Love is laserquest—A.MC L I C H' E
(Last part)"Hey, july"
Andrew menangkap kedua mata july yang berusaha memberitahu andrew tentang sesuatu.
"Kenapa selarut ini masih diluar?Pesawatmu jam 8 pagi besok" kata july sembari tersenyum tipis, menutupi kesedihannya.
"Li, maukah kamu menemaniku ngobrol sebentar? Kita bisa mengendarai tony sebentar, berkeliling kota dan ya... hanya malam ini, sebab besok aku akan pergi ke new york, tidak bisa lagi melihatmu kecuali dengan perantara skype, satu satunya yang bisa kubawa adalah gitar pemberianmu"
"Juga seorang pacar yang cantik yang akan mendampingimu menghadapi berbagai macam hal disana" sambung july, ia mengangguk lalu masuk kedalam mobil hijau tua yang diberi nama tony milik andrew.
"Aku harap ailee tidak kesiangan besok" ujar andrew cemas, ia mulai menyetir.
"Dia tidak akan, harusnya kamu yang dikhawatirkan. Mengendarai tony pada jam 2 malam, kamu waras?"
"Aku bisa menjadi tidak waras hanya saat bersama kamu kan li"
July tertawa, tapi bukan tawa bahagia.
"Kalau kamu ingin meminta maaf soal kemarin, aku harus akui marah pada jenis manusia bodoh sepertimu tidak ada gunanya""Aku bukan ingin meminta maaf, kok"
"Woah mengejutkan, lalu apa?"
Andrew membuka kedua kaca mobilnya, membiarkan udara malam masuk dan menjadi pengencer suasana paling ampuh untuk saat ini.
"Ingin bernostlagia saja""Tentang apa?" Tanya july lugu
"Ohya aku lupa, tidak ada yang bisa kita ingat karna 18 tahun bersama itu adalah waktu yang lama"
July tersenyum, tapi raut wajahnya berubah ketika andrew mengecilkan dentuman lagu dari tape mobilnya.
"Kenapa?" July melirik andrew kesal, ia selalu kesal jika andrew mengecilkan musik dari tape mobil karna july sangat suka mendengarkan lagu dimanapun ia berada."Kamu ingat tidak, waktu itu..."
"Tidak, aku tidak ingat" sela july, ia memalingkan wajahnya kearah jendela mobil. Memandangi suasana malam tanpa ingin melihat andrew.
"July apa yang sedang kamu pikirkan?"
"Tidak ada, hanya saja hatiku sakit besok aku akan melihat kepergianmu dari hadapanku"
"Aku juga sakit hati, meninggalkan beruang jahat sepertimu disini sendirian"
"Sama sekali tidak lucu, aku akan sangat senang sebab kamu akan pergi, tidak akan ada yang menggangguku, tidak ada lagi yang minta dibuatkan pr, dan merebut ice creamku, tidak harus menangis lagi karnamu"
"Apa yang kamu tangisi li? Merasa sedih kehilangan seorang sahabat atau kehilangan seorang pria yang kamu cintai?"
July berubah pikiran, kini ia menoleh dengan cepat begitu mendengar kalimat andrew.
"Kalau aku... iya, aku sedih karna harus meninggalkan seorang yang kucinta, bukan seorang teman"
"Andrew aku mau pulang. Sekarang" ujar july penuh penekanan
"Kenapa? Kamu suka berdiskusi jadi mari bahas soal ini. Berhenti bersikap kekanakan dan menyembunyikannya li, aku tahu dan kamu tahu apa yang kumaksud"
"Aku tidak mengerti dan tidak tertarik membahasnya, andrew aku ingin pulang!"
"Tidak sampai kamu berkata yang sebenarnya"