Kirameki (JaemRen)

28.4K 1K 43
                                    


Warning: Typo and this is a BXB story if you don't like it, please don't read it!!  

Don't forget to vote and comment, thank you! 


Jaemin Side


Sore itu, hujan baru saja berhenti.

Aku memandangi langit yang masih mendung, sinar matahari mengintip dibalik awan gelap itu. Menghela nafas masih dengan kedua tangan didalam saku celana sekolah, aku melangkah perlahan menuju gerbang.

"Jaemin-ah! Jaemin-ah! Jaemin-ah!"

Aku berbalik dengan cepat saat mendengar suara itu, "Renjun..." gumamku pelan lalu tertawa saat melihat Renjun yang juga tertawa dihadapanku.

Mengabaikan pandangan aneh orang-orang disekitar.

"Selama kita bersama dunia akan selalu hidup~ aku Renjun yang mencerahkan dunia."

Aku tersenyum cerah.

Selalu.

"Ya.. selama kita bersama, apa yang harus aku khawatirkan?" pikirku.

Aku berbalik kembali melangkah, Renjun disampingku berceloteh riang. Irama langkah kami yang senada melewati jalan pulang ditemani aroma khas setelah hujan.

"Kau adalah keajaiban untukku.." aku mulai bergumam kembali.

Renjun hanya diam disampingku masih dengan senyuman indahnya.

"Aku ingin terus berbagi perasaan denganmu.."

Kami melewati pohon sakura yang sedang berguguran, warna jingganya mengalahkan sinar matahari yang redup karena hujan.

"Aku ingin melihatnya lagi, sakura bermekaran dijalanan ini yang senada dengan rona merah dipipimu.."

"Aku ingin terus melihat sinar cerah dimatamu," aku berhenti melangkah.

"Senyuman yang selalu tersemat dibibirmu.." lanjutku sembari tersenyum.

Memandang ke samping.

"Aku ingin kembali melihatnya.."

Mendapati kekosongan.

"Renjun-ah.."

Kenapa terasa sakit.

"Aku merindukanmu.. "

Rasanya sulit.

Bahkan hanya sekedar untuk bernafas.

"Aku ingin mendengar suaramu saat memanggilku, detak jantungmu yang berdebar disaat aku memelukmu, aku ingin menggenggam kembali tanganmu.. "

Suaraku tercekat, aku masih mematung dibawah pohon sakura yang berguguran.

Sesuatu yang hangat mengaliri pipiku, aku menunduk mengabaikan orang-orang yang menatap penasaran.

"Jaemin-ah! Jaemin-ah!"

Jangan lagi.

Bayangan itu.

Suara yang selalu membungkus diriku dalam kenangan.

Aku kembali melangkah. Karena kusadari, setiap aku melihat kebelakang. Aku hanya akan terjebak dalam masa lalu.

"Renjun-ah.."

Kau tidak lagi disisiku, namun setiap hari yang kita habiskan bersama tak akan pernah tergantikan.

Kau merupakan kenangan terindah yang tidak akan pernah aku lupakan.

"Jaemin-ah.. Gomawo."

Aku membiarkan perasaan ini terbang jauh.

Berharap bisa menjangkaumu.

Renjun-ah.. aku mencintaimu.


-END-


180705.

Revisi 2022.

Centred On RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang