Note: di sini Wonwoo lebih muda satu atau dua tahun dari Mingyu, tapi ga manggil Mingyu 'Hyung'. why? karena aneh aja banyangin Wonu bilang, "Mingyu hyung."
selamat membaca,
Pasangan Mingyu dan Wonwoo telah sampai di sungai Han. Seperti yang Mingyu katakan, di spot ini tidak banyak orang yang berlalu-lalang. Sebagian besar dari pengunjung yang ada juga merupakan pasangan, yang biasanya tidak terlalu mempedulikan kondisi sekitar. Hal itu membuat Mingyu dan Wonwoo lebih leluasa menikmati moment mereka sendiri.
Kini keduanya berdiri dekat pagar pembatas yang mengarah ke sungai. Sepertinya ada pesta perayaan di seberang sungai. Terlihat beberapa kali kembang api ditembakkan ke langit. Bias sinarnya yang meledak dan perlahan memudar di angkasa membuat suasana menjadi lebih romantis bagi pasangan satu ini. Wonwoo mengeratkan tautan tangannya dengan Mingyu sambil memandangi ledakan kembang api yang membuatnya betah memasang senyum di bibirnya. Mingyu bersumpah rela melakukan apapun hanya untuk melihat senyum manis sang kekasih. Dan beruntungnya saat ini Mingyu tidak perlu melakukan apapun, dia secara cuma-cuma bisa memandangi hal favoritnya dari diri Wonwoo itu.
Wajah Wonwoo begitu cantik, dan saat ini bertambah cantik karena terkena sinar warna-warni dari kembang api tadi. Wonwoo memiliki garis wajah yang sempurna. Dagunya runcing dan tulang pipinya menojol -sayangnya pipi itu terlalu tirus-. Bibir bawahnya lebih tebal dari bagian atas, tetapi itu sama sekali tidak mengurangi keindahannya. Saat ini bibir itu melengkung sempurna menghiasi paras cantiknya. Deretan giginya yang rapi mengintip di sela-sela senyumannya. Hidung mancungnya mengerut lucu setiap kali dia tersenyum. Dan jangan lupa mata sipit dan tajamnya seketika membentuk bulan sabit yang menggemaskan. Semuanya terpahat dengan sempurna di wajah itu. Sepertinya Tuhan terlalu bahagia saat menciptakan Wonwoo.
"Ada apa?" Wonwoo menoleh heran melihat Mingyu yang terus memandanginya tanpa berkedip.
"Sepertinya aku semakin jatuh cinta padamu."
"Ewh, cheesy!" Wonwoo memutar bola matanya malas dan kembali menghadap ke depan. "Yah, kembang apinya habis."
Bersamaan dengan itu angin berhembus dengan kencang membuat Wonwoo bergidik karena hawa dingin yang menerpanya. Meskipun sekarang masih musim panas, namun angin malam di Seoul tetap menawarkan hawa dingin yang menusuk. Saat ini hanya sweater rajutan tipis yang membalut tubuh Wonwoo. Dia sedikit menyesal mengabaikan saran Mingyu untuk memakai jaket atau luaran lainnya saat mereka akan berangkat tadi. Pasti sekarang Mingyu merasa begitu hangat dalam long coat tebalnya. Hey, bukankah seharusnya pria sejati akan melepaskan dan memberikan coatnya kepada pacarnya yang kedinginan?
Wonwoo sering melihat adegan itu di drama TV yang ia tonton. Sang pria akan mengalungkan jaket di pundak kekasihnya dengan slow motion yang menambah kesan romantis. Lalu pipi si wanita akan bersemu merah muda, lalu mereka saling berpandangan, lalu wajah mereka semakin mendekat, lalu mereka ber-
Ah sial, adegan romantis seperti itu memang hanya terjadi di drama TV.
Lihatlah pria bertaring panjang di depan Wonwoo ini. Dia masih memasang senyum bodohnya sambil memandang Wonwoo yang jelas-jelas kedinginan. Tidak bisakah dia melihat lengan kurus itu -dengan menyedihkannya- memeluk tubuhnya sendiri untuk mendapatkan sedikit rasa hangat?!
Angin yang lebih kencang kembali berhembus membelai leher Wonwoo yang terbuka. Dia semakin mengeratkan pelukan pada tubuhnya sendiri sambil menggosok-gosok sisi luar lengannya. Berharap hal itu bisa memberinya sedikit kehangatan.
"Uuh, dinginnya...." Wonwoo berusaha membuat 'kode' yang lebih jelas.
"Iya, dingin."
Hanya itu?!!
YOU ARE READING
KELIRU (Meanie)
FanfictionWonwoo selalu berharap agar dia tidak ditakdirkan seperti tokoh protagonis dalam drama-drama picisan yang sering ditayangkan di TV. Kebahagiaannya selalu dicuri dan harus menanggung berbagai kepedihan sepanjang hidupnya. Namun ketika Tuhan mengabulk...