Prolog: (1 jam untuk melarikan diri)

107 11 4
                                    

***note for reader***
jangan lupa vote ya.

********

"Escape from the hotel within 1 hour or you die."
>>>From Mr. X<<<<
*****
Angin berhembus tanpa ampun menerpa keras sekitar hingga menjatuhkan sebuah benda.

Traannkk....

Suara dari benda itu menggema hingga membuat seorang gadis terperanjat dari tempat tidurnya. Dia tertegun ketika melihat sekitar, ruangan ini hampir gelap, sarang laba-laba merambat memenuhi sudut ruangan, tanaman liar merambat pada ding-ding yang retak, bahkan butiran-butiran debu hampir menyelimuti ranjang yang dia duduki dan lemari kecil di sampingnya.
"Apa-apaan ini?" gumam gadis itu seraya terus memperhatikan sekitar, gadis itu mendekati sebatang lilin yang sedang menyala dan berdiri tegak di atas cawan. Gadis tersebut mendapati secarik amplop yang tergeletak di samping lilin lalu sertamerta membukanya, di dalam amplop itu terdapat sebuah kertas bertulisan.
"Melarikan diri dari dalam hotel dalam waktu 1 jam atau..." Gadis itu membalikan kertas hingga mendapati kelanjutan dari kalimat tersebut. "Atau kau mati!"
>>>From Mr. X<<<
Gadis itu tertegun, Jantungnya berdetak kencang sedangkan dalam pikirannya muncul berbagai pertanyaan ketika membaca isi tulisan, apa yang terjadi? Di mana ini? Dan siapa Mr. X? Mengingat fakta bahwa watunya terbatas dari pada memikirkan pertanyaan yang tidak akan cepat terjawab lebih baik dia segera keluar dari sini. Mata Gadis itu melirik arloji yang melingkari lengannya lalu mulai mengatur waktu mundur 1 jam dari sekarang.
Tap..tap..tap...
Suara derap langkah kaki yang menghasilkan gema terdengar dari luar ruangan. Penasaran, gadis itu membawa lilin lalu segera keluar dari ruangan dan memeriksa suara itu berharap ada seseorang yang bisa membantunya. namun ketika sampai yang dia lihat hanyalah kumpulan kelelawar. Dengan perasaan kecewa gadis itu membalikan badannya hingga mendapati seorang pria sedang berdiri membelakanginya, pria itu tinggi dan rambutnya hitam sebahu, cipratan darah terlihat di punggung kemeja birunya dan celana cokelat panjangnya yang penuh dengan robekan.
"Permisi, maaf bapak siapa?" Tanya gadis itu namun pria itu hanya mematung.
"Maaf bisa jawab pertanyaan dari saya?" Gadis itu kembali bertanya namun pria tersebut hanya berdiri dalam diam sementara gadis itu melangkankan kakinya perlahan untuk mendekat.
"Bapak baik?"Gadis itu memegang pundaknya.
"Hihihi..."
"Bapak kenapa?"
Plukkk...
Tidak ada hujan tidak ada angin kepala pria tersebut terlepas begitu saja dari tubuhnya hingga membuat gadis itu tercengan, tubuh Gadis itu seketika gemetar hebat ketika mengetahui pria di hadapannya bukanlah manusia, dengan kaki gemetarnya gadis itu melangkah mundur seraya terus menatap mahluk aneh di hadapannya.

Kini tubuh pria itu bergerak mengambil kepalanya sendiri lalu berjalan perlahan menuju seorang gadis yang sedang gemetar dihadapannya.
"AAAAA...." Gadis itu berteriak lalu berlari secepat kaki membawanya dan menjauhi sosok pria itu hingga lilin yang dibawanya padam diterpa angin. Setelah berlari cukup jauh gadis itu berhenti sesaat mencoba menormalkan nafasnya yang terengah-engah.
Kkrriinkk...Sebuah telepon berdering disertai secercah cahaya yang muncul di persimpangan koridor. Merasa penasaran, gadis itu berjalan menuju cahaya tersebut sampai dia mendapati sebuah smartphone sedang berdering di atas lantai berdebu. Tanpa berfikir panjang gadis itu mengangkat panggilannya.
"Hello?" Sapa gadis itu.
"Bagaimana kabarmu Shelly?" Dari suaranya sepertinya yang menelfon adalah seorang pria.
"Siapa kau?"
"Perkenalkan, aku Mr. X."
"Apa yang kau inginkan? Cepat keluarkan aku dari sini?!"
"Tentu kamu bisa keluar setelah menyelesaikan tugasmu. Tugasmu hanya satu, melarikan diri dari hotel ini dalam waktu 1 jam atau kau mati."
"Apa tujuanmu sebenarnya membuatku masuk ke dalam permainan konyolmu?"
"Tidak ada, semua pintu keluar dihalangi oleh sinar laser jika kau mengenai sinar laser itu maka kau akan terpotong."
"Jika semua jalan keluar ditutup bagaimana aku bisa keluar?"
"tuuuut.....tuuut...tuuut..."
"Dasar!" Shelly menghela nafas berat sebelum melirik kembali arlojinya. Sisa waktunya tinggal 50 menit lagi. Tanpa membuang waktu Shelly bergegas pergi melalui lorong yang cukup gelap diterangi oleh smartphone yang baru dia temukan namun langkahnya terhenti ketika Ia mendengar sebuah suara, suara itu perlahan mendekat seperti suara mesin tapi mesin apa?
DAAARRR...
Sebuah pintu ruangan terhempas dari tempatnya, disusul dengan sosok pria yang keluar dari ruangan bersangkutan. Mata Shelly meneliti sosok yang ada di hadapannya, seorang pria berkepala gundul yang hanya menggunakan celana pendek hitam, perawakannya jangkung, matanya merah menyala, kulitnya pucat dengan tangannya yang keriput dia menggenggam sebuah crain saw (gergaji mesin) Shelly yang sadar dirinya sedang berada dalam bahaya ketika melihat tatapannya yang tidak bersahaba, akhrinya Shelly memilih lari untuk menjauhinya, malasalahnya Shelly sedang tidak memiliki senjata jadi bagaimana melawannya? Pria itu mengejar Shelly seraya terus-menerus mengayunkan crain sawnya, namun beruntungnya gerakan mahluk aneh itu lambat sehingga Shelly bisa menjauh darinya.

Shelly berlari sambil mencoba membuka semua pintu di koridor yang kebanyakan terkunci, namun beberapa saat kemudian dia mendapati sebuah pintu yang terbuka. Dia masuk kedalam sebuah ruangan yang penuh dengan lemari tua dan berdebu. Tanpa berfikir panjang Shelly bersembunyi di salah satu lemari, nafas Shelly memburu karena lari sprin tadi telah membuatnya lelah, sayangnya beberapa saat kemudian pria gundul itu juga turut masuk kedalam ruangan.

Shelly mengintip di balik celah lemari tempat persembunyiannya, nampak pria itu mencoba mencari Shelly namun tidak menemukannya, bukannya pergi dari ruangan pria gundul itu malah mengayun-ngayunkan crain sawnya seraya menghancurkan satu persatu lemari di sektitarnya
"Kau bisa lari tapi kau tidak bisa sembunyi hahaha!" Seru pria gundul itu dengan suara serak. Setelah Pria itu menghancurkan sebagian lemari akhrinya mata merahnya melirik lemari tempat persembunyian Shelly, pria gundul itu memiringkan kepalanya dan berfikir sejenak sebelum mempersiapkan crain sawnya untuk memotong. Pada akhirnya Pria itu melangkah mendekat menuju lemari tempat persembunyian Shelly, langkahnya disertai dengan suara crain saw yang semakin bising. Shelly hanya bisa pasrah melihat pria gundul itu semakin mendekat.

>>>BERSAMBUNG<<<

Terlalu pendek? tenang masih awal. saya mungkin akan update paling lama 1 minggu sekali atau 1 minggu 3 kali (kalau tidak sibuk).
silakan berkan krisarnya, boleh pedas asal membangun. Eh iya, jika ada yang mengcopas story saya tanpa mencantumkan naman saya sebagai penulis segera beri tau saya. Itu berati dia tidak meminta Izin, meskipun saya nulis cuman sekedar hobi, tapi lebih baik permisi dulu.

>>>terimakasih telah baca<<

Horro Escape (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang