1

12 1 0
                                    

Semarang, 2010

"Rere, jangan kabur kamu, awas kalo ketangkep aku habisin kamu" ujar Ervindo sambil mengejar Renata di taman belakang rumah keluarga Johson.

"Tangkap aja kalo bisa, wlee" ejek Renata memeletkan lidahnya dan terus berlari, dan ketika ia mulai kecapaian saat itulah Ervindo beraksi.

"Kena kamu, sayang" ucap Ervindo saat berhasil menangkap Renata dan memeluk pinggangnya erat takut Renata kembali kabur.

"Wuaaa, ampun Vin!!" teriak Renata sambil meronta-ronta saat melihat seringaian di wajah Ervindo.

"Kamu harus dihukum Rere sayang, liat nih muka aku, aku malu banget tadi diledekin Bi Jum." Memang saat Ervindo tidur di sofa, Renata dengan jailnya mengotak-atik wajah tampan sang pacar dengan spidol.

"Habisnya kamu sih, aku lagi asyik cerita kamu malah tidur" ujar Renata mencari pembelaan diri.

"Aku kan ngantuk banget semalam begadang ngerjain tugas, Re"

"Kenapa nggak tidur di rumah kamu aja, ngapain dateng kesini" kesal Renata.

"Aku kan kangen kamu."

"Ya kan bisa kamu ke sini pas udah nggak ngantuk lagi."

"Udah deh nggak usah banyak alasan lagi, sekarang kamu harus dihukum."

"Yaudah deh. Sekarang apa hukumannya?" tanya Renata pasrah.

"Cium" pinta Ervindo dengan senyum jail.

CUP

"Udah"

"Bukan di pipi, tapi di sini" ujar Ervindo menunjuk bibirnya.

"Ih nggak mau" ucap Renata sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kaya nggak pernah aja Re. Cepetan deh, atau aku kasih hukuman yang lebih berat" tantang Ervindo.

"Nggak nggak, nggak mau" tolak Renata.

"Kalau gitu.." Ervindo mengetukkan jarinya ke bibirnya dan Renata hanya bisa pasrah dan mendekatkan wajahnya padahal sebenarnya dia juga mau. Tetapi saat jarak bibir mereka hanya tinggal beberapa senti lagi, sebuah suara membuat mereka melepaskan diri.

"Sedang apa kalian?" interupsi seseorang dengan suara berat dan tegas.

"E-eh Papa, kok udah pulang?" tanya Renata gelagapan.

"O-om kapan sampe? Gimana penerbangannya? Tante mana?" tanya Ervindo ikut bersuara saat melihat tatapan tajam sang calon Papa mertua dan tidak mengindahkan pertanyaan anaknya.

"Kamu nanya satu-satu, udah kaya wartawan kamu" sarkas Dimas, Papa Renata.

"Hehehe" Ervindo tertawa masam sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

"Mamanya Renata di kamar langsung istirahat, penerbangannya tadi juga lancar" ucap Papa Renata menjawab pertanyaan Ervindo yang hanya dibalas anggukan oleh si pemberi pertanyaan. Memang Papa dan Mamanya Renata baru pulang dari Medan karena ada sanak saudara yang menikah.

"Yaudah om ke kamar dulu, kalian jangan ngelakuin yang macam-macam, ingat belum sah" ujar Papa Renata memberikan peringatan sebelum beranjak meninggalkan mereka.

"Iya om" cuma satu macam aja kok lanjut Ervindo dalam hati.

"Kaya Papa nggak pernah muda aja" jawab Renata sangat pelan.

"Papa dengar Renata" dan sejoli itu pun hanya terkikik pelan.

***

Keesokan harinya, di dapur kediaman keluarga Johnson begitu sibuk. Renata yang sudah siap untuk pergi hangout dengan sahabat-sahabatnya pun singgah ke dapur sekedar pamit pada sang ART, kalau Papa dan Mamanya jangan ditanya, mereka sudah berangkat ke tempat kerja masing-masing, Papa Renata ke kantornya sedangkan sang Mama ke butiknya.

For LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang