" Gua nggak sekelas lagi sama kalian gengs, padahal gua udah berharap penuh buat sekelas lagi sama kalian. Kan biar gua gak cape cape bolak balik ke 9.2 - 9.1 ". Ujar Ara dengan nada kesal bercampur sedih.
" Santai Ra, gapapa lagi. Kan lu udah biasa mondar mandir kelas, ya nggak gays? ". Aldi mengomentari.
" Enak aja, sembarangan kalo ngomong
Ya lu setan!. Cape tau ga gua, enak banget ngomongnya lu gila "." Kan biar kurus Ra ".
" IH GUA GA GENDUT YA!!! ".
Ara pun sudah sangat emosi dengan perkataan Aldi." Udah udah, jangan ribut gini dong. Gapapa elah kita beda kelas, kan kita bisa gantian ke kelas lu oke? " Ucap Baila menengahi Ara dan Aldi.
" Tapi kan la, gua ga bakal bebas kalo mau curhat dadakan sama lu and Raisa ".
" Eh, gausah lebay deh. Daripada begini mending kita ke kantin aja ". Ucap Raisa.
Aldi pun ditinggal sendiri di kelas.
" Eh la, beruntung banget ya kita dapet 9.1! Kantin di sebelah kelas, hahahaha kalo gini mah makin enak madol nya!".
" Gila ya lu, masih gini mikirin madol. Astaga!,udah kelas berapa cuy. Lu mau ga dapet SMA Negeri?!? ". Timpa Baila.
" Ah elah, diseriusin banget sih. Gampang itu mah la ".
" Katanya lu mau masuk SMA Negeri, gimana sih lu ".
" Iya juga sih ya... ".
Baila dan Raisa pun saling tatap, mereka melihat Ara diam saja.
" Woy! Diem diem Baek lu! ".
Raisa mengagetkan Ara karena geram melihat Ara hanya diam dan bengong daritadi." Lu kenapa dah Ra? Diem doang. Kesambet gimana lu! ".
" Mmm, nggak papa kok hehe ". Jawab Ara.
" Yaudah yaudah, mending kita mesen makanan. Gua laper banget gayss " Kata Raisa.
Tepat setelah mereka selesai makan, bel pulang sekolah pun berbunyi. Seperti biasa, rutinitas tahun ajaran baru pasti setiap eskul akan mempromosikan masing masing eskul ke anak kelas 7 baru.
Oiya, diantara mereka hanya Baila dan Aldi yang berorganisasi. Yang lainnya tidak karena malas dan memilih untuk bermain dan sebagainya.
Baila mengikuti ekskul Pramuka dan Paskibra. Dia meneruskan Pramuka di SD nya, yup. Jadi bisa dibilang dia sudah cukup matang dengan Pramuka. Dia juga mengikuti ekskul Paskibra karena ia terinspirasi oleh om nya yang seorang Paskibra Kota dan sekarang sebagai TNI angkatan darat.
Sedangkan Aldi, Aldi mengikuti ekskul basket. Ya!, Aldi satu eskul dengan mantannya Baila yaitu Abyu. Aldi sangat lincah pada saat bermain di lapangan, dengan berbagai trik sudah ia kuasai. Yang membuat anak anak perempuan di sekolah makin banyak menyukai Aldi. Huft, apa gantengnya si Aldi ya?.
Sehabis pulang sekolah ia langsung latihan Paskibra dan Pramuka, menyiapkan untuk demo ekskul dan pulang di jam 4 sore.
Sesampainya dirumah.
" Non, bangun. Udah sampai rumah ni ". Ujar pak Rudi, supir Baila.
" Mmm, pak? Sudah sampai ya? Perasaan saya baru aja masuk mobil dehh ". Ucap Baila sambil meregangkan badannya.
Baila pun akhirnya turun dari mobil dan berjalan ke kamar sambil terkantuk-kantuk. Setelah sampai dikamar ia langsung mandi, lalu makan sore yang sudah disiapkan bi Asih.
" Bi, mama sama papa kemana? Kok belum pulang? Katanya mau pulang cepet. "
" Mm ini non, bapak sudah ke luar kota dan ibu ada meeting di Australia. Mereka sudah menunggu non pulang, tapi non belum pulang pulang juga. Oh iya, pesen ibu, non Minggu depan kontrol lagi ke dokter ortopedi. Udah, itu aja non ".
" Oh, yaudah deh. Makasih ya bi ".
Baila mempunyai masalah terhadap tempurung lutut kakinya. Saat kecil Baila pernah jatuh dari sepedah karena di dorong temannya sampai terpental dan robek bagian bawah mulutnya. Saat itu, lututnya duluan yang terkenal aspal. Mama dan papa Baila tidak berpikiran untuk cek ke dokter karena menurut mereka itu hanyalah jatuh biasa. Tetapi, suatu hari Baila dan kakak perempuan sepupunya sedang berenang di Jogja. Mereka waktu itu sedang jalan jalan keluar kota berdua saja. Pada saat sedang berenang, tiba tiba lutut Baila Ter geser dengan sendirinya. Akhirnya penjaga kolam renang nya pun menyeret Baila ketepian, dan menggerakkan kakinya Baila secara perlahan.
Pulang dari Jogja, orang tua Baila pun langsung ke rumah sakit untuk mengecek keadaan kaki Baila. Dan ternyata baila harus menggunakan deker sampai umurnya 17 tahun. Tidak mudah untuk Baila mendengar keadaannya, dan akhirnya dia pun nurut dan menjalankan perintah sesuai perkataan dokter.
*Kring..
Terdapat notifikasi masuk
"Hai baila, apa kabar? ".

KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah.
Подростковая литератураKisah. Kamu, aku, dia, dan dia. Dan mungkin "Dia" yang tak terhingga akan ada lagi tak tahu berapa banyak jumlahnya. Kita tak tahu, bagaimana takdir akan menentukan kita kedepannya.