2

4 1 0
                                    

Kau yakin 'dia' kembali ? Bukankah dia harusnya ada di Kanada ?"

Ten mengangkat bahunya tanda tak tahu membuat Taeyong menghela nafas lelah. Dikunjungi 'wanita ular' itu termasuk dalam kegiatan yang Taeyong benci jadi wajar saja jika pria bermarga Lee itu langsung menunjukkan raut badmood nya.

"Berharap saja,dia tak akan menemui mu Tae"

Ten menepuk pundak temannya itu dan segera pergi meninggalkannya sendiri.

"Aku pergi ke cafe dulu,jika butuh aku datang saja"

Pesan Ten sebelum pria bertubuh mungil itu menghilang dibalik pintu. Taeyong mengacak rambutnya kasar,jika sudah begini ia harus mencari hal yang menarik agar moodnya kembali bagus.

***

"Yoona,bawa adikmu pergi sejauh mungkin jangan kembali kerumah ini apapun yang terjadi,mengerti ?"

Aku menatap Ayah,Ibu dan juga Yoona eonni bergantian. Aku bingung kenapa Ayah dan Ibu memintaku dan Yoona eonni berkemas. Bahkan Yoona eonni masih menggunakan seragam SMA nya dan yang semakin membuatku bingung Ayah dan Ibu menyuruh Yoona eonni membawaku pergi dari rumah.

"Eonni,kenapa kita harus pergi ? Apa Ayah dan Ibu marah pada kita ?"

Aku menarik ujung seragam Yoona eonni menyuarakan isi kepalaku. Kulihat Yoona eonni tersenyum dengan mata yang berkaca-kaca,ia mengusap rambutku pelan dan mensejajarkan tingginya denganku.

"Tidak, Ayah dan Ibu tidak marah,mereka menyuruh kita pergi karena mereka harus bertemu orang-orang jahat dan melawan mereka"

"Ibu dan Ayah akan berkelahi ? Wah..aku juga ingin ikut eonni ! Aku kan sudah bisa karate"

Aku menunjukkan beberapa gerakan karate yang baru saja aku pelajari baru-baru ini,membuat Ayah,Ibu dan Yoona eonni tertawa. Ibu tiba-tiba saja menghampiriku dan Yoona eonni lalu memeluk kami diikuti oleh Ayah.

"Lim, jika besar nanti jadilah gadis yang baik hati,jujur dan kuat ya ? Kau harus bisa melindungi orang yang kau sayangi"

"Kau juga harus patuh dan bersikap baik pada Yoona eonni ya ?"

Aku mengangguk mendengar ucapan Ayah dan Ibu,mereka tiba-tiba saja menangis dan memeluk kami lagi.

"Yoona pergilah kerumah bibi Lisa,disana kalian aman. Berikan juga ini padanya"

Ayah memberikan sebuah amplop besar pada Yoona eonni dan tiba-tiba saja terdengar keributan di depan membuat Ayah dan Ibu panik.

"Kami menyayangi kalian Yoona,Luna"

Ibu mengecup puncak kepala ku dan Yoona eonni lama,kulihat Ibu memberi isyarat pada Yoona eonni dan langsung saja Yoona eonni menarikku keluar rumah lewat pintu belakang.

"Luna,tak apa kan jika kita berlari ? Kita akan berlari hingga halte bus kau kuat ?"

"Ne eonni ! Aku kan sudah besar jadi aku kuat !"

Yoona eonni tersenyum mendengar ucapanku dan kami pun terus berlari menuju halte bus. Namun beberapa meter dari halte bus kami melihat segerombolan pria dengan pakaian hitam menatap kearah kami.

"Kita lari kearah lain,ayo Luna !"

Yoona eonni terus mengajakku berlari entah kemana,kami melewati beberapa gang sempit beberapa kali Yoona eonni melihat keadaanku yang sudah pucat karena kelelahan.

"Luna bertahanlah,sebentar lagi sampai"

Yoona eonni semakin mengeratkan genggamannya padaku dan akhirnya kami berhenti di belakang sebuah restoran,kulihat Yoona eonni  yang tak kalah pucat dariku.

Day and NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang