Cristal pov
Kegelapan yang kulihat sangat pekat,
Seolah cahaya takkan pernah masuk kedalam ruangan yang berisi hanya diriku seorang.Aku hanya tertidur dengan posisi layaknya janin dan menangisi tentang nasib ku, kematian diatas dendam yang tak beralaskan , kematianku yang terlalu muda dan kematianku yang harus meninggalkan banyak teka-teki yang masih banyak di dunia ini.
Tapi bisakah ini di sebut mati?
Kosong
Hampa
Dan tanpa seorang pun yang peduli terhadap diriku.
"kau tidak boleh berfikiran seperti itu"
Aku pun mendongakan wajahku dan melihat seorang gadis kecil yang sepertinya seumuran dengan ku dengan kedua tangan di belakang yang saling mengait satu sama lain.
Ia terlihat tersenyum pada ku walaupun aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas.
"karna dirimu tidak sendiri"
Perkataanya yang menimbulkan banyaknya pertanyaan yang muncul di otakku.
Aku menatapnya lekat, tapi sampai titik tertajam yang di punyai mataku pun tak dapat melihat wajah sosok gadis yang berdiri di depanku ini.
Ia memberiku sebuah liontin berbentuk bulan.
Tak lama sesuatu terjadi, aku merasakan sakit yang sangat luar biasa di kepalaku.
Aku membuka mataku perlahan lalu menatapnya kembali.
Baru saja aku membuka mulut sebelum sebuah cahaya yang sangat terang menelan dirinya.
"hei"
Teriakku ingin menanyakan apa yang dia maksud . Aku memaksakan mataku tetap terbuka untuk melihat Wajahnya tapi sayangnya cahaya yang menyilaukan inilah yang menang.
Aku menutup mataku rapat-rapat hingga merasa tubuh ku melayang dan aku merasakan sakit di tubuhku entah karna apa.
Aku mendengar suara ribut di sekitar ku dan terdengar seseorang yang menangis entah karna apa.
"keadaan putri sudah lebih baik dari sebelumnya. Kemungkinan besar putri akan terbangun sekitar dua sampai tiga hari." terdengar suara berat dengan sedikit serak khas suara pria..
"aku percaya padamu will, terimakasih telah merawat putriku "kata seseorang kembali tapi aku tahu siapa kali ini yang sedang berbincang
" a... ay... ayah"panggilku dengan sangat susah payah juga masih dengan mataku yang terpejam
Setelah mengatakan itu aku tak dapat mendengar apapun lagi di sekitarku.
Tak lama aku mendengar suara pria itu lagi yang kupikir ia adalah seorang tabib.
"yang mulia putri, bila anda mendengarkan saya bisakah anda menggerakan tangan anda?"
Dengan susah payah aku menggerakan tanganku
"ja... Jarinya mulai bergerak" terdengar suara bunda yang menyahut tapi suaranya sedikit serak,
Sepertinya ia habis menangis."yang mulia putri, bisakah anda menggerakan kelopak mata anda secara perlahan?. "
Aku pun mendengarkan kata tabib.
Dengan perlahan aku berusaha membuka mataku, tapi ini sangat susah seolah ada lem perekat yang merekat pads kelopak mataku.
Tapi aku terus berusaha hingga sedikit mulai sedikit terlihat cahaya di sela-sela kelopak mataku yang tebuka.
Hal yang paling pertama kulihat adalah bundaku yang menaruh kepalanya di tangan kiriku juga telapak tangannya yang memegang telapak tanganku dengan matanya yang memerah.
Itu menjelaskan kenapa tangan kiriku lebih berat dari tangan kanan ku. Sedari tadi aku berfikir yang tidak-tidak karna tangan kiriku berat.
Bahkan fikiranku yang paling buruk adalah tanganku di amputasi karna berat tangan dan kepala bunda yang sedikit memberatkanku.
Aku tidak berlebihan.
Mungkin itu semua faktor baru terbangun dari pingsan ku ini.
Tunggu
Bukankah aku tertusuk pedang?
Apakah semua yang kualami itu kenyataan.
Berarti sudah berapa lama aku di kasur ini.
"yang mulia bunda ratu. "panggilku dengan formal di karnakan masih ada beberapa orang luar istana di kamarku
"ada apa sayang?. "
"berapa lama aku tertidur?"
"kamu tertidur selama 2 bulan"kata bunda membuat ku menatapnya lekat
"kamu sudah melewati ulang tahun mu sayang."kata bunda seolah mengerti diriku
"baiklah apa yang kamu inginkan? "tanya bunda
Aku berfikir apa yang ku inginkan di ukang tahunku kali ini.
Terdengar ringkikan kuda di luar jendela kamarku.
Aku melihat kakaku sedang berlatih menggunakan pedangnya di atas kuda
"bunda bisakah aku berkuda sama seperti kakak. Itu adalah permintaan ku untuk bunda"kata ku
"tentu saja kamu bisa mendapatkannya, aku akan memilihkan warior yang paling tangguh untuk mengajarkanmu menaiki kuda"kata bunda lalu memeluku dengab sangat hati-hati
Lalu aku melihat ke ayah begitupun dengan ayah yang menatapku.
Aku ingin mengucapkan sesuatu tapi aku melihat ke selilingku.
Seolah mengetahui apa yang kupikirkan ayah langunsung menyuruh mereka semua keluar dari kamarku.
Setelah orang terakhir keluar dn menutup pintu dengan rapat aku pun mulai membuka suaraku...
"ayah, bisakah kamu mengabulkan permintaanku" kataku yang tak dapat menahan rasa sakitku
Ayahku menatap jendela laku melihat diriku dengan tajam...
"ayah.. Bisakah....... "
~•~•~TBC~•~•~
Good night everryone
Maaf yah kelamaan updatenya dikarnakan tugas menumpuk
Sudah kuingatkan bukan bahwa chapter 1 sampai 3 memiliki cerita yang pendek.
Tetapi seterusnya kemungkinan panjang bukan kemungkinan tapi memang panjang. Jadi kumohon bersabar dan berdoa agar aku updatenya cepat
Sekian dan terima kasih
Salam fiksi
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I'm a princess
Fantasyhujatan selalu kudengar hanya dikarnakan sedikit perbedaan antara aku dengan mereka tapi dengan lapang hati aku menganggapnya angin lalu dan tersenyum menanggapinya tangisanku bagaikan melodi yang memenuhi kamarku setiap malamnya kumohon seseorang...