1

11 1 0
                                    

Tap

Tap

Tap

Ku langkahkan kaki ku secepat yang aku bisa,sungguh jika bukan karena kelas tambahan tadi aku tidak mau menghabiskan waktuku lebih banyak di kampus,apalagi hari sudah malam. Aku benci malam hari.

"Luna !"

Aku tersenyum dan melambai saat seseorang meneriaki namaku dari arah gerbang,itu Ten. Oh syukurlah,aku sudah khawatir bagaimana caraku pulang karena hari sudah malam. Tapi untunglah Ten datang menjemput.

"Menunggu lama ?"

Aku tersenyum saat telapak tangannya mengusap rambutku diiringi dengan senyum manisnya. Jika saja aku tidak ingat dia adalah sepupuku mungkin saat ini aku akan meminta agar dia menjadikanku kekasihnya.

"Tidak,ayo masuk. Kita pulang"

Aku mengangguk dan segera mengambil tempat disamping kemudi. Setelah aku memasang seatbelt Ten pun mulai melajukan mobilnya menuju rumah.

Berbicara soal rumah sejak aku kelas dua SMA aku memutuskan untuk tinggal sendiri di sebuah apartement dekat daerah Gangnam dan tidak tinggal bersama keluarga Ten lagi. Setelah kematian kedua orangtua ku dan juga kakak ku aku dirawat oleh keluarga Ten. Keluarga Ten sangat baik namun,karena tidak ingin semakin merepotkan aku memutuskan untuk tinggal sendiri dan orangtua Ten setuju dengan syarat Ten harus ikut tinggal denganku untuk menjagaku.

"Bagaimana hari mu Lim ?"

"Melelahkan dan menyebalkan"

"Haha..semua hari akan kau bilang menyebalkan jika harus pulang larut Lim"

Ten terkekeh pelan saat aku menceritakan bagaimana hariku yang sangat melelahkan dan menyebalkan,mulai dari tugas yang semakin menumpuk,aku yang menjadi korban kejahilan Doyoung hingga kelas tambahan yang mendadak.

"Ck,kenapa kau menertawakanku ?! Menyebalkan"

"Baiklah,aku berhenti tertawa. Tapi Lim apa kau masih takut dengan kegelapan dan...malam ?"

Ten sedikit memelankan suaranya diujung kalimat,ia tahu harusnya tak menanyakan hal itu padaku. Namun aku juga tahu Ten tidak ingin jika sepupu kesayangannya berlarut-larut dalam ketakutannya pada kegelapan dan malam hari. Bahkan ketakutanku sudah berubah menjadi phobia.

"Ten,kau tahu jawabannya. Dan jawaban itu tak akan berubah"

Aku mengalihkan pandangan kejendela dan memejamkan kedua mataku. Andai bisa memilih aku juga tak ingin memiliki phobia aneh seperti ini.

***

"Lim,bangun"

Untuk kesekian kalinya Ten mengguncang pelan tubuh Luna namun Luna tetap saja bergeming. Ten menghela nafas,jika seperti ini mau tak mau Ten harus menggendong Luna hingga ke apartement mereka dilantai empat.

"Untung aku sayang padamu Lim,jika tidak sudah kuseret kau"

Ten menggerutu sepanjang perjalanan. Bukan karena Luna yang berat,namun gadis dengan rambut sebahu itu terus saja bergerak di dekapannya. Tak ayal Ten yang menggendong Luna dengan cara bridal style merasa kesulitan.

Cklek

Setelah memakan waktu lima belas menit mereka pun tiba di apartement dan tanpa ragu Ten segera menuju kamar Luna.

"Akhh...Akhirnya,kau harus membayar ini saat kau bangun nanti Lim"

Ten merebahkan Luna diatas kasurnya dan menyelimuti sepupu tersayangnya itu lalu beranjak menuju kamarnya sendiri,sejujurnya Ten juga sangat lelah seharian mengelola kafe.

Day and NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang