04. Go Away From Him

8.2K 462 32
                                    

Seulgi Pov

Gadis itu ku tarik menuju lift khusus untukku. Aku menuju ke lantai paling atas tempat ku bekerja. Didalam lift tidak ada pembicaraan, dia bungkam dan berada di belakangku. Ku perhatikan Irene menunduk memainkan jarinya dari kaca lift, aku tahu dia sangat gugup saat ini. Kaki gadis itu tidak berhenti bergerak gusar. Heels hitam nya cocok ia kenakan.

Tingg!

Pintu lift terbuka, aku berbalik dan menarik tangannya untuk keluar dari lift. Aku menariknya masuk ke dalam ruangan ku. Sebelum benar-benar masuk ke ruangan pribadi CEO KANG CROP ada sebuah ruangan yang mirip dengan lobby tempat sekretaris ku bekerja. Kedua sekretaris ku menatapku dan Irene seraya membungkuk dan memberi hormat.

"Selama gadis ini belum keluar dari ruanganku, jangan biarkan siapapun masuk! kalian mengerti?" ucapku dan mereka pun mengangguk menyetujui ucapan ku.

Ku tarik lagi gadisku ini masuk ke dalam ruanganku dan mengunci pintu dengan cepat lalu memasukkan kuncinya ke dalam saku. Tangannya sudah berontak minta dilepaskan.

Setelah memastikan ia tidak akan kabur, aku melepas tangannya. Dia sedikit meringis memegang pergelangan tangannya itu.

"Sekarang apa yang akan kau katakan sayang?" tanyaku tetap tenang.

"Kita bicara tapi tidak perlu mengunci pintunya kan?" balasnya menatap pintu yang sudah ku kunci tersebut.

"Kenapa? Kau takut aku memperkosamu lagi disini?" tanyaku dan dia langsung memundurkan langkahnya menjaga jarak agar lebih jauh dariku.

"Jangan macam-macam atau saya akan teriak tuan!" tekannya membalas tatapan tajam ku.

"Hah, kau tidak tahu ruangan ini kedap suara?" ujarku santai. dan dia tampak semakin panik. Saat aku berusaha mendekatinya, ia semakin menjauh dan menatap was was ke arah ku.

"Ja..jangan. lakukan hal bodoh..tuan.." gugupnya.

Aku terkekeh mendengar suara gemetarnya itu. sebegitu takutnya kah dia padaku?

"Baiklah, kita hanya ingin bicara kan? Kau mau bicara apa?" tanyaku melipat kedua tangan ku di dada dan bersandar pada meja.

"Jangan katakan pada semua orang kalau kita, anda, dan saya pernah berhubungan. Lebih tepatnya anda memperkosa saya" ucap Irene tetap menjaga jarak denganku.

"Kau takut dikira jalang? karena sudah melayaniku?" Irene menatapku tajam. Yang ku katakan jelas salah, dia sama sekali tidak melayaniku. Aku yang memaksanya untuk memuaskan ku. Aku hanya suka menggodanya.

"S..ss..saya tidak melayani anda!" bentak nya.

"Jangan membentak ku, aku benci hal itu. Kau lupa kalau aku boss disini, hm?" tanyaku.

sungguh aku benci saat dia membentak ku seperti itu.

Irene mengigit bibir bawahnya. Kegugupan gadis itu semakin bertambah saat aku menatap nya tajam. Aku hanya tertawa melihatnya dan aku justru membuatnya mengernyit bingung. Terlihat jelas karena dahinya mengerut.

"Kau takut padaku? Sayang, aku tidak akan kasar kalau kau tak membangkang." Irene terdiam, ia tidak menjawab dan hanya bungkam. Hingga sebuah suara pelan keluar dari bibir manisnya itu.

"Lalu saya harus diam disaat anda melecehkan saya, begitu?" lirihnya menatapku sendu.

"Aku tidak melecehkanmu, kau harusnya beruntung bisa melakukannya denganku sayang, banyak gadis yang dengan suka rela mengangkangkan pahanya lebar untukku." remeh ku.

Dan dia menangis, apa ucapan ku salah? Jangan menangis ren, ucap ku dalam hati.

"Saya bukan gadis itu tuan, anda memang atasan saya yang memiliki segalanya. Tapi bukan berarti anda bebas memperlakukan saya seperti binatang. Saya bukan jalang pemuas nafsu anda" lirihnya meneteskan air mata.

I Am Addicted To You (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang