Day 4

438 52 3
                                    

“1 day before his birthday”

Hari ini (Name) kembali bersekolah, kue ulang tahun sudah disimpan dalam kulkas serta meminta sang nenek untuk tidak membocorkan akan hal ini.

Pulpen ia mainkan sedari tadi, otaknya bekerja cukup keras untuk menyiapkan hal lainnya seperti kado, confetti, dan lain-lain.

Bukannya ia tidak percaya dengan anggota tim voli hanya saja ia sedikit khawatir mengingat ekspresi serta kelakuan Aran dan kawan-kawannya.

“Apa yang harus ku berikan pada onii-chan tahun ini.. ugh..” (Name) meletakan pipinya ke meja karena belum juga menemukan kado yang cocok.

Ia mengerti sifat kakaknya, selera kakaknya, kebiasaan kakaknya, sampai nada suaranya yang cukup datar pun (Name) bisa membedakan saat sang kakak khawatir atau marah atau cemas.

(Name) sudah hidup bersama sang kakak selama 14 tahun tapi kenapa baru kali ini ia dipusingkan dengan kado untuk kakaknya.

Memang tahun-tahun sebelumnya (Name) hanya memberikan kejutan kecil dari kue mini yang ia beli di toko kue sampai bola voli yang ia jadikan kado dua tahun lalu dan saat tahun kemarin (Name) hanya memberikan ucapan karena bingung harus memberi apa.

Tahun ini.. ia kembali dibingungkan dengan kado untuk kakaknya yang mulai beranjak dewasa membuatnya frustasi sendiri.

Ocehan guru dikelasnya diabaikan, pikirannya berjalan kemana-mana hanya untuk memikirkan kado sang kakak.

Padahal besok sang kakak sudah berulang tahun dan juga (Name) yakin jika teman-teman kakaknya sudah hampir selesai mengerjakan pesta kecil mereka tapi kenapa ia merasa kurang puas dengan semua ini?

.

(Name) pulang bersama Aran dengan alasan ingin mengerjakan tugas yang tak ia mengerti, awalnya Kita menolak permintaan (Name) tetapi berkat bujukan Aran akhirnya Kita pun memperbolehkan (Name).

“Ku pikir.. dia tetap tidak memperbolehkanmu” ucap Aran menghela nafas lega.

“Un.. onii-chan sangat khawatir denganku dan aku tau itu” balas (Name) menatap lurus.

Sekarang, Aran bisa merasakan jika aura seorang Kita Shinsuke keluar dari tubuh (Name). Sejak dulu Aran selalu beranggapan jika (Name) tidak begitu mirip dengan Kita.

Dari sifat, nada bicara, pola pikir, serta emosi tapi kali ini ia yakin jika sekarang Aran seperti sedang berjalan berdampingan dengan Kita hanya saja dalam gendre perempuan.

“(Name), bagaimana dengan kue-nya?” tanya Aran gugup.

Ah, sudah beres kok” senyuman manis (Name) diperlihatkan.

“Syukurlah.. bagian kami juga sudah hampir selesai” balas Aran mengusap tengkuk lehernya.

(Name) hanya menganggukan kepalanya lalu diam bukannya ia malas berbicara hanya saja pikirannya dipenuhi dengan kado yang belum juga ia temukan.

Mengacak surainya gusar mengangetkan Aran disebelahnya.

“Aran-san! Menurutmu kado yang cocok untuk onii-chan apa!?” tanya (Name) dengan antusias.

“Eh? Hmm.. menurutku apa saja boleh” Aran meletakan jarinya di dagu “bukannya pesta kecil kita merupakan hadiah untuknya?” tangan besar Aran menepuk pucuk kepala (Name) dengan senyuman lebar menghiasi wajahnya.

(Name) terdiam, bagaimana bisa ia melupakan maksud dari rencana kecilnya ini? Pesta kecil yang ia siapkan secara diam-diam merupakan hadiah untuk sang kakak tapi kenapa ia malah melupakannya? Tertawa kecil menanggapi pemikirannya yang begitu bodoh.

Aran yang sudah berjalan cukup jauh dari (Name) menatap bingung adik sahabatnya ini sambil berharap jika (Name) tidak kerasukan setan mana pun.

(Name) dengan segera menghampiri Aran dengan senyuman manis kembali menghiasi wajahnya.

Disaat hari yang ditunggu datang keesokan harinya (Name) serta anggota tim voli sudah hampir selesai membuat pesta kecil untuk sang kapten.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

fallyndanella04 luckyta05

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

fallyndanella04 luckyta05

This birthday party for YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang