Selamat Jaga

57 5 0
                                    

Hari-hari gue sebagai koas tiba-tiba mulai. Bangun pagi kumpul di aula, jalan sama-sama ke bagian. Beruntung aku berada dibagian ini dengan satu dari lima teman dekatku, setidaknya aku tau aku harus menggantungkan diriku pada siapa. Jadi, di anestesi, tiap jaga malem satu tim jaga yang terdiri dari 6 orang harus jaga di 3 tempat, P1, OK IGD, dan ICU. P1 (Prioritas 1) : Sebenernya ini ruang resusitasi bukan ruang perawatan, intinya ini adalah tempat orangorang sekarat (Maaf kalo pemilihan kata gue kasar), terdiri dari 5 bed dengan 5 ventilator. OK IGD (OK : Kamar Operasi --BahasaBelanda makanya kebalik, jangan tanya lagi-- IGD: Baca bab 2) ya, kerjaan di OK IGD sama kayak di OK pada umumnya (Oops aku belom cerita tentang OK pada umumnya, nanti deh di jelasin), ICU ? you actually don't need to do anything, tugas utama adalah ngeliatin pasien, yang semuanya udah ada monitor, tapi di ICU lo bakal d suruh bantuin kakak residennya buat nulis.

Kenapa gue bilang jaga pertama gue ga seru? Karena gue jaga ICU cuy, Litterally gue ga ada kerjaan, jadi ada kakak residen tingkat kuning nyuruh gue dan temen gue Kezha, nulis status pasien yang terdiri dari identitas sampe obatnya, eh tibatiba ketawan kakak residen ijo, dia bilang yang boleh kita isi cuma identitas.. yauda.. kerjaan kita makin dikit.. Kelanjutannya? Ya bobo... 

Nah bobo yang di maksud bukannya ada kamar indah dan dingin ya.. ICU dingin sih kadang, tpi kita tidurnya tetep duduk, di konter perawat.. 

Gak seru kan? Makanya, Skip.

Jaga kedua gue adalah jaga P1, menurut gue jaga P1 itu keren, gue merasa penting kalo jaga di P1, kaya yang gue bilang, P1 itu ruang resusitasi, isinya pada sekarat, ngeri. Lalu gue dateng jam 7 tepat (karena itu hari sabtu shiftnya di mulai jam 7, dan di anestesi jaganya ga ada 24 jam, adanya 12 jam, jadi ya ga cape-cape banget), gue dateng dan cuma ada 1 pasien, dan stabil, jadi kita bersantai, sangking santainya, jam 9 kita di suruh keluar sm kakak residennya, titip kopi katanya, (Stt, rahasia umum ya, harusnya koas ya ga boleh keluar, tapi, yang namanya mahasiswa nakal dikit boleh ya? ) Kita ga jauh-jauh sih, di depan rumah sakit doang. 

Balik dari keluar, bed yang berisi udah 2, tapi masih aman, pasiennya stabil. setelah hahahihi sekitar satu jam, ada laporan mau ada pasien masuk, langsung 3 tcuuy, dan tiga-tiganya gawat gitu, 1. Ibu hamil dengan.. hmm.. Maaf lupa.. Intinya dia butuh operasi 2. Ibu-ibu yang belom tau mau di diagnosis apa, ngeluh sesak nafas, bengkak seluruh tubuh, dan sakit perut, bedah nolak, pdl nolak, neuro nolak, sampe gue selesai jaga pagi tu itu masih ga ada diagnosisnya. 3. suspect CVD hemoragic. Dan setiap pasien baru di P1, kita harus lakuin stabilisasi, disini capenya, bolak-balik tempat pengambilan obat, nyuntikkin obat, manggil keluarga pasien dan lain-lain

And at that restless night, saat kita semua lagi sibuk, masuklah seorang konsulen, yang biasa di panggil Ibu, (Entah gimana, tiap gue jaga malem, sampe akhir stase anestesipun selalu Ibu yang jaga onsite). Dia masuk dan mulai tanya ini itu, sebagai koas imut gue cuma bisa diem dong, sampe akhirnya ada satu dua tugas lagi yang bisa gue kerjain. Comes the first mistakes... 

Saat gue disuruh ini itu, ternyata si kezha disuruh buang urin, nah gue emang udah liat dan udah feeling soal ini sebelomnya. Jadi sebelum Ibu masuk, si Kezha juga udah pernah di suruh buang urin, dan If I'm not mistaken dia membuangnya di ..... 

"Tunggu dulu..." Ibu yang lagi marah-marah karena hal lain tiba-tiba menyadari sesuatu, aku hanya bisa menggigit bibir sambil memandangi kezha yang tetap menumpahkan urin.. "Ini apa-apaan kok buang urin d wastafel.." 

Sekarang semua mata tertuju kepada Kezha, Kezha menghentikan tindakannya lalu langsung menutup keran washtafel tersebut. "Keluar, buang di luar, di WC pasien sana, mana ada sejarahnya buang urin di ruangan...." Ibu terus melanjutkan kalimatnya

Aku langsung menyusul Kezha yang keluar ruangan, sampai kami menemukan WC pasien, Kezha berkata "Tadi gue juga buang di situ loh... Kakak perawat utama di situ yang nyuruh gue..." 

Aku hanya bisa mengangguk mendengar pembicaraan Kezha, selama Kezha menumpahkan urin dengan hati-hati aku melihat suatu kotak handscoon di samping WC, aku berniat untuk membantu Kezha, lalu aku mengenakan handscoon tersebut. Namun saat aku berbalik Kezha sudah selesai lalu kami langsung menuju ke ruangan P1 lagi.

Kami masuk dengan perasaan tegang, Aku dan Kezha masih menggunakan Handscoon, dan setiba di dalam P1 kami mendapatkan semburan yang kedua...

"Eh ini apa-apaan pakek handscoon pegang kemana-mana, handscoon kalian itu kan infeksius, ga tau dari megang pasien mana-mana...." Dan secerca kalimat panjang yang mulai mengkerutkan gyrus-gyrus dalam otakku muncul.

Tampak wajah kesal di tunjukkan Kezha, hari itu memang bukan hari yang indah, namun sebenarnya juga bukan hari yang buruk. 

Oh, dan satu lagi informasi tambahan, besok sore kami akan pergi bertugas ke daerah.

My Co-Ass LyfeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang