Chapter 27: Donut

4.8K 570 390
                                    

"Jika melupakan masa lalu artinya melupakanku, aku menolak, Park Jimin" bisik Yoongi tepat di telinga Jimin. "Perlu kukatakan sekali lagi padamu, aku, Min Yoongi mencintaimu, Park Jimin"

---

Yoongi merengkuh tubuh Jimin kuat dalam dekapannya. Antara tidak ingin membiarkan Jimin pergi atau berharap agar Jimin dapat merasakan bagaimana hatinya berdetak cepat. Sementara Jimin hanya diam tak bergerak, menghirup nafas dalam meraup udara yang bercampur aroma tubuh Yoongi.

Waktu terasa berjalan cukup lambat bagi Yoongi dan Jimin yang merasakan bagaimana tubuh mereka saling merespon. Ini pelukan pertama mereka untuk sekian lama.

Bermacam-macam rasa berebut keluar dari hati mereka untuk diungkapkan. Entah itu rasa rindu ataupun rasa cinta yang telah dipaksa mati sekian lama. Menyesakkan.

Yoongi berinisiatif untuk melepas pelukannya lebih dulu. Sesak untuk menahan semua rasa yang bergejolak dalam raganya. Yoongi memegang lembut kedua pundak Jimin seraya menatap wajah manisnya.

"Hyung---"

Jimin berhenti bicara ketika Yoongi menggenggam kedua tangannya dan perlahan mengecup jemarinya. Panas rasanya, Jimin harus menahan nafasnya ketika Yoongi memperlakukannya lembut seperti itu.

Yoongi memainkan jemari Jimin yang baru saja dia kecup. Menggoyang-goyangkannya senang dalam genggaman sebelum akhirnya dilepaskan. Yoongi melangkah mundur, memberi jarak di antara mereka.

"Taksinya uda nunggu tuh." Yoongi menunjuk taksi dengan dagunya. "Masuk gih biar nggak kemaleman"

Jimin bergeming. Dia masih menatap mata sendu Yoongi yang tak kunjung lepas pandang darinya.

Bunyi klakson mobil lain memecah kesadaran Jimin yang membuatnya buru-buru masuk ke dalam taksinya yang menghalangi jalan. Jimin membuka jendelanya dengan cepat untuk memandang Yoongi yang sudah tersenyum tipis padanya.

"Kalau sudah sampai, kabari ya." Kata Yoongi melepas kepergian Jimin.

Dari kejauhan, Yoongi masih dapat melihat bagaimana Jimin menyembulkan kepalanya keluar jendela hanya untuk melihat dirinya. Yoongi hanya melambaikan tangannya sebentar sebelum akhirnya dia kembali masuk ke apartemen.

Yoongi berjalan dengan perasaan gusar. Bagaimana pun dia baru saja menyatakan perasaannya pada Jimin. Anggaplah ini penyataan cintanya yang pertama kali dan dengan sungguh-sungguh dia mengatakannya.

Yoongi sengaja tidak meminta jawaban atau apa pun pada Jimin. Bahkan dia sangat takut untuk mendengar respon Jimin.

Dia tahu pria mochi itu akan menegaskan lagi bahwa dia telah bertunangan dan Yoongi masih belum siap mendengarnya.

Bukannya dia tidak mau tahu siapa tunangan Jimin, hanya saja akan lebih baik dia melupakan fakta bahwa Jimin sudah memiliki orang lain. Setidaknya itu mengurangi rasa pedih di hatinya.

Toh, Yoongi hanya ingin Jimin tahu perasaannya dan sekarang Jimin sudah mendengarnya jelas. Itu saja cukup bagi Yoongi, untuk saat ini.

Urusan merebut Jimin kembali bisa dipikirkan nanti, yang penting sekarang adalah bagaimana menenangkan hatinya yang berdesir hebat.

Yoongi mengusap-usap dadanya sambil menghembuskan nafas berkali-kali, berharap apa yang ada di dalam relung hatinya itu berdebar tenang. Debaran ini membuat perutnya berputar dan ingin mengeluarkan apa yang ada di dalamnya.

Meski begitu, Yoongi tidak dapat menahan senyumnya. Bahkan dia memutar kembali bagaimana rasanya merengkuh tubuh Jimin dan mengecup lembut tangannya. Semua itu terekam baik dan dia simpan dalam bagian memori penting di otaknya.

Strawberry Mint | YoonMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang