Bab 1

3 1 0
                                    

"Utari, kok aku perginya sama Pandu sihhhh. Aku takut Radit marah, lagian kenapa kamu ga sama Pandu aja biar kalian bisa soswit-soswit gitu."

"Kamu yaaah, kamu tau kan aku bendahara diacara pensi ini. Jadi jelaslah aku gak cari sponsor soalnya banyak kerjaan, sementara kamu dan Pandukan danus. Gapapa kali Radit pasti ngerti orang dia ketua pelaksananya, udah aku harus pergi ke Wakasek dulu buat Konsul, kamu segera siap-siap ya! Bye!!" Utari pergi meninggalkan Azalea sendirian di ruang osis.
Azalea duduk sembari memikirkan apa yang harus dia lakukan bersama dengan Pandu, secara Pandu dan dia tidak terlalu dekat terlebih di OSIS pun mereka jarang terlibat dalam pekerjaan yang sama.
"Lea, ayo siap-siap pakai helmmu kita harus mencari sponsor" Azalea terhenyak dari lamunan nya ternyata Pandu sudah datang ke ruang osis dengan membawa beberapa proposal. Azalea langsung membawa tas dan helmnya. Mereka pun pergi bersama.

Jalanan sangat ramai tapi mereka memilih untuk tak bergeming hingga akhirnya Pandu membuka pembicaraan.
"Lea, kita mau kemana sekarang?" Tanya Pandu.
"Kita pergi ke Selamat"
"Hah? Selamat? Iya Lea kita pasti selamat sampai tujuan"
"Bukaaan, ke PT Selamat itu yang jualan biskuit gitu" sedikit mengencangkan suaranya
"Hahahha iya deh iyaaaa jangan emosi gitu kali". Jawab Pandu sembari cengengesan.
Itulah Pandu, dia bisa dikategorikan cowo receh eh bukan bukan receh tapi cowo yang berusaha membanyol walau kadang diwaktu yang salah, pernah ketika rapat OSIS dia membanyol dengan menirukan Pak Dani pembina OSIS SMA Triguna, Pak Dani memang mempunyai kebiasaan aneh yaitu menjilat bibir sebelum berbicara eh bukan sebelum berbicara tapi setiap berbicara kata demi kata dia selalu menjilat bibirnya terlebih dahulu, entah apa faedahnya namun akibat perilakunya itu Pak Dani sukses membuat orang gagal fokus pada bibirnya. Ketika Pandu sedang mempraktekkan kebiasaan pak Dani tiba-tiba pak Dani muncul, semua orang tak menghentikan Pandu karena kaget dan akhirnya Pandu mendapat hukuman membersihkan wc karena dia melakukan hal tak terpuji.
Waktu begitu cepat sehingga sampailah mereka di PT Selamat, Azalea dan Pandu berhasil memberikan proposal sponsor untuk acara mereka, kalau bukan Pandu mengaku mengenal kepala HRD perusahaan itu satpam pasti sudah mengusir mereka. Langit terbungkus Mega, hujan akan segera datang.
"Lea, kamu pake aja jas hujan ku biar kamu gak basah" Pandu menyodorkan jas hujan pada Azalea.
"Ah gak mau, jas hujanmu bau. Jijik aku" tolak Azalea.
"Kamu bilang jijik? Lebih jijik mana sama air hujan? Hujan sekarang itu gak baik, gak kayak hujan yang dulu. Buktinya liat pager aja sampe karatan. Kamu mau mukamu karatan? Kalo aku sih gak papa Utari masih menerimaku"
"Ihhh apa sih pan, aku kan bukan pager, ya gapapa Radit juga masih mau dengan ku ya. Maaf maaf Radit itu setia gak kek kamu."
"Udah, sini kamu! Bawel dehhh" sembari menarik Azalea, dia memakaikan jas hujannya.
"Ihhh Pandu ngapain sih, kagakkk aku kagak mau bauuuuu. Bisa gatel2 deh akuuu, mau lepasss ahhh" Azalea berusaha melepaskan jas hujan itu namun dihalangi Pandu.
"Azalea, kalau kamu lepasin jas hujan ini. Artinya kamu sudah melukai harga diri dari Pandu hermawan sastra!" Azalea berhenti dan memilih untuk diam, ia menerima semua perlakuan Pandu yang memakaikan jas hujan untuknya.
"Selesaiii" ujar Pandu.
"Lah kok selesai sih, celananya mana? Ya tetep aja basah dong kalo gaada celananya" protes Azalea.
"Iniiih, celananya aku pakek kalo kamu yang pake dua-duanya licik dong kamu kering dan aku basah banget. Sebagai laki-laki aku juga harus kering supaya tetep sehat." Terang Pandu.
"Ishhhh rese kamu pan"
"Udah yuu jalan."
.
Jalanan diguyur hujan, hujan besar. Ah tidak bukan besar tapi mereka datang bersama teman-temannya, motor Pandu terus melaju, Pandu terlihat menggigil sementara Azalea hanya bisa melihatnya dengan tatapan kasihan. Azalea berinisiatif melindungi tangan Pandu agar tidak kehujanan dengan tangannya.
Zzzzzzzzzzz(Bunyi Hujan)
"Kamuuu ngapain leaaa, entar tanganmu basah" setengah teriak karena hujan sangat deras.
"Biar kamu gak keujanan, aku mau jadi payung kamu." Jawab Azalea yang sama kerasnya.
"Bodo amatlah, asal kamu jangan basahhh. Tutuppp helm kamu entar basah" Pandu menutup kaca helmnya yang diikuti oleh Azalea, Pandu memacu kuda besinya dengan kencang hingga sampailah di sekolah mereka.

Pandu, aku tak tahu kapan aku menyukaimu. Tapi untuk pertama kalinya ketika aku berjalan denganmu aku lupa akan dunia, kurasa aku membuat dunia sendiri. Dunia yang hanya ada aku dan kamu sejak hujan kemarin....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 26, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TandusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang