THREE

398 34 0
                                    

Tepat jam 06.30 alarm ku baru saja berbunyi, setelah aku bangun segeralah aku mematikan nya. Seperti biasa aku segera mandi dan langsung membuat sarapan pagi. Aku sangat suka menjahit, aku diajarkan menjahit oleh nenek ku sejak umurku 10 tahun, hingga kini aku masih menyukai kegiatan favorit ku itu.

Aku tinggal sendiri di apartemen kecil nan sempit ini, berharap ibu ku segera pulang dan senantiasa berada disampingku lagi selamanya. Ayah ku entah pergi kemana, ia meninggalkan kami ber2 disini, dipinggiran kota Seoul yg amat sangat padat. Ibu ku berjanji akan segera pulang menemuiku lagi, tapi pertanyaan nya adalah 'kapan?'. Aku selalu menunggu kehadirannya sampai-sampai aku sudah benar-benar menyerah menunggu nya, toh percuma saja aku menunggu kehadirannya, jika ia benar-benar datang aku sangat bersyukur, jika ia mengingkari janjinya bagaimana? Itu hanya membuang-buang waktu saja.

Sekian tahun aku menuntut ilmu akhirnya aku mendapatkan beasiswa di universitas yg aku dambakan selama ini, berharap jika saja orang tuaku ada disini mungkin mereka akan bangga dengan prestasi ku ini, tetapi Tuhan bertindak lain.

Biaya hidup memang tidaklah murah, aku bekerja sana-sini untuk mencari uang.
Mulai dari pagi hingga siang aku pergi untuk kuliah, sore nya aku segera bergegas untuk pergi bekerja di restoran cepat saji. Aku terkadang kurang tidur, tetapi beginilah hidup, berat, mau bagaimana lagi? Jalani saja sesuai kemampuan mu.

Sampai suatu hari aku diajak untuk mendiskusikan tugas kuliah ku di rumah teman dekat ku, dan apa kau tau? Aku... Menyukai nya, tidak salah kan menyukai seseorang? Yaps aku menyukainya, bahkan aku mencintainya. Singkat cerita kami akhirnya berpacaran, lalu bertunangan, hingga menikah dikemudian hari. Aku senang memiliki dirinya seutuhnya
Dia...

Telah...

Menjadi...

Milikku...

Seutuhnya.
.
.
SE-U-TUH-NYA
.
.
Hingga disuatu hari aku kehilangan pekerjaan ku dikarenakan boss ku yg dulu memintaku untuk menjadi pemuas nafsu nya, betul-betul kurang ajar. Bahkan saat aku sudah menikah dia tetap saja terus melecehkan ku, karna aku hanya seorang pelayan yg membutuhkan uang akhirnya aku tetap bertahan mengabdi pada bajingan tua itu, aku dan suami ku-namanya Kai, disini benar-benar tidak tahu harus berbuat apalagi, semua pekerjaan tidak ada yg mau menerima kami lagi. Aku ingat, Boss ku yg dulu-saat aku masih bekerja direstoran- dia selalu membenci setiap pelayan maupun chef yg ada disitu, entah dia harus benci dengan alasan apa, tapi yg jelas dia juga membenci ku-karna aku tidak mau menuruti keinginannya yakni menjadi pemuas nafsu nya, ingin rasanya aku menusuk mulutnya yg sering kali mengeluarkan kata-kata yg amat sangat menyayat hati dengan garpu panas. Pasti menyenangkan melihat orang yg kau benci begitu menderita.

Disinilah aku sekarang, bersama suami ku yg paling aku cintai seumur hidup ku, sembari melihat wajah boss ku yakni orang yg paling aku benci seumur hidupku, memasang wajah memelas seraya memohon, terlihat dari pancaran matanya yg seolah-olah menyiratkan penyesalan

"Kai-ah... Bisa berikan aku benang tambahan lagi?"

"Tapi untuk apa, apakah benang yg kau pakai itu kurang?"

"Sebenarnya sudah cukup, tapi... "

"Tapi kenapa?"

"Aku sangat ingin membuat bajingan ini menderita seumur hidup nya"

"Jika itu yg kau mau... Kyungsoo suami ku"

Setelah Kai memberikan ku benang tambahan barulah aku memastikan jika boss ku yg dulu benar-benar menderita.
.
.
"Nah jika sudah seperti ini, kau tak akan bisa memaki maki kami lagi"

"Jahitan nya sudah kuat kan?" tanya suami ku lalu dengan segenap tenaga aku menarik benang yg membalut rapih bibir boss ku itu, bibir itu benar-benar terkatup rapat sambil mengeluarkan rembesan darah yg amat sangat banyak. Memang benar, menjahit itu menyenangkan sekali:)

🌚🌚🌚

~TBC~

Nightmare •ONESHOOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang