Jisoo - 09

106 10 6
                                    

Hari ini seharusnya Jisoo memiliki janji dengan Kyungsoo, tetapi dia malah terjebak di halte depan toko buku langgangan Kyungsoo. Hujan deras tiba-tiba turun, dan sialnya lagi hari ini Jisoo tidak membawa mobil serta ponselnya mati. Membuat Jisoo tidak bisa menghubungi supir di rumahnya untuk menjemput, maupun menelepon taksi. Jisoo sudah dapat membayangkan omelan Kyungsoo karena datang terlambat, mengingat saat ini sudah lebih satu jam dari waktu pelajaran tambahannya seharusnya dimulai. Tapi Jisoo merasa mati kutu saat ini. Hujan terlalu lebat untuk Jisoo pergi ke telepon umum dan dia tidak membawa payung.

Semua ini berawal dari keinginan bodoh Jisoo untuk memberikan hadiah ucapan terimakasih pada Kyungsoo yang sudah menyelamatkanny tempo hari. Berdasarkan hasil pengamatan Jisoo selama beberapa bulan mengenal pria bermulut pedas itu, Kyungsoo sangat menyukai fotografi dan film. Sehingga Jisoo berniat mencarikan buku yang berkaitan dengan dua hal itu. Dia sukses mendapatkannya buku yang dia inginkan dan sudah aman di dalam tasnya, namun semesta berkehendak lain. Hujan musim panas tiba-tiba mengguyur jalanan Seoul membuatnya terjebak seperti orang bodoh. Beberapa kali berusaha menghentikan taksi, namun cuaca yang sedemikian ekstrim membuat setiap taksi yang melintas di hadapannya pasti sudah terisi.

Ditengah waktu menunggunya, Jisoo justru menatap hujan yang tidak kunjung berhenti turun. Pikirannya melayang pada pria yang sekarang ada dikepalanya. Do Kyungsoo. Pria itu berhasil memakan ruang di kepalanya selama beberapa hari terakhir ini. Jisoo, entah kenapa selalu tersenyum jika mengingat pria yang berusia 4 tahun lebih tua darinya itu. Jisoo tidak bisa lagi memandang Kyungsoo dengan pandangan yang sama setelah kejadian beberapa hari yang lalu di tepi sungai Han. Walaupun pria itu tetap dingin dan bermulut wasabi seperti biasa, namun bagi Jisoo semuanya nampak berbeda saat ini.

Beberapa bulan mengenal Kyungsoo, Jisoo mengakui bahwa pria itu membuatnya rajin belajar. Semua karena Jisoo lelah mendengar sindiran Kyungsoo karena nilai akademisnya. Akibatnya, nilai Jisoo langsung melejit pesat karena tidak ingin malu didepan Kyungsoo.

"Kyungsoo, ada apa denganku sebenarnya?" bisik Jisoo lebih pada dirinya sendiri karena tidak bisa mengeluarkan pria itu dari pikirannya.

"Aku yang harusnya bertanya kepadamu, Park Jisoo," sebuah suara berat menyapa gendang telinga Jisoo. Pandangan matanya menangkap Kyungsoo yang sudah berdiri didepannya dengan baju setengah basah. Melihat pemandangan didepannya, Jisoo secara tidak sadar menelan ludah karena kerongkongannya tiba-tiba terasa kering.

Siapa makhluk Tuhan paling seksi ini? Rapal Jisoo dalam hati masih tidak bisa berkedip dari sosok yang ada dihadapannya.

.

"Yak! Park Jisoo kamu punya telinga tidak?" suara Kyungsoo lagi-lagi memecah lamunan Jisoo dan lagi-lagi mmebuat Kyungsoo hanya menghela nafas panjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yak! Park Jisoo kamu punya telinga tidak?" suara Kyungsoo lagi-lagi memecah lamunan Jisoo dan lagi-lagi mmebuat Kyungsoo hanya menghela nafas panjang.

Pria ini sudah menghabiskan waktu hampir 2 jam berkeliling setengah Seoul mencari gadis ini, karena dia tidak kunjung muncul di café langganan mereka. Dan setelah menemukannya, justru disuguhi wajah bodoh gadis ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 23, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Labyrint of  - ON HOLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang