04ㅡHeal Me

4.8K 808 127
                                    

Ketika matanya terbuka secara perlahan, sinar matahari langsung menyeruak masuk ke dalam retinanya, membuat mata yang sudah terbuka tadi tertutup kembali karena merasa silau.

"Argh," erangnya pelan, gadis itu telah bangun dari tidur panjangnya setelah semalam ia beradu argumen dengan Taehyungㅡpria tua menyebalkan yang menjadi penjaga barunya.

"Kau sudah bangun, hm?" Suara berat tersebut menyambar telinganya. Raheal buru-buru membuka matanya spontan dan mendapati sosok Taehyung di samping jendela, ternyata ialah pelaku tak tahu diri yang membuka lebar-lebar tirai jendelanya.

Raheal menanggapinya dengan berdecak tidak suka lalu menutup wajahnya dengan bantal, tak menghiraukan perkataan Taehyung.

Gadis itu membalikkan badannya, berencana tidur kembali. Demi apapun, ia tidak siap memulai hari.

Mengingat jam pelajaran pertamanya diajar oleh si guru botak yang sangat membosankan, membuatnya ingin membolos seharian.

"Ya! Kau tidak mendengarku, bocah?"

Raheal menarik bantalnya untuk menjauh dari wajahnya dengan gusar. Matanya beralih ke samping kanan, menatap Taehyung dengan tatapan tidak suka. "Bisakah kau diam sebentar? Kau menyebalkan, ahjusshi."

"Apa kau bilang barusan? Ahjusshi? Bocah kecil kurang ajar sepertimu sepertinya tidak bisa diajak kerja sama baik-baik. Kau ingin bangun atau tidak?" Taehyung mencoba bersabar.

Namun bukannya bangun, Raheal malah memejamkan matanya kembali sembari menutup telinganya tidak peduli.

Lelaki dengan kaos putih polos di sampingnya pun menggeleng-gelengkan kepalanya, tidak percaya bahwa gadis berumur hampir delapan belas ini benar-benar termasuk spesies langka yang baru ia temui seumur hidupnya.

"Baiklah jika itu maumu, sepertinya aku harus menelepon Ayahmu," ujar Taehyung sembari merogoh saku celananya, mengambil ponsel.

Mendengar kalimat itu, gadis dengan wajah bantal itu langsung membuka mata dan panik. "Lima menit! Beri aku waktu lima menit!"

Taehyung tidak menghiraukannya dan menekan tombol-tombol nomor di layar ponselnya dengan senyum kemenangan yang terulas di wajahnya.

Raheal kembali mendecak, sepertinya pria tua menyebalkan ini sangat membencinya. Apakah pria ini tak punya hati? Kenapa memberi waktu lima menit saja sangat susah?

"Aku sudah bangun. Puas?" Raheal turun dari ranjang dan langsung melempar bantal putihnya pada Taehyung, membuat pria itu sedikit terhuyung ke belakang, bahkan hampir membuat ponselnya jatuh.

Gadis itu duduk kembali di pinggir ranjang, lalu menghela napas. Karena belum merasa sadar sepenuhnya, ia mendiamkan diri sebentar dan memejamkan mata lagi untuk mengumpulkan kesadaran.

"Jangan tidur lagi!" tegur Taehyung menarik tangan Raheal untuk bangkit dari kasur. Mau tak mau, Raheal akhirnya menurut.

Gadis itu melangkah dengan gontai menuju kamar mandi yang ada di kamar itu dengan Taehyung yang masih setia menarik tangannya.

"Lakukan dengan cepat, aku akan menyiapkan sarapan untuk kita, anak pintar." Begitu kata Taehyung sembari mengusap puncak kepala Raheal dan menutup pintu kamar mandi.

Raheal tersadar sepenuhnya, ia memegang puncak kepalanya barusan dengan tatapan bingung tentang perasaan aneh apa barusan yang ia rasakan.

"Pria tua menyebalkan."

•••

Taehyung mematikan kompor. Pria itu mengambil piring lalu menyajikan makanan yang ia masak barusan dan menatanya seapik mungkin. Kemudian dia meletakkan di atas meja, menunggu setan berwajah malaikat datang untuk memakan sarapannya.

Sambil menunggu, Taehyung mencuci perabotan yang ia pakai saat memasak tadi. Ia bergeming sebentar, otaknya menjurus pada kekasihnya.

Ia bertanya-tanya tentang apa yang sedang dilakukan gadis yang ia cintai itu di flatnya sekarang. Apakah ia tidur dengan nyenyak? Apakah ia sudah makan? Apakah ia baik-baik saja tanpa dirinya?

Taehyung menghela napas perlahan. Pagi ini tak seperti biasanya, yang tadinya ia disambut dengan ciuman selamat pagi, pelukan hangat yang menyejukkan hati, atau sarapan pagi yang lezat buatan Haejin, sekarang berubah drastis.

Derap langkah kaki yang mendekat membuat lamunan Taehyung buyar seketika, ia lalu menoleh ke asal suara.

Hal pertama yang bisa Taehyung lakukan adalah menganga dengan tatapan tak percaya atas apa yang dilihatnya.

Apakah matanya menipunya sekarang?

Oh, lihatlah bocah tengil SMA ini. Di mana dia meletakkan otaknya sehingga dia berani memakai pakaian kurang bahan seperti itu ke sekolah?

Mata Taehyung bergerak perlahan ke atas, memperhatikan satu-satu apa yang gadis itu kenakan.

Jaket denim menutupi rompi sekolahnya, anting dengan juntai panjang dipakai di telinga kanannya, bahkan ia terlihat sengaja membuka dua kancing pertama kemeja sekolahnya.

Belum lagi roknya yang bahkan bisa memperlihatkan isinya jika ia menunduk sedikit saja. Ini gila. Gadis ini benar-benar sudah tidak waras, bagaimana bisa ia menggunakan lipstick merah menyala saat ia hendak ke sekolah untuk menimba ilmu?

Pertanyaan kedua dalam otak Taehyung; benarkah gadis ini anak dari Tuan Yuzuhira, si pejabat negara yang terkenal sampai ke luar negeri itu?

Taehyung benar-benar tak habis pikir tentang apa yang ada di otak Raheal, sedangkan gadis dengan rambut pirang terurai itu tampak duduk dengan santainya dan memakan sarapannya.

Taehyung menghela napas memilih untuk tidak membicarakan apapun perihal dandanan Raheal, kali ini ia meloloskan gadis tersebut.

Dan saat ia menyadari bahwa waktu berputar begitu cepat, Taehyung tanpa ragu langsung mengambil kunci mobil di atas meja dan menarik tangan Raheal untuk ikut dengannya.

"Apa-apaan kau ini?!" bentak Raheal yang merasa terganggu, namun ia tiba-tiba dikejutkan dengan perlakuan Taehyung yang menggendongnya tiba-tiba.

"Berhenti memberontak, kita tidak punya waktu! Kau sudah terlambat." Dan karena kalimat inilah Raheal memilih untuk diam sedangkan Taehyung membawanya menuju parkiran lantai bawah.

Sepanjang jalan, mereka memilih untuk diam karena memang tak ada yang penting untuk dibahas. Raheal yang menatapi jalan dan Taehyung yang fokus menyetir dengan kecepatan penuh.

Beruntung ia bisa mengendarai mobil karena pernah bekerja menjadi sopir pengangkut barang, dan juga mobil ini adalah mobil yang dipercayakan Tuan Yuzuhira padanya.

Mobil berhenti tepat di depan gerbang, Raheal akhirnya turun tanpa berkata apapun saat Taehyung sempat memberi semangat padanya.

"Kau bisa melalui hari ini dengan baik, little shit." Dan kalimat ini malah sukses membuat Raheal ingin menjambak rambut Taehyung karena ia berteriak begitu keras, membuat seluruh perhatian tertuju padanya.

"Dasar pria menjijikkan. Memangnya hari-hariku sesuram itu?" Raheal bermonolog sendiri dengan kesal.

Usai masuk ke dalam gerbang dan melihat mobil Taehyung yang melaju kencang, Raheal segera mengulas senyum liciknya sembari mengeluarkan handphonenya.

Baru saja ia hendak menghubungi kekasihnya, Jimin sudah lebih dulu memberinya sebuah pesan.

"Keluarlah, aku ada di dekat gerbang." Raheal membaca pesan tersebut dengan perasaan senang yang tak terhingga.

Jimin benar-benar penyelamatnya. Ya, tentu saja! Ada bodyguard dan tidak ada bodyguard akan sama saja.

Hari ini, ia akan bersenang-senang bersama Jimin. []

***
Dont forget to vote and leave sweet coment! 💓

Ask ; kalian pernah bolos sekolah?

-Raenissa & Healer_army-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Heal MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang