Wonwoo selalu berharap agar dia tidak ditakdirkan seperti tokoh protagonis dalam drama-drama picisan yang sering ditayangkan di TV. Kebahagiaannya selalu dicuri, dan harus menanggung berbagai kepedihan sepanjang hidupnya. Namun ketika Tuhan mengabulkan permintaannya, Wonwoo justru merutuki nasibnya. Kebahagiaannya tidak dicuri. Justru dialah pencurinya. Pencuri kebahagiaan orang lain. Si antagonis berhati dingin. Kehadirannya selalu tidak diharapkan. Datang hanya untuk menaburkan luka pada orang lain.
Wonwoo telah keliru mendambakan cinta dari seseorang telah beristri. Dia tahu ini salah, tapi dia tidak bisa berhenti.
Di salah satu buku yang pernah Wonwoo baca, di sana tertulis: jika kau jatuh cinta, kau seperti sedang menanam bunga. Akan terasa menyenangkan saat menyaksikan bunga-bungamu bermekaran dengan indahnya. Namun jika kau memilih bunga berduri dan menanamnya di tempat yang salah, duri-duri bungamu bisa membuat orang lain terluka. Dan jelas, Wonwoo telah melanggar dua peraturan itu.
Bahkan dia tidak sadar,
entah sejak kapan,
dia telah tertusuk duri bunganya sendiri.
Tetapi dia tidak menghiraukannya. Wonwoo lebih memilih untuk menikmati rasa sakitnya itu. Dia membiarkan duri itu semakin menghujamnya. Asalkan bunganya tetap mekar.
***
Wonwoo sedang membaca novel favoritnya di sofa empuk yang mengarah ke jendela kaca ketika dia mendengar passcode apartemennya berbunyi, pertanda ada yang menekannya. Bibirnya tersenyum sesaat lalu dia memasang ekspresi datarnya lagi. Wonwoo tak bergerak sedikitpun dari singgasananya saat ia mendengar pintu terbuka dan suara langkah pelan mendekatinya dari belakang.
"What's my baby doing?" Lengan kekar melingkar di sekitar leher Wonwoo dari belakang. Disusul dengan kecupan lembut bertubi-tubi di pipinya.
"Berhenti menciumku, byeontae-ya! (dasar mesum!)" Wonwoo menoleh menatap Mingyu. Mingyu melihat mata sipit Wonwoo sedikit sembab.
Berapa lama dia menangis?
Mingyutersenyum tipis dan mengecup lembut bibir kekasihnya. Meminta maaf secara tidak langsung.
"Bab meogeosseo? (udah makan?)"
Wonwoo menggeleng pelan. Mingyu mendesah dan melepaskan pelukannya dari Wonwoo. Berdiri tegap dan berkacak pinggang dengan sebelah tangannya lalu memandang jengah pria manis di depannya.
"Aku sudah mengatakannya berkali-kali. Jaga kesehatanmu, sayang. Makanlah dengan benar. Bergizi dan teratur. Dan juga tidurlah yang cukup. Kau tidak sadar lingkaran hitam di matamu sudah hampir mengalahkan Woozi?" Woozi adalah nama boneka panda besar hadiah dari Mingyu omong-omong.
Wonwoo hanya menyipitkan matanya -yang sudah sipit- memandang sang kekasih yang terus mengomel, lalu berkata, "Katakan itu pada orang yang sering membuatku terjaga sepanjang malam karena ledakan hormonnya yang seperti bocah baru puber!"
Krek!
Mingyu membeku.
Wonwoo jelas-jelas menyindirnya.
Pria bertaring panjang itu tidak tahu harus membalas apa lagi. Matanya mengerjap beberapa kali sampai akhirnya dia memilih....
"Sepertinya aku harus segera menyiapkan bahan untuk makan malam." Mingyu kabur ke arah dapur. " Menu malam ini 'japchae pengantar rindu'!!" Mingyu berseru dengan ceria saat dia sudah mencapai dapur.
Rahang Wonwoo terbuka lebar mendengar susunan kata abstrak yang terakhir Mingyu katakan.
"Berhentilah memberi nama aneh untuk masakanmu Kim Mingyu!" Wonwoo memijit pelipisnya. "Bahkan itu tidak lagi seperti nama masakan. Itu lebih mirip nama mesin ajaib Doraemon!" Wonwoo tidak habis pikir bagaimana bisa pria berumur 24 tahun beperilaku seperti anak SD.
Wonwoo terus mengomel dan menyusul Mingyu ke area dapur. Dan tentu saja Mingyu selalu mendapatkan cara untuk menghindari amukan Wonwoo. Kemudian tak lama terdengar gelak tawa menggema ke penjuru apartemen.
Tidak ada pembicaraan tentang kejadian tadi siang.
Keduanya tidak ada yang menyinggung masalah Sohye atau apapun. Seolah kejadian di supermarket tadi siang tak pernah terjadi. Mereka memang tidak pernah membuat perjanjian secara lisan, tapi alam bawah sadar mereka sepakat untuk tidak membahas Sohye ketika mereka bersama. Mingyu hanyalah seorang Kim Mingyu di hadapan Wonwoo. Hanya seorang kekasih yang manja, menyebalkan, aneh, tapi bisa melakukan apapun. Dan Wonwoo sangat mencintanya.
"Mau ke Sungai Han setelah ini?" Wonwoo baru menghabiskan setengah porsi hidangan-lezat-bernama-aneh ketika Mingyu berkata demikian.
Late Night Date? Senyum Wonwoo mengembang mendengar ajakan Mingyu. Sudah lama keduanya tak menghabiskan waktu bersama. Membayangkannya saja sudah pasti menyenangkan.
Namun senyumnya luntur seketika berubah menjadi raut kesedihan.
"Kau yakin, tidak apa-apa?" Suara Wonwoo begitu lirih namun masih terdengar jelas. Dan Mingyu paham apa maksud dari pertanyaan itu.
Menjadi seorang simpanan bukanlah sesuatu yang mudah. Wonwoo dan Mingyu harus menyembunyikan hubungan mereka dari dunia. Saling berbagi kasih tanpa seorang pun tahu. Harus merencanakan acara kencan mereka secara matang dari jauh-jauh hari. Selalu berhati-hati dan menjaga jarak saat di keramaian. Tentu saja mereka tidak bisa secara bebas melakukan skinship -atau sekedar begandengan tangan- di depan umum. Jangan lupa bahwa tanpa pernikahan Mingyu pun hubungan mereka sudah sebuah kesalahan. Hubungan antar pria masih menjadi sebuah tabu bagi sebagian besar masyarakat Korea. Oleh karena itu mereka lebih sering pergi ke luar negeri agar bisa lebih bebas bermesraan. Uang bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Mengingat Mingyu adalah CEO dari KAI corporation, perusahaan yang bergerak dalam bisnis telekomunikasi, elektronik, dan transportasi.
"Tidak apa." Mingyu tersenyum lembut dan mengelus kepala si surai hitam di depannya. "Aku tahu spot yang jarang dikunjungi orang dan pemandangannya justru lebih indah. eotte? (gimana?)" Wonwoo kembali memasang senyum manisnya dan mengangguk dengan semangat.
Sebenarnya Wonwoo juga tidak pernah berharap dia akan jatuh cinta pada seseorang yang sudah menikah. Apalagi seorang pria. Tapi apa yang dia bisa perbuat setelah dia menyadari bahwa dia telah bertekuk lutut terperangkap dalam pesona sang Mingyu.
TBC
tbh, aku ga pede buat publish chap ini, diksinya masih ga tertata dan antar paragrafnya kurang nyambung.
Maaf kalo kepanjangan dan membosankan.
Maaf juga kalo fanfic ini sinetron bgt, karena hanya segini lah daya imajinasiku. 😂
Tapi aku serius buat fiksi ini loh, sampe googling dengan keyword aneh-aneh, kaya
fenomena pelakor
cinta yang salah
cinta dalam perselingkuhan
pengalaman pribadi berselingkuh
dll (dan lainnya lupa)
biar bisa mendalami gichuu... 😂
Don't forget to vote and give a comment. Gomawoooong
YOU ARE READING
KELIRU (Meanie)
FanfictionWonwoo selalu berharap agar dia tidak ditakdirkan seperti tokoh protagonis dalam drama-drama picisan yang sering ditayangkan di TV. Kebahagiaannya selalu dicuri dan harus menanggung berbagai kepedihan sepanjang hidupnya. Namun ketika Tuhan mengabulk...