Warning:
Aku akan menceritakan bagaimana aku mengenal lelakiku ini.
----
"Lah, kocak banget pake tangan kiri. Make tangan kanan!!."
Tempat Ekskul Badmin.
Seperti biasanya, dihari sabtu aku akan pergi ekskul bulu tangkis. Iya, dulu saat masih kelas satu SMK aku semangat mengikuti ekskul ini. Walaupun aku bilang aku rajin, namun aku juga punya penyakit. Dan ternyata penyakitku hari itu kambuh, si malas.
Dengan agak malas aku berangkat ketempat itu. Kebetulan aku adalah gadis penyuka gratisan jadi aku berangkat bersama temanku yang kebetulan menawarkan tebengan,tenang laki-lakiku temanku perempuan kok. Satu kelas juga denganku."Kelamaan sih lo chik, telat kan. Macet lagi." Ucap teman perempuanku.
"Ya maaf, gue kam gatau kalo macet. Maaf deh."
Ah, aku juga merasa kesal sebenarnya karena terjebak macet aku yang disalahkan. Padahal bukan salahku jika jalanan macet hari itu. Ingin aku rasanya marah tapi aku juga merasa bersalah karena membuat temanku menunggu lama. Hei, salahin angkotnya ya. Jangan aku.
Sampainya aku di tempat ekskul sebernarnya aku sudah ga mood karena macet tadi, tapi saat aku masuk aku lihat teman-teman kelasku yang mengikutin ekskul hadir.
Masihku ingat, sahabatku widy menyapaku dengan polosnya
"Kenapa chik? Macet ya? Kena omelan?"
"Iya, gue diomelin wid. Yampun gue bete"
"Jangan bete, nanti kita disuruh main loh. Ganti-gantian"
"Gak ikut ah wid, gue malu"
Rasanya aku ingin kabur saat itu juga, karena jujur aku sudah malas duluan dengan semuanya. Untung saja, aku bukan gadis yang tahan lama kalo bete, hei. Aku tahu kamu –laki laki berhoodie navyku- pasti akan mencibirku saat membaca ini. Karena bertemu teman-temanku aku melupakan segalanya.
Saat sedang menunggu giliran aku bermain, ternyata masih giliran laki-laki dari kelas lain. Aku lihat laki-laki itu bermain, terpikir dipikiranku, laki-laki ini siapa? Kenapa aku baru lihat?apa dia satu jurusan denganku disekolah?. Maklum walaupun aku tergabung dalam ekskul atau organisasi lainnya aku bahkan tidak mengeal teman-temanku sendiri.
Tiba saatnya aku bermain, aku berpasangan dengan teman sekelasku, laki-laki. Ups! jangan marah,hanya temanku dikelas kok.
Sebenarnya aku gugup saat disuruh, karena aku bukan tidak bisa bermain. Tapi karena aku tidak menggunakan tangan kanan. Ya, aku kidal. Tapi aku berusaha untuk bersikap biasa saja.
Aku sudah sangat percaya diri dengan sekitar, dan menganggap semua tidak sedang melihatku. Aku anggap mereka semua yang disana adalah bebek-bebek yang sedang dilepas oleh pemiliknya.
"IHH,MASA MAKE TANGAN KIRI! KALO MAIN MAKE TANGAN KANAN LAH". Tereak seseorang dari pinggir. Ah, padahal aku sudah enjoy dengan semuanya. Aku malu, aku kesal.
"Lah, kenapa? Yang penting gue bisa main!!!!." Ujarku dengan santainya sambil bermaintapi aku sangat kesal dengan orang itu.
"Lah, kocak banget pake tangan kiri. Make tangan kanan!!." Masihku dengar suara yan tidak berat dan menyebalkan itu. Sebenarnnya ingin sekali aku menaboknya dengan raket milikku!.
Saat selesai bermain, akupun kembali ketempatku dengan perasaan kesal. Pokoknya ingin sekali aku menabok laki-laki itu. Huh, bisa-bisanya dia ngomong begitu. Batinku.
"Wid, lo tau gak, siapa yang tadi ngeledekin gue?."
"Tau, anak MM dua dia. Udah jangan kesel. Emang dia kaya gitu orangnya kayaknya sih."
Sambil menengguk air mineral, aku masih tetap menggrutu tentang laki-laki itu. Mari aku ceritakan bagaimana ciri-cirinya, dia gak tinggi-tinggi banget, suaranyapun gak berat kaya cowo-cowo idamanku dulu. Dan yang palingku ingat, rambutnya. Rambutnya tertata dengan rapih. Ku ulangi, rambutnya tertara rapih. RAPIH. R-A-P-I-H. Oke, maaf.
Sebernarnya dari saat itu aku mengenal laki-lakiku itu dengan kata-kata "Oh, yang ngatain gue kocak gara-gara main bulu tangkis make tangan kiri?!."
Percayalah, dari awal bertemupun dia memang sudah membuatku naik darah. Omong-omong aku jadi merindukan dirinya. Pasti ia akan geer saat membaca, kisah ini. Biarkan, aku suka aku yang jadi alasannya geer.
KAMU SEDANG MEMBACA
Laki laki berhoodie navy
Teen Fiction"Aku percaya,suatu saat nanti kau akan mencintaiku," ucapmu dengan yakin. Dan kali ini aku percaya, Aku si gadis yang mulai mencintai laki-laki berhoodie biru navy.