Aruna berjalan memasuki caffe dengan design klasik tersebut
"cukup tenang.." pikirnya. Saat ia berjalan menujuke arah meja kosong tiba - tiba seorang pelayan menabraknya dari arah samping. Beruntungnya ia sedang tidak membawa pesanan pelanggan.
"Ah..maaf tuan, saya tidak memperhatikan langkah saya" ucapnya seraya membungkuk dihadapan Aruna dan hanya dibalas tatapan datar oleh Aruna.
"Es cream strawberry dengan topping candy" ucap Aruna kepada sang pelayan seraya menatap keluar jendela.
"Maaf ?" tanya sang pelayan kembali untuk memastikan pesanan Aruna.
Aruna menoleh kepada pelayan wanita yang sedang berdiri di depannya dengan tatapan tajam membuat sang pelayan tanpa sadar meneguk ludahnya pelan karena ditatap tajam seperti itu.
"Bawakan es cream strawberry dengan topping candy untukku. Apakah kali ini ucapanku cukup jelas nona?" ucap Aruna dengan penekanan di setiap nadanya.
"Ya..ba-baik tuan, pesanan anda akan segera datang" balas sang pelayan seraya membungkuk dan berjalan ke arah belakang bagian dapur.
"Benar-benar..dasar pria menyebalkan!" lirih sang pelayan. Namun sedetik kemudian ia tertawa. Rose sahabatnya yang melihat tingkah temannya yang tiba-tiba tertawa-pun segera menghampirinya. pasalnya tidak ada yang sedang membuat lelucon lucu apapun namun ia tiba-tiba saja terbahak. "Aneh.." pikirnya.
"Hei bodoh! Elina, ku ini kenapa?" tanya Rose kepada wanita didepannya. Ya, pelayan yang menabrak Aruna beberapa menit yang lalu adalah Elina-Pemilik caffe.
"Hei tolong bawakan es cream strawberry dengan topping candy dan antarkan kepada pria diujung sana ya" perintah Elina kepada pegawainya tanpa menjawab pertanyaan Rose terlebih dulu.
"ELINA!" geram Rose.
"Pfftt buahaha ya ya ya Rosie aku mendengarmu tak perlu menggeram seperti itu" jawab Elina seraya menghampiri Rose.
"Yasudah ceritakan hal lucu apa yang membuatmu tertawa sampai terbahak seperti tadi? Siapa yang sedang membuat lelucon?"
"Ah tidak ada. Aku hanya ingin tertawa saja mendengar pesanan pria tampan strawberry candy yang sedang duduk di ujung sana" jawab Elina seraya menunjuk Aruna.
"Apa? memangnya apa yang salah dengan pesanannya? mungkin saja ia memesan untuk adiknya?" jawab Rose dengan nada heran dan seketika tawa Elina kembali memenuhi ruangan membuat Rose menautkan kedua alisnya.
"Ya..? apakah menurutmu itu untuk gadis kecil Rose? Kemarilah biar kutunjukkan padamu" ucap Elina seraya menarik Rose menuju pintu pembatas dapur dengan bagian samping caffe dengan masih mencoba menenangkan geli diperutnya.
"Kau lihat pria yang di ujung sana? dengan raut dingin dan sedikit mengerikan itu dan jambang yang membuatnya tampak seperti pria matang yang panas, kau lihat?" tanya-nya seraya melihat Aruna yang sedang menikmati es cream favorite-nya dengan tenang.
"Ya aku melihatnya, lalu?" tanya Rose dengan nada yang masih belum mengerti dengan maksud sahabatnya itu.
"Rose..kau terlalu lama untuk connect ya. Pria itu yang memesan strawbery candy. Bukan seorang gadis kecil! tapi pria matang dan berkarisma. Pfftt astaga aku baru melihat ada seorang pria gagah yang memiliki selera imut dan manis sepertinya, terlebih lagi...pink!" jawab Elina seraya menahan tawanya yang akan kembali meledak.
Rose yang baru mengerti apa yang dimaksud oleh sahabatnya hanya bisa menganga kaget antara tidak percaya dan baru menyadari betapa tampannya pria strawberry candy itu.
Sedangkan Aruna, ia masih menikmati es cream pinky miliknya dengan tenang tanpa tahu ada dua wanita yang sedang menggosip dan menertawakannya.
Cukup sekian dulu ya hihi😚😚
Betewee😁😁😁
Kenalin ini Mysila Dandelina Assegaf (Elina) si gadis cantik dengan dengan banyak misteri di hidupnya.
Daann inii Arunakuuuu😍😍 utututut pria hot dengan strawberry candy pinky
See u next capter..
sekiarnya ada typo atau salah dalam penulisan kata. kalian boleh komentar, bahkan pedas sekalipun gak masalah, saya akan sangat berterimakasih huhu....
KAMU SEDANG MEMBACA
That Asshole Is Mine
Romance#Aruna Sangga Daniswara Orang berkata nama akan menjadi arti bagi pemiliknya, kurasa itu tepat saat aku mengenalmu. Kau sama kuatnya seperti namamu #Mysila Dandelina Assegaf Setiap kata dalam namamu adalah takdirku