c l i c h' e-1

40 7 1
                                    

an unfinished love story.

"seriously li, kamu harus menontonkannya"

july menyilangkan keduantangannya didada, dengan pandangan ragu pada andrew.
"aku gak mau telingaku sakit lagi karna suaramu yang overcook, drew"

andrew memasukkan gitar hitam penuh coret coret kedalam tas gitar miliknya, "kamu gak akan melewatkan video pertama yang kubuat kan, li? Aku sudah berlatih selama musim panas kemarin hanya agar bisa menyanyikan lagu itu." Andrew berlalu pergi, melewati july yang masih berdiri ditempatnya menatap sebuah fd berwarna hitam yang ditulisi "for july, my favorite month, favorite friend" menggunakan tip-ex.

Nama gadis bermata hijau itu adalah july, july mcKley. Ketika keluarganya bahkan teman-teman kelasnya memanggilnya dengan sebutan Jul, Andrew lebih suka memanggilnya li.

Andrew grienfeild, seorang pria berambut merah yang ditakdirkan menjadi teman july sejak mereka berusia 10 tahun. Hampir tidak ada perbedaan diantara keduanya, selain tiga  hal; otak july lebih berkembang, dan july menyukai selai kacang sementara andrew membencinya. setidaknya begitulah menurut july,

Drep~

July berhasil menyambungkan fd ke televisi kamarnya, ia mulai menontoni andrew bernyanyi dengan gitar kesukaan nya. Ia menyelimuti tubuhnya dengan selimut berbulu tebal dan hangat, lalu berbaring disofa. sejak dulu july suka sekali mengejek suara andrew, padahal sebenarnya ia sangat mengaguminya sejak pertama kali andrew bernyanyi untuk july, ketika itu musim salju dan july jatuh sakit karna tifus.

Sebenarnya sejak kemarin july terus memikirkan tentang andrew yang katanya akan pindah ke new york untuk berkarir. Tentu saja ia tidak mengetahui tentang hal itu dari mulut andrew sendiri, ia mengetahuinya dari ibu andrew, mrs. Amber.

"Aku sudah berusaha menahannya july, tapi kamu tahu seberapa kerasnya andrew untuk hal yang ia impikan. Teman nya dari new york menawarinya menjadi salah satu vocalis untuk band mereka" kata mrs.Amber, july mengangguk pelan dengan wajah yang masih tidak percaya.

"Dan menjadi penyanyi adalah impian andrew sejak dulu" jawab july. Mrs.amber melihat july dengan kekhawatiran, ia tahu betul bagaimana perasaan july saat ini. 

July memejamkan matanya, hanyut dalam suara andrew, juga dalam kemarahan nya. ia pun terlelap dengan tv yang masih menyala dan menayangkan andrew bernyanyi.


Andrew meraih ponsel yang dipinjamkan salah seorang pria berpakaian polisi didepannya tersebut.
"ayo telfon!" Tegas polisi tersebut, dengan ragu ia menelfon july. Hanya july yang kini ada dipikirannya, ia terlalu takut menelfon ibunya.

"Halo" telfon disambut oleh suara july yang lembut, andrew memundurkan badannya agar si polisi tidak menguping pembicaraan mereka.

"Li ini aku"

July langsung mengenali suara itu, "ada apa drew? Kenapa nomormu berbeda?" Tanya july diseberang sana.

"Aku ditangkap li, sekarang aku berada dikantor polisi. Kumohon jangan telfon ibuku dulu, ia pasti akan sangat marah"

"What the hell is going on? Lalu apa menurutmu aku tidak akan marah? Apa yang sudah kamu lakukan drew?"

Andrew mengalihkan pandangannya saat polisi berkumis tebal itu memberi kode agar ponselnya cepat dikembalikan.
"Aku....yang penting sekarang cepat kesini aku butuh seorang penjamin!"

"Tunggu, aku tidak punya uang untuk menjamin!" Seru july emosi,

"Kamu punya, aku melihatnya didompetmu kemarin" andrew memelankan suaranya.

c l i c h' eWhere stories live. Discover now