Drama 10

93 6 19
                                    

"ada hubungan apa lo sama Daleen?"

Jinan yang baru aja mau makan bakso yang udah otewe menuju mulut ini dengan segera menghentikan kegiatannya. Iya tangan dia menggantung dengan ena di udara.

"Daleen?" tanya Jinan balik. Daleen siapa? Dia gak kenal. Fyi aja Jinan emang termasuk murid yang gak peduli sama gosip atau apapun di luar berita anak kelasannya. Kalau pun dia tau, itu karna dua macan wanita itu yang ngasih tau. Dan jelasin ampe Jinan ngerti. Maklum lah, Jinan kan otaknya hng gitu tah.

"iya Daleen, emm Darin Darin anak basket itu loh, anak kelas Sains" bales Flaren nyamber. Iya dia kepo juga. Abisan, secara hallo seorang Daleen brader anak basket famous yang nanyain Jinan sekarang tuh. Bukan anak abal abal.

"gak tau, kenapa emangnya?" Jinan berucap sambil ngunyah juga. Dia laper abisan. Tadi pagi cuma sarapan pake cereal. Itu pun dia bagi bagi ke Mister Crist, karna Mister Crist pengen cereal nya.

"haish, kalo lo gak ada hubungan sama Daleen, kenapa Daleen nyari lo tadi pagi pagi? Repot repot dateng ke kelas pula" Jelas Mika lagi kali ini agak judes. Iya abisan Mika kesel, yekali kapal nya yang baru berlayar harus karam gitu aja, gasuka Mika tuh.

"gua beneran gak tau"

Kalo udah bilang gitu, berarti Jinan emang gak tau. Mika sama Flaren auto saling tatap. Mereka juga auto saling bisik, Jinan cuma natap mereka bingung sambil gigitin baksonya yang tinggal setengah.

"kalian kenapa si-"

"Jinan kan?"

Belum selse Jinan ngomong, omongan Jinan udah di potong aja sana suara baritone yang berasal dari belakangnya plus Jinan juga dapet satu tepukan ringan di bahunya. Jinan auto menoleh dan kemudian terpampang lah wajah tampan Daleen di depannya –tapi menurut Jinan biasa aja–.

Anggukan, "iya gua Jinan, kenapa?"

"gua Daleen, tapi lo bisa panggil gua Darin" Jawab Daleen seraya mengulurkan tanganya, bermaksud mengajak salaman. Jinan yang ngerti itu langsung saja menjabat tangan Daleen seraya memberikan senyuman.

Kedua mahluk –Flaren sama Mika– masih gak percaya. Untuk kedua kalinya seorang Daleen yang notabene nya anak Sains repot repot datang ke area anak Sosial cuma buat seonggok Jinan. Wah fix! Ini gabisa di biarin.

"ekhem lepasin dong itu" intrufsian Mika sukses membuat Daleen melepaskan gengaman tangannya. Kaget Daleen tuh.

Selanjutnya, Daleen terlihat tengah mencari cari sesuatu dari saku belakang celananya. Jinan masih setia natapin Daleen dengan pandangan polos sesekali Jinan ngedip.

"nih dompet lo, lain kali jangan ceroboh. Untung gua yang nemuin, coba kalo orang lain?" ucap Daleen seraya memberikan dompet berwarna pink dengan gambar bunny lucu.

Jinan auto melotot cantik, itu kan dompetnya yang ilang. Dan dengan segera, tangan Jinan terulur untuk membawa dompetnya dari tangan Daleen dengan wajah berseri seri. Beda sama Jinan bahagia lahir batin, Mika sama Flaren auto menghela nafas lega. Oha ternyata si Daleen itu cuma mau balikin dompet Jinan yang ilang. Hati Mika sama Flaren lega di buatnya.

'kapal gua gak karam brad' -Mika & Flaren.

"a-ah makasih Daleen makasih banget"

Anggukan, "yoo sama sama, lain kali hati hati, oke?" tangan Daleen terulur ke arah Jinan, lalu tanpa aba aba tangan itu mengusak surai Jinan dengan lembut dan itu sukses membuat Mika sama Flaren melotot heboh.

"tangannya mohon kondisikan ya!" ini Flaren yang ngegas.

"tangannya woy!" ini Mika yang lebih ngegas lagi.

Daleen kaget, dia reflek ngusak rambut Jinan, fyi, Daleen emang gak kuat disuguhi pemandangan imut imut bawaannya pen nguwel. Hngg mampus aja Daleen kena sembur dua macan wanita.

"So-sorry" nyengir. Daleen nyengir sambil garuk garuk tengkuknya yang jelas gak gatel.

"emm iya, makasih ya, Darin!" ucap Jinan seraya tersenyum manis ke arah Daleen.

Tolong Daleen lemah sekarang. Rasanya dia bisa mimisan sekarang juga. Tolong.

Hm kaum lemah.

"emm yaudah kalo gitu, gua balik ya, bye!"

Setelah mengucapkan itu, Daleen langsung melesat pergi dari hadapan Jinan, Mika dan Flaren.

Mika menghela nafas, sebelum berkata, "Jinan, gausah deket deket lo sama Daleen. Jangan tanya kenapa alesannya, ini demi kebaikan lo" berkata seperti ini dengan tegasnya.

Flaren ngangguk setuju denger Mika bilang gitu. Liat aja Mika sama Flaren gak akan tinggal diem kalo Daleen berani deketin Jinan. Bakalan mereka tampol si Daleen itu pake rice cooker.

Jinan yang denger ultimatum dari Mika cuma ngangguk aja. Lagian dia gak ada niatan buat deket deket sama Daleen.

"kelas kuy, bel masuk sebentar lagi"

"okee"

---

Clek

Pintu perpustakaan itu terbuka dengan indahnya, lalu disusul dengan menyembulnya sebuah kepala yang dihiasi dengan rambut sewarna lelehan coklat itu.

"Mister Crist?" pemilik kepala bersurai brunette tadi yang tak lain adalah Jinan mencoba memanggil satu satunya mahluk yang pasti berada di dalam ruangan ini. Ini kan udah bubaran sekolah, pastinya Mister Crist udah disini.

Jinan kemudian menutup pintu perpustakaan dengan perlahan dan kemudian mulai memasuki perpustakaan. Sambil celingak celinguk juga kiri kanan nyari Mister Crist. Tumbenan bentukannya belom keliatan. Kemana ya?

"Mister Crist?" panggil Jinan sekali lagi dengan nada yang lebih keras.

"ya Jinan?"

Tertiba suara Crist terdengar dari belakang Jinan. Sontak itu membuat Jinan terlonjak kaget hingga tak sengaja punggung Jinan bersandar dengan indah di dada bidang Crist.

"ih Mister ngagetin, kok muncul dari belakang saya?"

Jinan menoleh seraya melancarkan protes terhadap Crist yang tengah menatapnya geli. Iya Crist pengen ngakak aja liat komuk kaget nya Jinan.

"haha aku emang baru dateng, makanya muncul dari belakang kamu, tumben duluan, hm?" Bales Crist santai seraya mengusak pelan surai Jinan.

Hm tau yang udah official mah 😌

Respon Jinan cuma kedip kedip aja, bingung Crist ini kenapa.

"aish berhenti memasang ekspresi menggemaskan seperti itu, aku tak sepolos yang kamu pikirkan Jinan"

"hah? Gimana?"

Jinan gak ngerti plus gak mudeng sama apa yang di omongin Crist, makanya dia respon kaya gitu. Tau sendiri lah otaknya si Jinan kan EDGE, GPRS sinyal timbul tenggelam. Hm, kalau kata Mika sih si Jinan ini izin waktu pembagian otak, makannya kaya gini.

"tidak, bukan apa apa-" Crist kemudian mengambil posisi duduk di depan Jinan. "-dan Jinan stop berbicara formal denganku, panggil aku kakak mulai sekarang, jika hanya ada kamu dan aku"

Jinan mikir mikir dulu bentar. Iya juga ya, Jinan kan udah jadi pacarnya Crist sekarang. Jadi dia gak usah formal formal gitu, kecuali kalau emang lagi ada di lingkungan sekolah. Hm tumbenan si Jinan pinter.

"oke deh, Kak Crist! Hehe"

'asdfghjkl imut!' -Crist yang gemes.

"anak pintar" tangan Crist kembali terulur untuk mengusak surai Jinan. Entahlah, Crist senang melakukan itu. Dan Jinan juga tampak tak keberatan.
Jinan malah seneng yang ada, Heuheuw.

"Em Kak Crist! Nanti anter Jinan belanja ya! Hehe"

"anything, bae. Maka dari itu, ayo belajar dulu"

"Aye aye captain!"

.

.

.

.

To be countinue

Ma Stupid GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang