TIDAAAKKK!!!!
Tidak akan ku biarkan itu terjadi!!
Dengan kekuatan penuh aku mengayuh sepedaku menuju supermaket yang ada di dekat stasiun kereta yang berarti berlawan arah dengan apartemenku.Setelah sampai, tanpa basa basi lagi aku masuk dan menuju rak buah-buahan. Aku sedikit kikuk saat masuk. Ini pertama kalinya sejak aku kelas 6 sd masuk supermarket. Biasanya aku membeli sesuatu di toserba dekat apartemenku.
Aku melihat beberapa kotak buah strawberry segar dan juga besar. Aku mengabil satu lalu terkejut melihat harganya.
Aku yakin supermarket dibaca tempat pemerasan bagi kaum sepertiku.
"Aku pulang..." Aku mengganti sepatuku dengan sendal lalu berjalan menuju ruang tengah yang menyatu dengan dapur.
"Ah, Okaeri... Akhirnya kau pulang. Aku khawatir karna hari sudah sore tapi kau belum pulang juga." Naruto menghampiriku lalu mengatakan kekhawtirannya.
"Benarkah?"
"Um! Kau bilang hari ini kau libur bekerja dan akan pulang awal. Tapi sampai sore tiba, kau belum pulang juga. Aku jadi khawatir..."
Aku terkekeh mendengarnya lalu memeluknya lembut dan mencium pucuk kepalanya. "Gomen ne. Sudah membuatmu khawatir."
"Oh, ini aku membawakan strawberry untukmu."
"Waah... Arigatou."
" Aku akan mandi dan ganti baju."
"Hmph! Aku akan menempatkan ini pada wadah, lalu kita makan bersama ya sambil menonton".
Aku menganggukkan kepalaku sebentar lalu pergi kekamar untuk mandi.
****
Aku tersenyum melihat Naruto memakan dengan lahap buah strawberry. Pipinya sampai merona. Aku jadi gemas ingin menggigitnya.
"Sasuke kau tidak ingin mencobanya?"
"Tidak, aku sudah cukup melihatmu saja." aku tidak mungkin kan mengatakan kalau aku sudah memakan satu kotak strawberry mu dijalan. Aku tidak ingin apa yang ku bayangkan benar-benar terjadi.
"Oh, makan malam hari ini, bagaimana kalau kita makan diluar?" usulku.
"Apa tidak apa-apa? Sebenarnya aku sudah cukup dengan makan buah strawberry saja."
"Hah? Jangan bercanda, kau harus makan nasi juga. Aku lihat ada restoran familly yang baru buka didekat stasiun kereta."
"Stasiun kereta? Kau pergi ke stasiun kereta?"
"Eh? Errr... Sebenarnya aku membeli strawberry disana." dan pada akhirnya aku menceritakan semua.
Natuto tidak berhenti menggodaku kerna tingkah dan pikiran konyolku.
Jam setengah tujuh kami pergi makan malam. Aku sengaja memesan taksi online tidak mungkin aku membawa Naruto dengan sepeda. Aku tidak ingin Naruto terjatuh.
Setelah Sampai dan membayar taksi, Kami pun langsung masuk dan memesan dua porsi makanan yang pas untuk makan malam.
"Bagaimana? Kau menyukai nya?" tanyaku.
"Um! Ini sungguh enak. Tapi lebih dari itu, aku bahagia karena ini pertama kalinya kita pergi berdua untuk makan malam."
Aku merasa tertohok mendengarnya. Aku baru menyadari jika Naruto selama ini hanya diam diapartemen. Meski terkadang Kiba datang berkunjung, namun tetap saja dia pasti merasa kesepian.
"Maafkan, aku...." hanya itu yang mampu aku ucapkan. Aku melihat Natuto menggelengkan kepalanya pelan sambil tersenyum.
"Tidak apa-apa, asalkan dengan Sasuke, aku tidak pernah merasa kesepian. Lagipula ada babby bersamaku. Hehehe"
Melihatnya tersenyum seperti itu, aku merasa seluruh beban dipundakku menghilang sempurna. Tak ada beban lagi yang menghimpitku. Hanya ada rasa syukur dan bahagia yang mendekapku.
Bolehkah aku menangis sekarang??
"Sasuke, boleh aku memakan tomatmu??"
Aku menangis sekarang, dia benar-benar anakku, ya tuhan....
Tbc...
Sasuke lebay disini hohoho
Apa chap ini juga hilang??? Saya harap tidak. Saya tidak tahu bagaimana memperbaikinya. Saat saya tanyakan pada teman kenapa chap kemarin tidak bisa dibuka, dia bilang mungkin ceritanya saya privat... Padahal saya sendiri tidak tahu caranya😂😂