GESEKAN

40 2 0
                                    

  Tettttttttt suara bel merambat di pertikel-partikel udara dan menyebar ke seluruh sekolah melalui toa-toanya, bertanda proses belajar mengajar telah selesai. Siswa-siswi bertaburan keluar melalui gerbang-gerbang kokoh Sma Nusantara, ada yang menunggu angkot, ada yang ke parkiran, ada juga yang berjalan bersama sang pacar.

  "Dik kemana dulu nih?" tanya Ramadhan kepada Dika yang berjalan disebelahnya dan diikuti oleh teman-temannya di belakang.

  "Nongkrong di parkiran dulu aja kali ya" balas Dika.

  Sesampainya di parkiran sekelompok remaja itu melihat rombongan Dhani yang memang parkir ditempat yang sama dengan rombongan Dika. Dhani menatap dengan sinis dan sesekali menghisap rokok yang ia sematkan diantara jari telunjuk dan jari tengahnya. Dika tidak menggubris tatapan penuh benci Dhani yang ditujukan untuk ia dan teman-temannya, ia hanya fokus ke teman-temannya yang lain yang sudah duluan berada di parkiran.


   "Man" sapa Dika kepada Herman, lalu melontarkan jabatan tangan.


  "Oi dik" jawab Herman lalu menyambut jabatan tangan Dika.

  "Rokok?" lanjutnya sambil menyodorkan sebungkus rokok yang sudah terbuka.
 
 

"Gak ah, gua punya"


  "Gua ditawarin gak nih? Hehe" terdengar suara dibelakang Dika.


  "Nih put hahahah" Herman tertawa dan lalu memberikan bungkus rokoknya kepada Putra "nih korek" lajut Herman.

  "Wahhh ikhlas kaga nih? Hahah"


  "Ikhlaslah put, asal jangan lu abisin aja hahah"

  "Gua duluan ya" ucap Ramadhan mendadak dengan raut muka cemas.

  "Buru-buru amat ma" balas Dika sembari menghidupkan rokoknya.

  "Mau nganter benca pulang, lupa banget gua tadi udah janji mau ngaterin, nih barusan dia nelpon udah nunggu lama di depan kelasnya dia" jelas Ramadhan.

  "Yaudah gua duluan ya" lanjutnya sambil menghidupkan motor rx king miliknya, disusul dengan suara keras khas suara motor dua tak dari kenalpot motor itu yang sangatlah berisik.

  "Dik kayaknya urusan tadi belom selesai dah, bakalan ada lanjutannya nih" celetuk Teddy sambil menghembuskan asap rokoknya sambil mendekatkan tubuhnya dengan Dika.

  "Serah dah hadapin aja" jawab Dika.

  "Iya, toh juga kita ga salahkan? Kan kita cuma melawan doang masalah mukanya bonyok mah salah sendiri berantem" timpal Putra sambil menggambil sebatang rokok milik Dika.

  "Wei rokok gua tuh" ucap Dika sambil melirik tangan Putra yang menjulur mengambil rokok miliknya.

  "Satu doang Dik, duit gua abis nih hahaha" jawab Putra sambil merangkul Dika lalu memijat-mijat bahu Dika.

  "Iya kita emang kaga salah, tapi kan Dhani juga ga bakal mukulin kalo si Teddy ga ganjen sama Dinda" ucap Dika sambil melihat kearah Teddy.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RadikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang