#AKU

58 5 2
                                    


Sejenak ku terdiam dan membisu
Membuatku lelah dan tanpa arah.

Baiklah, kita mulai..
Waktu itu aku sedang tak ingin dekat dengan siapa-siapa, semua sama, hanya teman.

Bahkan, ketika ada yang rela melakukan segala hal demi aku, pada pengujung cerita aku menyakiti dia dengan bilang kalau selama ini aku menganggapnya bukan sesuatu yang istimewa, aku jahat, ya sepertinya, tapi semua aku ucapkan langsung lewat kata-kata, didepan matanya, dihadapan dia, tepat di depan smandamart kami duduk berdua, sepulang sekolah.

Yang membuatku lega adalah dia mengerti maksud semuanya. Dan, kami masih berteman sampai sekarang.

Semua karena salah satu penduduk depok melakukan tindakan yang sungguh merusak hariku, aku jadi takut akan cinta, ya apalah itu disebutnya.

Coba mengertilah coba pahamilah
Arti cinta sesungguhnya

Tapi, tanpa sengaja semesta melayangkan dia didepan mataku, dia datang mengusik sunyi, lalu sedikit demi sedikit memberi warna.

Aku bahkan hanya menebak kalau tatapan dia sungguh cuma buat aku saat itu. Kalau aku bisa ikut duduk dilantai yang satu jajar dengan dia, aku mau, emm.. cuma ya itu, aku ada kewajiban yang beda dengan dia, ya semua juga tau jabatanku. Aku gamau dia tau yang sebenarnya kalau dulu aku hanya menantang egoku, persis dulu aku mengucapkannya seperti ini,

“Kalo gue bisa deket sama dia, gue bakal…”

Aku gamau dia tau, semoga dia gak baca part ini, tolong sedikit bersembunyi.

Aku memulai semuanya tanpa ada hati, hanya bermodal tantangan. Jalannya begitu rata, aku bisa lewati semua yang katanya problema.

Dan letakkan hatimu disini
Ku berjanji kau tak 'kan kusakiti

Awalnya, aku biasa saja. Namun, dia terlihat begitu keras kepala, sungguh. Hingga perlahan aku mulai luluh. Dia menjadi teman dalam banyak hal, dia menjadi pemecah dalam kebekuan.

Yang tepat sampai aku tak sadar kalau aku yang terperangkap, bukan aku yang memerangkap. Perasaan sialan, dari mana tumbuhnya dia?

Sejuk, sepi, sedang,
dan tanyakan bintang,
hanya kaulah yang ku sayang.

Itu masih awal, aku malah jadi kaku kalau ketemu. Dulu, aku begitu berani mencari matanya, sampai aku dapat dan menikmati keindahannya. Tapi beda setelah skenarionya entah dimanipulasi siapa, aku jadi selalu degdegan. Bahkan saat bertemu, aku memilih menghindari bayangannya, betapa terlihat bodohnya aku setiap hari.

Dia lebih tinggi dari bahuku, dia sosok yang ajaib, aku yakin, tak hanya Bandung yang Tuhan ciptakan sambil tersenyum, melaikan juga dia.

Aku adalah perempuan yang gak ada apa-apanya dibanding semua kaum hawa yang merupakan followers yang juga following-ku. Mereka indah kapan saja, mereka menata diri mereka. Aku ingin begitu kalau kamu mau tau. Tapi, persoalannya adalah aku sulit merombak susunan prioritas yang sudah terpaku diotak kecilku.

Yang mana, masa depanku nomor satu.

Kalau merawat diri kaitannya dengan pasangan, aku akan makin bingung. Pasangan yang mana yang dimaksud? Yang hubungannya hanya berbulan-bulan lalu usai begitu saja, atau yang mengajak untuk berlayar dan berlabuh disuatu yang disebut pelaminan, ini sebenarnya sudah terlalu jauh, tapi aku gak mau bohong, ini kadang menjadi topik perdebatan antara otak dan hatiku. Tapi, ya kita lewat saja bagian yang ini, aku geli menceritakannya.

#AKUWhere stories live. Discover now