Ara mengakui bahwa dia menghindari Park Chanyeol selama dua minggu ini. Bukan karena dia malu dengan kejadian one night stand antara dirinya dengan sang CEO. Tetapi lebih karena, kenyataan seorang Park Chanyeol tidak seperti yang dia harapkan.
Ara tahu dan sudah menjadi rahasia umum, jika CEO Park adalah seorang playboy kelas kakap dan lelaki brengsek. Seantero pegawai di gedung Park Company sudah mengetahui jika sang CEO tidak pernah mau menjalin hubungan serius dengan wanita manapun.
Namun, mendengar dari orang lain dan mengetahui langsung adalah dua hal yang berbeda. Dan ucapan Park Chanyeol tentang bagaimana pila pikir pria itu tentang kehamilan seolah-olah membuka mata Ara.
Kenapa yang ditanyakan pria itu bukan keadaannya? Apakah pria itu lupa jika dia sudah menghabisi tubuh Ara semalaman?
Atau paling tidak menanyakan perasaan Ara sebagai seorang wanita yang baru saja melepas keperawanannya?Pria itu justru memilih pertanyaan tentang bagaimana jika Ara hamil. Benar-benar tipikal pria brengsek yang hanya ingin enaknya, tapi tidak mau akibatnya.
Untungnya Ara tidak bodoh hingga membiarkan benih pria sebrengsek Chanyeol tumbuh di dalam rahimnya. Segera setelah meninggalkan apartemen pria itu, Ara langsung membeli pil kontrasepsi. Walau pil sialan itu membuatnya mual selama beberapa hari, tapi Ara bisa tenang karena menstruasinya datang tidak lama setelahnya. Ara tidak perlu memperpanjang urusan dengan sang CEO Park.
Siang ini, Ara memilih menghabiskan waktu makan siangnya di atap gedung Park Corporate, sama seperti yang sudah dia lakukan beberapa hari terakhir ini. Ara sengaja menghindari kantin dan mejanya, karena dia tahu Park Chanyeol akan mencarinya di dua tempat itu.
Entah apa yang membuat lelaki itu masih saja mencarinya. Padahal Ara jelas tidak menuntut pertanggungjawaban darinya. Juga tidak membuka rahasia bahwa mereka pernah menghabiskan malam panas berdua. Ara tidak cukup bodoh untuk meletakkan derajadnya sama dengan para wanita murahan lain di perusahaan ini. Yang sedemikian mudahnya jatuh kedalam pelukan Park Chanyeol.
Walaupun kenyataannya adalah Ara sama saja dengan mereka. Sama murahannya, tetapi Ara tetap tidak mau mengakui kenyataan itu. Maka Ara akan selalu menutupi apa yang sudah terjadi antara mereka berdua dengan cover penutup yang jauh lebih elegan. Atau Ara biasa menyebutnya, munafik. Ara harus mengakui bahwa dia tidak bisa menolak pesona seorang Park Chanyeol. Apalagi setelah merasakan apa yang pria itu lakukan pada tubuhnya malam itu.
Ingatan Ara melayang kembali pada malam panas yang dia habiskan dengan seorang Park Chanyeol. Dan Ara harus mengakui bahwa semua berita yang dia dengar tentang bagaimana perkasanya seorang Park Chanyeol di atas ranjang adalah benar. Atau dapat dia katakan, hanya ungkapan dipermukaan saja. Karena sekali lagi, mendengar dan merasakan langsung adalah dua hal yang berbeda.
Ara masih mengingat bagaimana Chanyeol menyentuh setiap inti tubuhnya dengan jemari besarnya, bibir tebalnya dan lidahnya. Pria itu bukan hanya menyentuhnya, tetapi juga memuja tubuhnya. Ara benar-benar merasa seperti wanita paling cantik didunia, hanya berdasarkan perlakuan Chanyeol dan bagaimana pria itu memandang dirinya, atau ketika sekarang Ara mengingatnya, memandang tubuh telanjangnya.
Pria seperti Park Chanyeol mampu membawa perawan seperti Ara merasakan puncak berkali-kali hanya dengan tangan serta lidahnya. Dan ketika milik lelaki itu memasuki miliknya, Ara merasa bahwa semuanya adalah tepat dan sempurna. Bahwa bukan suatu kebodohan Ara menunggu Park Chanyeol.
Bagaimana pria itu menenangkannya ketika dia menyadari bahwa perempuan yang dia bawa malam ini adalah seorang perawan. Bagaimana Chanyeol memuji miliknya yang sedemikian pas dengan milik pria itu. Serta bagaimana seorang Park Chanyeol mampu membuat Ara yang selama ini selalu bertingkah anggun, menjadi seorang wanita kelebihan hormon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Labyrint of - ON HOLD
FanfictionKyungsoo tidak menyangka bahwa malaikat yang selama ini dia kagumi ada didepannya. Dan semakin tidak menduga bahwa malaikat itu tidak selamanya putih. Ketika Kyungsoo merasa jalan cintanya berjalan seperti di awan, dia harus dihadapkan pilihan. Keba...