Perkenalan

19 2 0
                                    


Pagi yang mendung diselimuti oleh awan kelabu, tidak banyak kendaraan berlalu lalang, menikmati jalanan sendirian, ya..waktu yang tepat untuk mendengarkan lantunan musik sesuai dengan suasana hati. Gloomy Sunday.

Ah... tapi hari ini Senin jadi mungkin akan gue ubah judulnya menjadi Gloomy Monday. Baru saja ingin memasangkan headset ke kepala ku, sekolah yang sudah berjarak tidak terlalu jauh mengumandangkan bel yang terdengar sangat nyaring bagi semua yang melintasi.

Telolet.. telolet.. telolet..

"GAWAT! Terlambat lagi gue, bisa bisa kena panggil BK.. ahhhh kelar udah hidup gue"

Tidak seperti film film anime, gue tidak akan bertabrakan dengan seorang cowok yang tampan, karena itu sangat menyimpang dengan kehidupan gue yang semuanya serba gloomy.

Entah dewa apa yang sedang memihak pada gue, akhirnya gue berhasil masuk sekolah dengan selamat dan tidak terlambat.

"Eh Pak Sam...Pak Pak tunggu, jangan ditutup duluuu woiii"

"ett dah busett, kamu ini kerjaannya terlambat, ga bosen emangnya?"

"Anggap aja hobi hehe, btw itu rambut model baru ya Pak?"

"gausah banyak basa basi kamu, sana upacara mau mulai tuh"

"ganteng kok Pak, yaudah duluan ya"

Ya.. sebenarnya gerbangnya hampir ditutup oleh satpam sekolahan gue yang bernama Syamsuldin biasa dipanggil Pak Sam si... ya tetap aja yang penting gue ga terlambat.

Oh ya tadi gue nyebut masalah Selamat ya? Iyalah, Gue barusan aja lari dengan sekuat tenaga. Dan jujur, gue bukanlah tipe cewek yang hobinya lari, mana ada sih cewek yang hobinya lari, jarang kali.

Karena menurut gue dari lari bisa menyebabkan berbagai macam kecelakaan yang sangat tidak gue inginkan. Apalagi dengan berbagai cerita yang akan gue ceritakan kepada kalian semua, ga bakal deh kalian mikir hidup gue itu aman, damai dan tentram.

Upacara dimulai, semuanya berbaris dengan rapih.

Sang bendera Merah Putih berkibar dengan hebat, salah satu pemandangan yang amat gue dambakan dipagi hari. Tapi tidak untuk mendengarkan ceramah guru yang sangat membosankan.

Semua murid dan of course gue salah satunya berharap penceramah kali ini tidak seperti yang minggu kemarin. Panjang dan lama.

Tidak ada satupun yang mendengarkan ceramah, yang ada sibuk masing masing seperti mainin dasi atau berbisik bisik dengan kawannya. Tapi tidak dengan gue, teman aja gapunya gimana mau berbisik bisik.

"Eh liat, temen lu tuh Nif, Rifah ga pernah sisiran atau ngerawat diri gitu? Kucel banget"

Sahut Syifa cewek tercantik disekolah tapi tidak sepadan dengan sifatnya yang angkuh dan sialnya gue satu kelas dengan dia.

"Hahaha, in your dreams, dia ga akan pernah jadi temen gue ok, secara dia itu weirdo" sahutnya cewek bernama Hanifahyang sejenis dengan Syifa .

"Hahaha parah banget sumpah lu berdua, gini gini lu seneng nanya jawaban kan ke dia?" ya bisa dibilang dia juga salah satu geng abal abal Syifa. Balqis namanya.

"kedengeran bodoh!" gumam ku dalam hati.

Dari percakapan geng abal abal tersebut kalian bisa menyimpulkan sendiri kan, siapa gue dan tokoh apa yang gue perankan dalam cerita ini.

Nama gue Arifah Nur , salah satu murid cewek kelas 11 IPA dengan segala jenis keanehannya yang membuat gue dikucilkan oleh murid satu sekolahan terutama yang sudah pernah sekelas dengan gue.

Tapi jangan salah sangka, gue itu termasuk primadona di hati para guru tercinta karena gue yang handal dalam semua pelajaran kecuali olahraga. Gue benci olahraga.

Satu sekolah sudah tau keanehan gue.

Six sense atau indra ke enam atau apalah itu namanya intinya gue bisa ngelihat apa yang kalian gabisa lihat.

Bukan hanya itu gue terkadang bisa membaca pikiran orang lain jika gue menghendakinya, karena gue males ngurusin hidup orang dengan membaca pikiran mereka agar semua pertanyaan gue seperti

"tuh bocah ada masalah apa ya?"

"dia kenapa? Galau diputusin?"

Hell no.. gue bukan orang yang senang ngurusin hidup orang lain. Hidup gue aja masih berantakan. Apalagi ditambah dengan ngurusin hidup orang lain, bisa hancur kali hidup gue.

Ya itulah seserpih alasan kenapa gue males baca pikiran orang lain.

Terus indra ke enam nya gimana dong? Ya mau gimana lagi namanya juga penglihatan, mau gamau ya gue ngliat semuanya. Semua yang membuat gue jijik hingga gue bisa berkali kali izin ke kamar mandi untuk muntah dan yang membuat gue trauma untuk masuk sekolah lagi.

Karena terkucilkan alias tidak punya satupun seorang teman, jadi gue tidak jauh dari masalah bullying.

ah.. gue sudah terbiasa dengan itu. dari yang memukul, memfitnah atau mengurung gue dikamar mandi. "SUDAH BIASA" dan semuanya dapat tertangani dengan mulus tanpa adanya sangkut paut pihak BK. hebat kan gue, ya sedikit menghargai diri dengan segala keanehan gue boleh kan.

Ya inilah gue, Arifah nur siswi dengan indra ke enam ini.

ENAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang