11

130 24 12
                                    


"Berhenti disana," Auday menghentikan langkah setelah Yoongi berhenti di hadapannya dengan wajah datar tanpa ekspresi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Berhenti disana," Auday menghentikan langkah setelah Yoongi berhenti di hadapannya dengan wajah datar tanpa ekspresi.

"Kau tidak ada di kelas Fisika tadi,"

Auday menghirup nafas panjang, "Ya, maaf. Karena aku langsung pergi menemui guru konseling,"

"Bohong! Aku melihatku pergi bersama temanmu itu," Auday menghela nafas.

"Dia bukan temanku Yoon, sekali lagi aku minta maaf, oke? Ayo pergi," kata Auday kemudian berjalan mendahului Yoongi.

"Kau sudah mencari tahu siapa yang meletakan pecahan beling itu di bawah selimutku?" Auday mengangguk.

"Ah, bicaranya nanti saja di dorm,"

.

Surai merah Taehyung terlihat lepek karena tetesan air yang berasal dari atas. "Bagaimana kabarmu sayang?"

Taehyung meringis, jijik sebenarnya mendengar seorang laki-laki memanggilnya seperti itu.

"Hentikan semua ini Jeon, aku tahu kau tidak berniat membunuh Irene, itu ketidak sengajaan," Jungkook tertawa kemudian dia berjongkok didepan Taehyung dan menjepit pipi Taehyung membuat lebam-lebam di sana menyengat otot pipi Taehyung.

"Aku harusnya tidak mengatakan ini, tapi jika kau mengatakan bahwa kematian Irene adalah ketidak kesengajaan aku akan berterimakasih sekali, tapi sayangnya—bukan hyung,"

Taehyung naik pitam, jika saja tangan dan kakinya tidak terikat dia akan menghabisi Jungkook sekarang juga.

"Aku bahkan tidak tahu apa yang terjadi malam itu, bagaimana jika kita mengingat sebentar apa yang sebenarnya terjadi," Jungkook mengatakannya sambil melepas kaus putih polosnya yang terkena bercak darah Taehyung.

"Sore itu kau berbicara pada Auday, kau menyatakan perasaanmu dan katanya dia tidak lagi menyukaimu, apa aku benar?" Taehyung mengulum bibirnya, dia bernafas sangat berat.

Kepalanya mengangguk, tawa Jungkook menyembur, "harus kuakui kau memang pemberani, tapi kemudian hanya karena hal itu kau menjadi lembek. Mabuk dan mengajak Irene make out di kamar perempuan itu, apa itu caramu balas dendam?"

Taehyung mengerang, "Diam! Hentikan omong kosong ini, aku tidak melakukan apapun seperti yang kau katakan, sialan! Irenelah yang menggodaku, dia menyuruhku menunjukan siapa yang sering dikunjungi setiap jumat malam!" Jungkook menghela nafas kemudian menatap Taehyung yang matanya berkilat marah.

"Lanjutkan,"

"Lalu Auday datang, dia marah padaku, aku tahu itu karena dengan tidak sopanya aku mengajak Irene masuk ke dormnya secara diam-diam, Irene kemudian mengajakku ke dormnya, dia memberiku obat perangsang dan kau tahu selanjutnya!" Jungkook tertawa seperti orang sinting.

"Oh bodohnya aku meninggalkan obat itu di sana, harusnya Irene yang meminumnya bukan kau!" Jungkook maju, wajahnya dekat sekali dengan Taehyung.

Jungkook menempelkan dahinya pada Taehyung yang membuat Taehyung sontak menutup mata, nafasnya kembali berat kali ini bukan karena kesal, dia malah takut.

J O M B L O✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang