Diet

5 1 0
                                    

Diet

“Gendut banget, kayak babi!”

Iya, aku tahu kok. Selalu itu responsku saat mereka bilang begitu. Malahan, kata-kata seperti itu sudah jadi makananku mulai dari TK. Jadi.. bisa dibilang sudah kebal. Aku selalu ingin punya badan seperti model Victoria Secret, tapi badanku cepat melar meski aku hanya makan sedikit. Olahraga pun sudah kulakukan, tapi hasilnya nihil. Seandainya aku bisa mengubah bentuk badanku.

Suatu malam, setelah melakukan rutinitas malamku -berolahraga-, aku membuka browser ponselku dan mencari artikel-artikel random di internet. Setelah beberapa saat, aku iseng-iseng mencari artikel tentang menguruskan badan. Tentu saja banyak artikel yang bermunculan, kebanyakan membahas tentang jenis olahraga, makanan, cara menghitung kalori dan semacamnya. Aku menghela napas panjang, semua cara sudah aku lakukan, tapi nihil. Aku terus menggerakkan kursor mouse-ku, sampai pada suatu titik aku menemukan sebuah artikel:

Capek Punya Badan Gendut? Lakukan Cara-cara Ini!

Judul yang umum untuk sebuah artikel. Tapi entah kenapa, aku ingin membuka artikel itu. Isi artikelnya sama seperti kebanyakan artikel lain; atur jumlah kalori, perhatikan jenis makanan yang dikonsumsi, banyak minum air putih, dan sebagainya. Tapi di kolom komentar, ada seseorang yang komentarnya menangkap perhatianku.

wewooxx: semua cara ini mah nggak berguna, aku sudah mencoba semuanya dan badanku masih gemuk!
Weloveyoupipi: ih aku kira cuma aku yang kayak ginii 

Entah kenapa rasanya senang ada yang mengalami masalah yang sama sepertiku. Aku melanjutkan membaca.

percyjhoe: aku beberapa kali memuntahkan makananku, dan rasanya beratku berkurang sedikit?
chezzychem: terlalu berlebihan kalau sampai memuntahkan makanan  tolong jangan lakukan itu..
zealst25: makan bang :v
potakuotaku: atas gue ngapain sih
barbyyyy: block lol

Memuntahkan makanan? Aku belum mencoba hal seperti itu sebelumnya. Mungkin.. mungkin ini akan berhasil.

Selama beberapa hari ini, setiap aku makan aku memuntahkan makananku, dan aku tidak perlu khawatir ada yang menegurku, karena aku sudah hidup sendirian. Sekarang aku berdiri di depan timbangan, siap mengukur hasil kerja kerasku. Pelan-pelan aku naik ke papan timbangan. Terakhir aku menimbang, beratku 66 kg. Semoga beratku turun…
63 kilogram. Turun 3 kg dalam beberapa hari?! Ini luar biasa! Biasanya cuma 1 atau 2 kilogram, sekarang 3 kilogram! Saatnya memperbesar targetku, aku mau beratku berkurang 5 atau 6 kilogram. Aku sekarang yakin aku bisa.

Aku semakin giat ‘memuntahkan’ makananku, malah kadang aku memaksakan diri untuk muntah meskipun aku tidak makan sama sekali. Aku yakin aku kurus, dan aku benar. Setiap minggunya beratku berkurang, dan aku sangat bangga. Baju-bajuku yang dahulu tidak muat, sekarang menyelimuti badanku dengan indahnya. Mungkin ini adalah saat yang tepat untuk keluar. Aku memilih pakaianku yang terbaik dan melangkah keluar.

Aku memutuskan untuk pergi ke taman dekat rumahku. Aku menyetel musik di ponselku, memakai earphoneku, dan mulai berjalan. Sepanjang jalan, orang terus memandangku, mungkin mereka terpesona dengan kecantikanku? (Haha.) Aku mendengar seseorang berkata ‘kau lihat gadis itu? Kenapa kurus seperti tulang begitu?’ Yah, kalian sejujurnya suka cewek yang seperti ini kan? Tidak terasa aku sampai di taman. Angsa-angsa berenang di danau buatan, anak-anak berlarian, beberapa keluarga mengadakan piknik, bahkan ada pasangan yang bermesraan di bangku taman. Hari yang indah. Aku segera duduk di salah satu bangku taman dan mengeluarkan bukuku. Meski aku mendengarkan musik dan membaca buku, aku tahu beberapa orang melihatku. Sudah lama aku tidak dilihat orang seperti itu. Tiba-tiba, ada gadis muda yang menepuk pundakku. Aku melepas earphoneku.
“Permisi,” ucapnya malu-malu.
“Ya?”
“Maaf, tapi Anda kelihatan sangat kurus. Apakah Anda baik-baik saja?”
“Tentu saja aku baik-baik saja,” ucapku heran. Aku kurus dan cantik. Bagaimana aku bisa tidak baik-baik saja?
“Tapi muka Anda pucat, seperti orang sakit. Mari ikut saya, saya akan membelikan Anda roti isi, mungkin-“

Roti isi?
ROTI ISI KATANYA?!
“TIDAK!” jeritku. Gadis itu tampak sangat terkejut.
“K-kalian ingin membuatku gemuk lagi kan?! Supaya kalian bisa mengejekku lagi kan?! Tidak! Aku tidak akan makan! Aku akan jadi lebih kurus lagi! Lihat saja kalian!!”
Aku segera melangkahkan kakiku pulang.
Kurang ajar.
Dasar kurang ajar.
Aku benci mereka.
Aku ingin lebih kurus lagi.
Harus.
Harus.

Sejak hari itu, aku mengurung diri di rumah. Aku lebih giat dalam memuntahkan makananku. Malah kadang dalam muntahanku ada darah, tapi tidak apa-apa. Mungkin ini yang mereka sebut ‘menjadi cantik itu menyakitkan’. Berat badanku berkurang drastis. Rasanya kakiku jadi semakin lemah. Aku bahkan tidak kuat untuk mengangkat badan dan berjalan. Aku sering terbatuk. Kepalaku sering pusing dan napasku tersengal.
Akhirnya suatu hari, aku menguatkan diri untuk berjalan menuju lemari pakaianku dan memilih baju yang cantik untukku. Setelah memakainya, aku berjalan menuju cermin. Aku tidak bisa percaya pada mataku sendiri.

Aku kurus, kurus sekali. Seperti rangka berjalan, mungkin ototku pun menciut drastis. Mukaku pucat dan kulit mukaku seperti menyelimuti tulangku. Mataku lebar. Napasku tertahan. Aku terlihat…
Cantik.
Sangat cantik.
Ini adalah sesuatu yang kuinginkan dari dulu.
Kurus.
Seperti mereka, model-model di majalah fashion.
Aku tertawa.
Akhirnya, setelah bertahun-tahun, aku kurus.

Aku cantik ‘kan?

-E.N.D.-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 05, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Deep Dark FearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang