TW//01

4 0 0
                                    

"Jangan tidur dong Nat."

"Iih Kara! Jangan gangguin gue, gue ngantuk tau," protes Nata dengan mata tertutupnya.

Lelaki yang duduk di sebelah Nata itu tetap berusaha menggoyang-goyangkan tubuh Nata, agar sahabat perempuannya itu tidak tidur meninggalkannya yang sedang bosan menunggu hujan reda.

"Nata."

"Nat."

"Nata!"

***

"Nata .. bangun sayang udah siang nih, gak sekolah?" ucap Ghina—Ibu Nata—sambil membuka lebar-lebar gorden yang menutupi jendela kamar Nata.

Sinar matahari pagi ini seakan menusuk mata Nata. Ia menguap dan mulai mengucek matanya beberapa kali sampai akhirnya Nata sanggup membuka matanya, walaupun lebarnya masih ¼ dari mata normal Nata ketika biasanya.

"Bunda?" ucap Nata masih dengan suara khas orang bangun tidur.

"Hm?" jawab Ghina yang kini sudah duduk di sebelah Nata yang masih dengan posisi tidurnya dengan selimut yang menutupinya sampai hidung.

Ghina membelai rambut Nata penuh kasih sayang.

"Udah cepetan mandi sana!"

Nata kembali menutup matanya. "Lima menit, Bunda."

"Eeh lima menit, lima menit, yang ada besok pagi kamu baru bangun. Udah sana!"

"Hehehe iya, iya."

"Satu menit deh, Bun," nego Nata.

Ghina menggeleng lalu menarik paksa selimut Nata.

"Aah Bundaaaa tiga puluh detik deh," ucap Nata berusaha menarik kembali selimutnya.

"Nata! Aduuh kamu itu niru siapa, sih?"

"Bunda, lah."

Ghina melotot karena jawaban Nata, karena itu benar. Pada waktu Ghina seumuran Nata pun dirinya juga sama seperti Nata, selalu meminta tambahan waktu 5 menit yang berakhir dengan 30 menit atau bahkan 1 jam. Jadi lah, sifatnya menurun kepada anak tunggalnya, Nata.

"Dalam sepuluh menit kamu gak kebawah, Bunda minum ya susu kotak rasa stroberi titipan kamu," ancam Ghina.

Mata Nata langsung membuka selebar-lebarnya. Tidak. Susu kotak stroberinya tidak boleh diminum siapapun kecuali Darren.

Darren?

Dia adalah seorang laki-laki yang berhasil membuat seorang Natadyra Ayana menjadi  gadis yang pantang menyerah untuk masalah yang berhubungan dengan cinta-cintaan. Memang, Nata adalah gadis yang ceria dan ramah tak heran jika banyak lelaki yang selama ini berusaha mendekatinya. Tapi, Nata tidak pernah menganggap serius mereka semua, setiap gombalan yang mereka lontarkan akan ditanggapi dengan candaan oleh Nata. Dan kini Nata malah menyukai Darren. Tidak aneh memang, bahkan siswi satu sekolah pun menyukai Darren, meskipun sifatnya yang seperti es batu. Tapi justru, itulah yang menjadikan Nata tertarik mendekatinya.

Salah satu usaha Nata dalam mensukseskan PDKT-nya adalah dengan cara memberikan perhatian yang sangat terang-terangan. Beda dari siswi lain yang selalu diam-diam menyelipkan surat cinta ke loker Darren.

Two WorldsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang