Pagi ini seperti biasa, Roa sudah bangun pagi dan berkutat pada pekerjaan rumah. Menyapu, mengepel, menyuci, memasak. Yah, rutinutas seorang wanita rumah tangga. Sementara Minhyun masih menyelimuti badannya di kasur, enggan untuk bangun.
"Sayang, udah pagi loh. Kamu nggak ke kantor?" Roa mendekati Minhyun yang masih menyelimuti dirinya
"Hmm." Minhyun hanya berdehem, semakin menenggelamkan dirinya di selimut
"Bangun, ini udah waktunya ngantor loh." Roa mengelus elus surai hitam rambut milik suaminya, berusaha membuatnya terbangun.
"Iya sayang, ini bangun." Minhyun akhirnya mendudukan dirinya diatas kasur, matanya masih terlihat rapat, enggan untuk terbuka
"Itu matanya masih merem tuh, sana mandi biar seger, aku udah siapin sarapan, ntar keburu dingin." Roa hendak berdiri namun dicegah oleh tangan Minhyun, Roa berbalik
"Kenapa?"
"Mornkissnya mana?" Tanya Minhyun, membuat Roa terkekeh
'Cup'
Satu kecupan bersarang di pipi Minhyun, yang dicium senyum senyum
"Hehe jadi enak."
"Udah kan? Sana mandi, aku mau ngebangunin Jinyoung dulu, sama mau nelfon anak anak, kapan rencananya mau pulang." Ucap Roa pada akhirnya. Minhyun hanya mengangguk, masih berusaha mengumpulkan seluruh nyawanya. Sementara Roa sudah berjalan menuju ke luar kamar.
●●●
"Serius zi?" Dua orang wanita sedang duduk di pelataran sebuah restoran kecil yang ada di pinggir kota, mereka sedang makan sarapan pagi bersama sama.
"Iya bener ra, makanya aku kaget, padahal kemarin aku cuma mau ngebahas masalah kantor." Wanita yang dipanggil zi ini menjawab dengan sesekali menyantap makanannya, menatap kosong teman wanita di depannya yang biasa di panggil Nara
"Terus, kamu terima gak?"Tanya Nara Pada zi
"Belum. Kemarin aku langsung blank, aku nggak ngomong apa apa. Aku langsung pamit." Balas zi kemudian
"Kamu kok bego sih zi. Kenapa nggak kamu terima aja coba? Dia kan ganteng, jabatannya termasuk tinggi lagi. Kalo diliat liat udah masuk jajaran cowo mapan lah." Ungkap Nara panjang lebar, membuat zi menghela nafas
"Gini ya ra. Dia atasan aku, dan selama ini aku kenal dia juga sebatas rekan kerja. Nggak mikir sampe kesitu, aku aja kaget banget kenapa dia bisa suka sama aku."
"Hmm, iyasih. Tapi zi, siapa tau kan pak Daniel itu tulus sama kamu, kenapa kamu nggak nyoba buka hati kamu dulu? Pdkt dulu gitu, nyesel loh kamu nanti. Siapa tau dia jodoh kamu." Zi hanya menggeleng gelengkan kepalanya, merasa semakin pusing dengan ini
"Liat nanti deh ra, aku pikirin lagi."
"Iyaudah, pikirin lagi. Pesen aku, siapa tau ini jawaban dari tuhan soalnya kamu udah mau karatan jomblonya hahahaha." Ucap Nara yang berhasil dihadiahi timpukan kentang goreng dari Zi.
●●●
Roa, Minhyun dan Jinyoung tengah ada di meja makan sekarang. Hari ini Roa masak nasi goreng ayam. Karena itu yang paling simpel katanya, karena harus menyiapkan segala keperluan jadi Roa hanya sempet masak nasi goreng
"Makan yang banyak kamu." Ucap Minhyun pada Roa
"Siap boss!" Balas Roa sambil mengambilkan nasi untuk Minhyun
"Jinyoung juga ya, makan yang banyak biar gendut, jangan kurus kaya gini." Minhyun mencubit pipi Jinyoung pelan, sementara Jinyoung hanya memanyunkan bibirnya
"Ayah, katanya mau beliin jinyoung mainan. Mana?" Tanya Jinyoung yang hampir membuat Minhyun tersedak, reflek Roa memberikan Segelas air putih pada Minhyun
"Ati ati dong ayah." Ucap Roa pelan sambil mengusap usap punggung Minhyun, Minhyun menegak air putih tersebut lalu menghela nafas
"Hm? Emang ayah pernah bilang gitu ke Jinyoung? Kok ayah lupa ya." Ucap Minhyun santai, sementara Jinyoung semakin mengecurutkan bibirnya kesal
"Huwaaa ayah ngeselin!!" Jinyoung meneteskan air mata, membuat Minhyun panik seketika
"Eh eh kok nangis sih sayang." Dengan cepat, Minhyun meletakkan Jinyoung di gendongannya, sementara Jinyoung menendang nendangkan kakinya, sambil sesekali menangis sesenggukan
"Ayah bercanda, iya ayah udah beliin mobil mobilan buat Jinyoung, tuh ada di mobil." Minhyun mengusap usap punggung anaknya dengan lembut, tangis Jinyoung mulai reda
"Udah ah jangan nangis, cowo gak boleh cengeng. Jangan cengeng kaya bunda kamu nanti kamu ikutan jelek lagi." Minhyun mencubit pelan hidung Jinyoung yang mulai memerah, sementara Roa yang daritadi cuma diem diem senyum liat interaksi mereka berdua akhirnya bersuara
"Ih kok aku?!"
"Hehehehe."
"Udah udah, kamu berangkat sana. Sini Jinyoung bunda aja yang gendong, ayah mau kerja"Roa mengambil Jinyoung dari gendongan Minhyun
"Mana mobil mobilannya?" Tanya Jinyoung polos, membuat Roa dan Minhyun tertawa
"Oiya, bentar ayah ambilin dulu." Minhyun keluar menuju garasi mobil, mengambil mobil mobilan yang ia beli untuk Jinyoung
"Ini mobil mobilannya pangeran kecil hwang." Ucap Minhyun sambil memberikan mobil mobilan remot ke Jinyoung, sementara Jinyoung bertepuk tepuk senang sambil menerima mobil mobilan tersebut
Aduh help author gakuat, ini manis banget help!1! Mau jadi roa!1!
"Tuh kalo udah dapet mainan, ayahnya suka dilupain." Minhyun manyun, Jinyoung hanya tertawa
"Udah kamu berangkat sana, nanti telat lagi." Ucap Roa kemudian, membuat Minhyun mengangguk
"Yaudah aku berangkat dulu ya, kamu hati hati jaga rumah, kalo mau tidur,pintunya dikunci dulu. Ok?" Ucap Minhyun yang dibalas anggukan oleh Roa
'Cup'
Satu kecupan mendarat di kening Roa
"Aku berangkat dulu, hati hati di rumah, i love you." Roa tersenyum
"Hati hati, jangan genit! Semangat kerjanya, i love you too♡." Ucap Roa yang dibalas acungan jempol dari Minhyun.
"Siap boss Roa!." Balas Minhyun membuat Roa tertawa
To be continued....
Jangan tanya. Ini author udah jadi lelehan es, meleleh aslian. Manis banget heran. Ahay. Jangan lupa vomen ya para pembaca pembaca setiaku. Karena vote dan komen kalian tuh jadi penyemangat buat ngelanjutin cerita ini hehe♡
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.