Happy reading.......Sarada sudah kembali dari misinya. Sasuke mencoba merubah sikapnya dia hadapan Sarada. Dia mencoba memberikan Sarada perhatian. Naruto benar, pikiran Sarada bisa saja buruk terhadapnya. Dan diam tidak akan membuat Sarada mengerti.
Sakura sedang dalam perjalanan menuju ke kantor hokage. Hari ini di memiliki janji untuk menemui Naruto dan membicarakan masalah klinik dan juga rumah sakit. Setelah sampai Sakura langsung mengetuk pintu ruang Hokage dan Naruto langsung menyuruhnya masuk.
"Kau disini Anata??"Tanya Sakura.
"Hn."Gumam Sasuke sambil mengangguk.
"Ku kira kau sedang bersama anak-anak."Ucap Sakura.
"Mereka masih berlatih, aku meninggalkan Bunshin ku bersama mereka."Ucap Sasuke.
"Jangan biarkan mereka bertengkar."Ucap Sakura.
"Tenang saja Sakura_Chan. Mereka akan berteman dengan baik."Ucap Naruto. Entah mengapa senyumnya selalu terlihat lebar saat bersama dengan teman-temannya. Bahkan bersama keluarganya pun Naruto tidak pernah tersenyum selebar itu.
"Hn."Gumam Sasuke sambil mengangguk.
"Kuharap."Ucap Sakura.
*
*
*Boruto masih berusaha meningkatkan rasenggan nya. Sedangkan Sarada berusaha untuk meningkatkan Chidori nya. Mereka berdua terlihat bersemangat, dan sesekali mata bulat mereka melirik satu dengan yang lain. Seakan mengatakan kalau aku akan mengalahkan mu! Sasuke berada di belakang mereka dengan wajah datarnya. Dia melirik kedua anak itu secara bergantian. Tiba-tiba saja Sakura melompat dan berdiri di sebelah Sasuke. Dia tersenyum lembut dan dengan wajah yang berseri-seri. Lalu bunshin Sasuke menghilang dan Sasuke yang asli muncul.
"Istiratlah, kalian sudah berusaha dengan keras."Ucap Sakura. Dia menatap putri dan putra dari sahabatnya itu dengan lembut.
Sarada langsung berbalik saat mendengar suara Sakura. Dia bisa melihat sang mama yang berdiri di sebelah papanya. Mereka berdua terlihat seperti dua kutub yang berlawanan. Tetapi saling membutuhkan. Cahaya dari mamanya berhasil membuat papanya yang dingin dan datar menjadi lebih berwarna dan sempurna. Begitupun dengan keangkuhan dan kekuatan sang papa yang seakan menjanjikan perlindungan dan keamanan untuk mamanya.
"Tangan mu terluka Sarada!."Ucap Sakura dengan khawatir. Dia dengan cepat langsung berlari ke arah Sarada dan menyembuhkan goresan di tangan putrinya itu.
"Hanya luka kecil."Ucap Sarada dengan pelan.
Boruto menatap Sarada yang sedang di sembuhkan Sakura. Sebenarnya dia sangat ingin ibunya menyembuhkannya seperti itu. Tetapi apa dayanya, ibunya bukanlah ninja medis seperti ibunya Sarada.
"Tangan mu juga terluka Boruto?"tanya Sakura.
"Hanya tergores."Jawab Boruto.
"Goresan bisa menjadi luka yang dalam kalau kau membiarkannya."Ucap Sakura. Dia berpindah ke hadapan Boruto setelah menyembuhkan Sarada. Tak lupa dia juga menyembuhkan tangan dari putra Naruto itu.
Boruto menatap wajah Sakura yang bercahaya akibat dari sinar cakra hijaunya. Telapak tangan Sakura terasa hangat. Dia merasa kehangatan itu merasuki ke dalam hatinya.
"Berhati-hati dalam berlatih. Kau ceroboh seperti ayahmu!"Ucap Sakura dengan senyum gelinya. Sakura juga menepuk kepala Boruto dengan pelan, hingga membuat Boruto terpaku.
Di lain pihak Sarada hanya melihat interaksi antara Boruto dan Sakura dengan kesal. Dia tidak terima Sakura memberikan perhatiannya kepada Boruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Gaiden✔✔
FanfictionSakura berubah dan Sasuke tau itu adalah kesalahannya. Kesalahan yang membuat Sarada kritis dan Sakura membencinya. S~M