1

14 6 1
                                    

Author pov

Seorang laki - laki berambut merah berbaring di atas padang rumput yang luas, dia Kawaki si dewa api.

Kawaki menatap langit dengan tatapan kosong, sudah 1 minggu sejak peristiwa "itu" terjadi, dan sejak itu pula Kawaki tak pernah melihat sahabatnya. Nosura si dewa kegelapan. Walaupun Nosura terbukti lebih kuat darinya, tapi bagi Kawaki, Nosura adalah segalanya.

"Oi, jangan suka merenung seperti itu, lebih baik kau bantu saja aku, kerjaan masih banyak," seorang perempuan berdiri di depan Kawaki. Dia Kora, cewek paling menyebalkan di seluruh dunia, tapi kalau gak ada dia, mungkin Kawaki sudah mati tenggelam di pantai.

"Kerja lagi? Aku baru saja istirahat, biarkan aku merenung 5 menit lagi, padahal aku dewa api, tapi aku malah bekerja jadi pengantar barang, menyebalkan," gerutu Kawaki kesal, Kora menatap Kawaki dengan jengkel.

"Mau kau itu dewa api atau apapun itu, kalau kau tak punya uang, kau tak akan bisa tinggal disini, jangan mengeluh, bukannya kau dewa api? Aku tak pernah mendengar dewa api mengeluh, tapi kau benar - benar menjengkelkan," Kora terus berbicara dengan jengkel.

"Kau cerewet sekali!" Ejek Kawaki kesal, tapi memang benar begitu kenyataannya, Kora kadang - kadang bisa jadi agak cerewet kalau lagi kesal atau jengkel akan sesuatu.

"Aku tak akan membantah kalau soal itu. Sekarang ayo kembali bekerja, berdebat denganmu hanya buang - buang waktuku saja," Kora berjalan menuju sebuah kereta kuda yang agak lusuh.

"Iya, iya, tunggu aku Kora, kau enak banget ninggalin aku," kata Kawaki sambil berlari kecil menyusul Kora.

"Hey Kora, sekarang kita mau kemana? eh, maksudku sekarang kita mengantar paket siapa dan dimana?" tanya Kawaki basa basi, sebenarnya Kawaki sama sekali tidak penasaran, hanya saja dia bosan karena Kora tidak mengajaknya mengobrol dan malah fokus ke jalan.

"Ck, diamlah kau! apa kau tak lihat aku sedang sibuk ha?" ucap Kora ketus, tentu saja ia marah, ia sedang mengendarai kereta kuda ini dan Kawaki malah mengajaknya bicara, kalau nanti kereta ini oleng bagaimana?

"Iya, iya, aku kan cuma nanya, gak usah ketus gitu kali," Kora mendengus sebal mendengar ucapan Kawaki yang membuatnya naik darah.

Sebenarnya dia ini dewa api atau dewa menyebalkan sih?. Batin Kora sebal.

"Sudah sampai, ayo turun dan berikan barang berbungkus kain hitam itu pada penghuni rumah itu! Cepatlah! Masih banyak barang lain yang belum dikirim!" perintah Kora dengan nada serius.

"Huh, padahal aku

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 12, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nosura & KawakiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang