Akan ada masa aku kembali pada Fitrahnya, Fitrah menjadi sebagai sebenar-benarnya seorang perempuan yang ingin menjumpai Surga-Nya.
Mengesampingkan ke egoisan yang disebabkan Duniawi, di mana Dunia tidak menjanjikan apa-apa selain menjadi tempat penitipan.
Ya, Aku bukan perempuan baik, hanya sedang belajar memperbaiki.
"Ah kamu jangan sok suci, sadar diri dong kamu itu perempuan gak bener!"
"dasar wanita kotor, tidak pantas kau memakai hijab begitu, yang ada kamu hanya memperburuk citra para wanita hijab lain!"
"jangan gunakan hijab mu sebagai topeng kebusukanmu deh!"
"Astagfirullah.. Astagfirullah ya Allah Istiqomahkan niatku untuk kembali kejalan-Mu" gumam ku dalam hati.
Mereka adalah sekumpulan para ibu-ibu tetangga yang kerap sekali mencibirku dengan cibiran yang menyakitkan sehingga kadang membuat hatiku goyah.
apa yang salah dari seorang yg ingin hijrah dari masa lalunya yg kelam?
apa yang salah dari hijab ?
tidak kah mereka berfikir bahwa hijab dan sifat manusia adalah dua hal yg berbeda ?
tidak bisa kah mereka menyalahkan orang nya saja bukan hijabnya ?Aku hanya terdiam mendengar apa yang mereka lontarkan padaku dan memilih berlalu pulang dari hadapan mereka.
"kamu kenapa fa ? kenapa kamu terlihat sedih ? " tanya ibu padaku ketika aku pulang ke rumah.
"tidak apa-apa bu" jawabku dengan singkat .
"jangan bohong sifa , Ibu tau apa yang membuat mu demikian, maafkan ibu yang tidak bisa berbuat apa-apa untuk mu, dan maafkan lah alm. Ayahmu yg telah membuat kamu harus mendapatkan perlakuan seperti ini dari orang-orang, kamu yang kuat fa, tetaplah pada pendirianmu, jangan dengarkan mereka sayang" ujar ibu menguatkan ku.
tidak terasa air bening menetes dengan derasnya, mengingat masa yang begitu tidak aku harapkan.
benar Ayahku lah yg membuatku seperti ini, ketika beliau masih hidup dia memaksaku untuk melayani para laki-laki yang haus akan kepuasan rohani, hanya demi uang, dia rela menghancurkan masa depan ku, entah terbuat dari apa hatinya, tapi aku rasa dia memang tidak punya hati.
Aku bersyukur dia sudah mati sekarang, karna jika masih hidup akulah yg ingin mati, pikirku waktu itu."Astaghfirullah , maafkan aku yang terkadang masih menaruh benci pada Ayahku sendiri" kata ku lirih.
"Maafkan beliau Fa, agar dia tenang di sisi-Nya" Ibu memeluk ku hangat.
"Iya Bu, Mau bagaimanapun ini sudah takdir-Nya, Insya Allah aku Ikhlas" aku membalas pelukan ibu erat.
Iya , aku sedang belajar lebih mendekat pada-Nya, mendamba menjadi wanita sholehah agar ketika aku meninggal kelak aku dapat merayu Allah untuk memaafkan perbuatan Ayah dan berkumpul kembali di Jannah-Nya.
End_
Nb : seorang anak perempuan bisa menjadi pengantar mu untuk masuk surga.
"Barangsiapa yang diuji dengan mendapatkan anak perempuan kemudian ia berbuat baik kepada mereka (dengan mendidiknya) maka anak perempuan itu akan menjadi penghalang baginya dari sentuhan api neraka." (HR. Bukhari dan Muslim).