Berita buruk

43 6 3
                                        

Klik 🌟
.
.
.
Selamat membaca

***

Minggu yang penuh dengan kegugupan yang telah menantiku selama 3 tahun pun, sudah aku lewati. Entahlah bagaimana sampai aku bisa melewati minggu itu dengan baik. Rasanya aku sudah tidak sabar ingin mendaftar di SMA yang udah aku idam-idamkan sejak satu tahun lalu. Tiba-tiba khayalanku terganggu dengan bunyi ponsel yang berada tak jauh dari tempatku berdiri.

"Halo" sapaku.

"Akhirnya," ucap si penelpon. Aku mengerutkan keningku ketika mendengar apa yang dia katakan.

"Halo" sapaku sekali lagi.

"Lo lagi dimana?" tanyanya tanpa menjawab sapaanku.

"Halo, ini siapa sih?" tanyaku penasaran.

"Iya hallo, ini gue...yah ela. Fio, ini gue, Rizky." jawab si penelpon dengan sedikit kesal.

"Ohhh, biasa aja dong!" ucapku yang tak terima dengan nada bicaranya. Yah, aku kan gak tahu kalo itu dia.

Rizky mendecak. "Ok. Sekarang lo lagi dimana?" tanyanya.

"Di rumah. Kenapa emang?"

"Keluar."

Aku mengerutkan keningku. "Hah?"

"Keluar Fio. Gue ada di luar, di depan rumah lo." jelasnya.

"Apaaa!" enggak, itu bukan sebuah pertanyaan tapi pernyataan. Rizky ada di depan rumah gue? Yang benar aja, gue baru habis bangun tidur siang lagi, arghhh Rizky. Aku pun langsung mengatur rambutku yang terlihat berantakan dan tak lupa juga aku cepol asal rambutku, yah sekali-kali lah beda gaya rambut.

Ketika aku membuka pintu rumah, aku melihat Rizky sedang menatapku dengan wajah datarnya dan di tangannya terlihat sedang memegang paperbag.

"Kenapa?" tanyaku dengan nada biasa-biasa aja tanpa memperdulikan wajahnya yang terlihat datar itu. "Duduk dulu napa!"

Dia kemudian langsung duduk dengan kursi yang saling berhadapan denganku. Teras rumahku yang tak begitu besar hanya bisa menampung empat kursi dan satu meja di tengah-tengah kursi itu.

"Gue mau minta saran lo," ucapnya dengan wajah serius. Aku hanya menatapnya, yah karena aku gak tahu harus bilang apa. Masa aku bilang "Gak boleh, pulang aja sana." Gak mungkinkan.

"Ini bukan saran sih, tapi pengen kasih tau aja sama lo." ucapnya masih dengan wajah yang serius. "Hmm...ini udah gue pikirin sebelumnya, pulang dari sini gue mau nembak Tessa."

Kaget? Tentu saja, ini terlalu cepat dari yang aku bayangkan sebelumnya. Rasanya aku masih tertidur, ini seperti mimpi. Mimpi dimana aku mendengar berita buruk. Dari Rizky, idola sih cewek-cewek sekolahan. Dari Rizky, seorang pemain futsal. Dari Rizky, yang suka sama kendaraan yang bernama pesawat. Dari Rizky, cowok yang dekat sama gue hanya karena sebuah pulpen yang gak sengaja gue jatuhin. Dan dari Rizky, cowok yang gue suka mulai beberapa minggu terakhir ini.

"Iya, gitu aja. Hmm...maksud gue, lo nembak aja." ucapku dengan nada suara yang aku buat seakan aku baik-baik saja.

"Tapi gue masih ragu." ucapnya sambil menggaruk belakang kepalanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tiga Tahun LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang