getting lost somewhere

3K 374 14
                                    

"Bakugou, bisa tenang sedikit?"

Kau melirik malas sekilas. Bakugou berhenti menghentak kaki sejenak.

"Aku tahu kita sama-sama berada dalam situasi sulit. Namun ocehan dan umpatanmu itu membuat kepalaku sakit." Mendengus kasar, "Memperburuk suasana."

Bakugou mengangkat dagunya, merapatkan dahi penuh penghinaan. "Haah? Jadi menurutmu aku sedang takut?"

Kau lagi-lagi mendengus. Bergeser untuk menghindari dirinya yang mungkin saja akan menarik kerah kemeja.

"Siapa yang bilang begitu." Tidak ingin memperpanjang, "Lebih baik cari solusi agar kita bisa keluar secepatnya."

Bakugou mendecih. Kilas akhirnya sempat kau lihat. Mungkin memang tingkat ketenangannya terlalu berbeda.

Semuanya bermula dari malam-malam weekdays seperti biasa. Malam biasa, yang selalu menyimpan debar-debar dalam diam. Kau dan Bakugou saling mengangkat alis, bertemu di pertigaan yang ramai. Lalu langkah menjadi selaras bersama dengan lingkungan yang menyepi. Kemudian sudah berada di tengah hutan.

"Villain sialan!"

Umpatan lagi. Kali ini—yang sebenarnya sudah ke sekian kali—masih mewakili apa yang kau rasakan. Dipikir lagi, terima kasih, Bakugou, telah menjaga kesucian bibirmu dari umpatan.

Lama-lama semakin gawat. Malam semakin larut. Entah apa urusan villain tersebut terhadap kalian, atau bahkan sebenarnya diragukan tentang eksistensi keperluan, ini sungguh menyebalkan. Terlalu banyak pohon besar di sekitar. Bakugou tidak bisa begitu saja mengeluarkan ledakannya sebagai penanda. Pohon-pohon bisa terbakar. Kau pun tidak bisa seenaknya melancarkan cahaya ke langit yang kemudian akan menyisakan hujan meteor kecil.

Dan, hipotesis paling menyebalkan, bisa saja hutan ini hanyalah dimensi buatan. Bisa saja sebenarnya kalian masih di tempat yang sama.

Kau menarik napas sebagai meditasi terbaik saat ini. Tiba-tiba terpikirkan bahwa mungkin saja Guardians of the Galaxy akan selalu rileks jika tersesat di tengah galaksi: ada Mantis, gitu. Lalu membayangkan pemimpin seperti Nabi Musa yang mana pada akhirnya setelah 40 tahun menemukan jalan keluar.

Iya, kali ini pasti ada jalan keluar.

"Hoi, Tuan Putri, jangan cuma diam sok berpikir."

Kau tersinggung, tentu saja. Tetapi kali ini kau harus meredam sebagian. "Aku berpikir keras, Raja Ledakan." jawabmu ketus.

Menatap batang-batang pohon di atas, kau baru teringat hal yang penting. Sebelum kau menyuarakannya, Bakugou lebih dulu melaksanakannya. Memanjat pohon tertinggi. Kau menyusul di belakang.

Sebenarnya daun lebat di puncak pohon masih memberikan celah untuk bintang-bintang mencapai kalian. Tetapi kau coba mengabaikan keindahan alih-alih untuk mencari petunjuk.

Dari orientasinya, kalian berada di utara kota. Saking lebatnya hutan ini, city lights dari tengah kota bahkan tertutupi. Ini masalah besarnya.

Bakugou melirikmu yang menekan tombol dari sebuah alat berbentuk tabung tipis. Bibirnya tertarik membentuk seringai mengejek. "Sudah menyerah, Tuan Putri?"

Kau menatap ke arah lain.

"Bukan menyerah. Aku melakukan ini karena ini adalah cara paling cepat." Kau menopengi kekesalan dengan dengus sindiran. "Aku tidak ingin berlama-lama tersesat berdua denganmu."

Bakugou masih merasa menang.

.
.
.

next ➵ interacting with family members.

𝐢𝐧𝐟𝐢𝐧𝐢𝐭𝐞 𝐠𝐥𝐢𝐧𝐭𝐬 [bakugou katsuki]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang