Final Day

616 64 42
                                    

“It's a gift from us”

Hari ini hari dimana seorang pemuda lahir ke bumi dengan sehat dan juga hari dimana setiap tahunnya diberikan doa serta kado dari sang nenek dan kedua orang tuanya.

Sampai ia memiliki seorang adik perempuan yang akan menemaninya setiap saat, setiap hari, setiap tahun, dan begitu terus sampai mereka berpisah akibat pasangan hidup yang dipilih.

Di tahun yang ke 15 ini, (Name) selaku adik yang dimaksud pun terbaring lemas karena sakit demam yang tiba-tiba menyerangnya.

Padahal hari sedang tidak hujan begitu juga dengan kemarin tapi kenapa (Name) bisa jatuh sakit?

Kita paham kondisi kesehatan adiknya serta daya tahan tubuh sang adik tapi ini sungguh membingungkan terlebih lagi hari ini ia berulang tahun.

Umurnya sudah 18 tahun dan tahun ini apa ia akan merayakannya tanpa ada sang adik disisinya? Tentu saja Kita tidak ingin itu.

“(Name).. aku pergi ke sekolah dulu ya” ucapnya pamit serta mengecup kening sang adik sebelum meninggalkan kamar (Name).

Baru saja ia ingin bangkit dari posisi berjongkok, tangan (Name) menahan kepergian Kita.

Onii-chan.. saat pulang nanti ke rumah Aran-san ya..” pesan (Name) menatap sayu kakaknya.

“Baiklah, aku berangkat dulu jangan lupa minum obatmu”

Dan, Kita pun pergi meninggalkan (Name) yang masih terbaring sakit.

Ini bukan bagian dari rencana mereka hanya saja ini begitu mendadak mungkin tahun ini (Name) tidak bisa merayakan pesta kecil mereka bersama.

.

Kita berjalan menuju sekolah dengan perasaan yang bercampur aduk, ia merasa khawatir, cemas, bingung, takut, semua itu melebur menjadi satu membuat kepalanya pening.

Tepukan di pundaknya menyadarkan Kita dari lamunannya, terlihat jika Aran dan Akagi menatap ke arah Kita dengan raut kebingungan.

“Hari ini sendiri? Tidak bersama (Name)-chan?” tanya Aran memastikan.

“Iya, dia sakit” jawab Kita singkat, padat, dan tentu saja jujur.

“Ohh.. kemarin dia memang terlihat pucat, sekarang bagaimana keadaannya?” tanya Akagi ikut dalam topik.

“Demamnya belum turun..” Kita menautkan jari-jemarinya “aku menjadi khawatir dengannya” tuturnya.

Aran merangkul Kita sambil mengibaskan tangannya seakan mengusir perasaan khawatir “tenanglah! Dia akan baik-baik saja, Shinsuke” senyuman lebar diperlihatkan.

Kita ikut tersenyum walaupun tipis lalu mereka pun berbincang ringan selama perjalanan kesekolah.

.

(Name) sudah meminum obatnya serta teh herbal yang dibuatkan sang nenek.

Iris matanya yang sama seperti Kita pun menatap pesan yang baru saja ia dapatkan terlebih lagi itu dari Miya Osamu.

Yosh! Aku jadi bersemangat!!! Uhuk.. uhuk..” (Name) dengan segera meminum teh tersebut untuk meredakan batuknya.

Senyumannya tidak luntur saat membaca pesan Osamu yang berisikan semuanya telah siap walaupun dirinya tidak ada pasti berhasil.

Gadis itu merapikan futon miliknya lalu keluar dari kamar hanya untuk mencari angin segar.

.

This birthday party for YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang