Bagian-1

59 1 0
                                    

"Ka, Mau lanjut kuliah dimana setelah lulus?"

Rasanya, sudah beratus kali Kamayel mendengar pertanyaan itu di telinganya. Mau lanjut kuliah apa? Jurusan apa? Nanti setelah kuliah prospek kerjanya gimana kalo pilih jurusan itu? Enak masuk universitas A aja? Arrghhh.. Bosan dia mendengar pertanyaan itu.

"Ehm.. Lihat aja tante nanti diterimanya dimana, belum ada target khusus." Jawab Kamayel atas pertanyaan tante Syifa.

"Kamayel, kamu kan mau lulus SMA. Setelah lulus nanti kamu akan menghadapi dunia yang baru, dunia yang akan menghantarkanmu pada masa depanmu nantinya. Kalau tidak direncanakan dari sekarang takutnya nanti kamu menyesal loh.."

"hehe.. iya tante, nanti dipikirkan" sahut Kamayel dengan buru-buru.

Kamayel pun langsung beranjak cepat dari kursi ruang tamu, takut nanti muncul pertanyaan dan siraman rohani  lainnya dari tante Syifa. Yap, tante Syifa adalah adik dari bundanya Kamayel yang paling bontot. Tante Syifa memang orang yang sangat mengutamakan pendidikan, anak-anaknya saja sejak SD sudah diarahkan oleh beliau untuk memilih sekolah yang terbaik. Tak jarang Kamayel dan kakak-kakak nya pundiarahkan oleh tante Syifa. Bahkan, saat masuk SMA Insan Cendekia ini pun atas rekomendasi dari tante Syifa.

Ayah dan bunda kamayel kemana? Kok masalah pendidikan malah adik ibunya yang banyak mengatur? Yap, ayah dan bundanya bukan tipe orang yang sangat intelijen dalam pendidikan. Mereka membebaskan pilihan pendidikan kepada anaknya masing-masing. Tak sama seperti tante Syifa yang super duper intensif dalam hal itu. Ayah hanya mengharapkan kepada Kamayel dan kakak-kakaknya untuk memiliki akhlak yang baik. Sedangkan bundanya? hampir sama seperti ayah, soal pendidikan di sekolah baginya hanya nomor dua, yang pertama dan utama ialah pendidikan didalam rumah. Bagi mereka, akhlak lah nomor satu, jika akhlaknya sudah baik maka semua urusan hidupnya akan teriring dengan baik pula.

Betul sekali, sangat jarang orang tua yang memiliki tipe seperti orang tuanya Kamayel ini. Biasanya, orang tua akan intensif dalam memilah milih pendidikan untuk anaknya. Tak jarang mereka memilih sekolah yang tebaik dengan biaya yang mahal, guna menjadikan anak-anaknya untuk menjadi pintar. Tapi, ada satu yang terlupakan bagi orang tua saat ini, ya! Pendidikan dalam keluarga. Percuma saja jika sekolahnya baik, fasilitas lengkap, tenaga pengajarnya yang tidak diragukan, tetapi tidak diiringi oleh pendidikan internal dalam keluarga. Orang tua lupa bahwa dekapan yang paling erat untuk membentuk karakter yang baik pada diri anak ialah ayah dan bunda nya masing-masing. Percuma jika anak memiliki kelebihan otak yang diatas rata-rata, pintar dalam hal matematika, ipa atau ilmu sains lainnya, tapi mereka jika disuruh oleh orang tua malah membantah, akhlaknya nol! Bagi ayah dan bunda Kamayel itulah hal yang paling buruk jika tidak adanya peran orang tua secara langsung dalam mendampingi akhlak anaknya.

"mbak, Kamayel diarahin toh mau kuliah dimana, jurusan apa, kok dia kayak ogah-ogahan gitu masuk kuliah"

"iya, mbak terima apa aja dari Kamayel. Selalu support dia, yang penting dia bertanggung jawab nanti saat ia memilih kuliahnya. Eh bentar, kok Kamyel disuruh ambilin teh nggak nongol-nongol ya."

"Kamayel, tehnya mana nak?" teriak bunda

Ya Allah, lupa lagi disuruh ambil teh, eh tadi tante Syifa bilang tambahin gulanya 3/2 atau ¾ yah. Ah, kayaknya ¾.

"iya bunda, ini baru mau di ambil. Maaf lupa bun."

Ehm.. kok gulanya nggak ada yah?

Kamayel bingung mencari gula yang biasanya diletakkan diatas meja makan, setelah mencari akhirnya kamayel menemukan gula halus tepat di lemari atas dapur.

"ah, sama aja yah, yang penting gula. Rasa manisnya kan sama."

"Bunda, tante, ini tehnya. Maaf tadi lupa ambilnya." Jawab kamayel sambil menaruh teh diatas meja.

"iya, gak apa-apa. Tapi jangan diulangin lagi yah, kalau di minta tolong itu langsung dikerjakan biar nggak lupa" ucap bunda pada Kamayel.

"siap bunda! Kamayel izin masuk kamar dulu yah bunda, tante."

Baru beberapa langkah Kamayel membalikkan badan untuk masuk ke kamar, tiba-tiba Kamayel mendengar suara batuk yang aneh.

" Kenapa tante? Kok batuk-batuk gitu?"

"Kamayel, sini dulu, coba kamu cicip teh nya."

Waduh, sepertinya salah takaran nih.

Uhuk.. uhuk.. uhuk..

"Rasanya apa ka?" Tanya tante Syifa.

"kok asin tante, tadi padahal aku tambahinnya gula loh te bukan garam."

"Kamu ambil gulanya dimana dek?" Tanya bunda pada Kamayel.

"Dalam lemari dapur bun, yang diatas. Kamayel tadi tambahin gula halus, karena gula kasar yang biasanya nggak ada."

"Zayn Kamayel, itu bukan gula sayang, tapi GARAM HALUS. Gulanya ada di atas meja, yang belum dimasukkin kedalam toples. Wajar aja tante syifa batuk-batuk gitu, wong kamu kasihnya garam bukan gula."

"hehee.. maaf ya tante, nggak sengaja."

Tante Syifa menggelengkan kepala dan senyum senyum melihat tingkah laku kamayel.

Taruna Manjah!Where stories live. Discover now