Pagi ini aku berjalan di tengah lapangan sekolah untuk ke kelas ku.
Sendiri?
Ya tentu saja.
Aku tidak punya teman disekolah ini. Mereka menganggap ku sombong. Tak apa. Aku juga tak butuh mereka.
Aku sampai ke kelasku yang penuh dengan hingar bingar.
Tentu saja ramai karena ada PR Fisika yang akan dikumpulkan pada jam pertama.
Aku melewati semua orang dan duduk di kursi paling belakang dan paling pojok dikelas.
Sendiri lagi?
Ya.
Menurutku duduk sendiri itu enak. Aku bisa menguasai satu meja penuh. Dan tentu saja aku tidak perlu mencontekan PR ku yang sudah susah-susah aku buat pada teman sebangku.
Aku tak pernah bertegur sapa pada teman sekelas ku jika itu tidak mendesak.
Lalu aku membuka novel yang aku bawa dari rumah. Dan mencoba berkonsentrasi pada bacaanku mengabaikan keramaian di sekitarku.
***
Kriiiing!!
Suara bell membuyarkan konsentrasi membacaku.
Huh aku benci ini, saat sedang seru-serunya terpotong dengan Bell.
Aku memasukan novel ku itu kedalam laci mejaku. Dan menyiapkan buku untuk pelajaran hari ini.
Pak Seno guru Fisika yang super membosankan pun datang ke kelas.
Kenapa membosankan?
Karena kalau dia mengajar 2 bab hanya diseleskan selama 2 jam pelajaran. Saat menerangkan pun ia hanya fokus ke papan tulis tanpa susah-susah menengok kami.
Tapi pagi ini ada yang beda.
Dia datang bersama seorang siswa yang kutebak adalah murid baru.
"Selamat pagi anak-anak!" Sapanya lantang.
"Pagi pak!" Saut teman sekelas ku bersamaan.
"Pagi ini saya membawa murid baru untuk kalian." Ia pun menengok kesamping, "silakan memperkenalkan diri."
"Baik Pak!"
"Perkenalkan nama saya Dimas Alif Prakarsa, saya pindahan dari Bandung. Salam kenal semoga kita semua dapat berteman dengan baik." Ucapnya sambil tersenyum pada penjuru kelas.
"Ya silahkan Dimas duduk di bangku yang kosong." Perintah Pak Seno.
Ah sial! Rutuku dalam hati, karena satu-satunya bangku kosong adalah disebelahku.
Dimas pun segera beranjak duduk di sebelahku.
"Hai, gue Dimas.." sapanya sambil mengulurkan tangan.
***
Hai gays...
Ini cerita pertamaku.
Maaf bila masih ada typo dan alur cerita yang terlalu cepat.
Thanks for reading guys😄😄
See you.
KAMU SEDANG MEMBACA
How to Trust
Teen FictionAku tidak percaya siapa pun. Bagiku semua orang tak pantas di percaya. Hatiku terlalu beku untuk percaya pada orang lain. Aku hanya percaya pada diriku sendiri. Aku menyimpan semuanya sendiri. Rahasia terbesarku dan kepedihan ku. Aku meyakinkan diri...