{1}

19.5K 324 36
                                    

Selamat membaca ☺️

Di pagi yang cerah, tepatnya hari sebelum perayaan HUT SMA Mekar Sari berlangsung. Semua murid antusias menunggu kejutan apa yang akan sekolah rencanakan. Iya, sebentar lagi sekolah kami akan merayakan acara tahunan yang selalu sekolah adakan. Karena setiap tahunnya sekolah kami pasti akan mengadakan sesuatu yang tak terduga sebelumnya untuk memeriahkan HUT sekolah kami. Seperti pada tahun kemarin sekolah kami mengadakan berbagai macam perlombaan.

Aku dan kedua sahabatku sedang bercerita ria di dalam kelas. Karena guru nggak ada yang masuk, jadilah kami berbincang ria dengan kelompok teman ngobrol masing-masing. Itulah kebiasaan rutinitas kami selama pelajaran tak berlangsung. Aku selalu mengusahakan ketika kami bertiga sedang bercerita atau bersenda gurau haruslah yang baik-baik diutamakan agar tak terjadi pergibahan yang membuat pahala kami berkurang. Tapi kadang diantara kami sering khilaf, lagi keasikan ngobrol yang panjangnya kayak rel kereta api hingga kami nggak sadar yang pada akhirnya ada seseorang tak sengaja kami bicarakan. Itulah manusia yang tak lepas dari kesalahan manusiawi.

"Semua murid diharapkan berkumpul di lapangan," terdengar panggilan dari ketua OSIS kepada semua murid untuk segera berkumpul di lapangan.

Keasikan kami terusik oleh panggilan menggema dari ketua OSIS yang menyuruh kami segera berkumpul ke lapangan. Ada yang senang ada juga yang kesal. Senang karena akhirnya bisa keluar kelas. Sedih karena ada yang ganggu keasikan mereka. Itulah sifat manusia yang bervariasi.

"Ihhh... nyebelin banget sih tuh ketos, nggak tahu apa kita lagi cerita diganggu aja," kesal Alisha dengan muka yang ditekuk.

"Yaelah Sha mana tahu kali si ketos kita lagi cerita, emangnya kita lapor ke dia kalo kita lagi cerita gitu," sahut Syifa diiringi dengan gelak ketawa.

"Nggak ketos nggak Syifa pada nyebelin banget sih," ucap Alisha memutar bola matanya malas.

Syifa bukannya sejalan dengan pikirannya tapi malahan buat Alisha semakin kesal. Harusnya sebagai sahabat merasakan apa yang sedang Alisha rasakan tapi nyatanya Syifa malah meledek disertai dengan gelak ketawa yang terdengar geram oleh telinga Alisha.

"Nggak boleh begitu Sha, kalo ada panggilan itu berarti penting," timpalku meluruskan keadaan yang ada.

Alisha yang mendengar timpalanku hanya melipat kedua tangannya di depan dada, seakan aku juga nggak sepihak dengannya. Tapi apa boleh buat, yang namanya panggilan dari ketos itu berarti penting. Nggak mungkin kan si ketos memanggil semua murid kalo nggak ada sesuatu yang penting yang akan disampaikan. Alisha emang begitu orangnya kadang suka kesal sendiri kalo ada orang yang mengganggu keasikannya. Aku dan Syifa sebagai sahabatnya sangat maklum dengan sikap Alisha.

Setelah mendengar panggilan yang disampaikan oleh ketos semua murid berhamburan dari kelasnya masing masing untuk menuju ke lapangan. Beberapa menit kemudian, tak terasa semua murid telah berkumpul rapi di lapangan.

Pak Kepala sekolah atau biasa kami panggil Pak Ramzi mulai membuka pembicaraannya, "Kepada semua murid yang telah berkumpul disini saya hanya ingin memberi pengarahan untuk memeriahkan HUT sekolah kita yang akan dilaksanakan seminggu lagi. Kami selaku pihak sekolah akan mengadakan sebuah pertunjukkan yang akan ditampilkan oleh kelas kalian masing-masing."

Sorak gembira dan tepuk tangan menggelegar seisi lapangan tanda kegembiraan mereka. Termasuk aku dan sahabatku ikut merasakan kegembiraan itu. Sebuah kejutan yang mereka sangat tunggu-tunggu. Karena itu mereka akan bebas sehari tanpa belajar.

Pak Ramzi kembali melanjutkan pembicaraannya, "Dengan adanya pertunjukan yang kalian tampilkan, penampilan kelas mana yang paling menarik akan mendapatkan hadiah dari pihak kami. Oleh karena itu, persiapkan baik-baik, penampilan apa yang akan kalian tunjukkan."

Sahabat Sejatiku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang