RENCANA SEMESTA

131 14 10
                                    

  Hari masih terlalu pagi untuk sebuah pertikaian yang menjelema menjadi pemecah damai dalam logika pelajar, bahkan untuk remaja yang bersahabat dekat dengan sosok kenakalan.

  "Dipukulin dimana man?" Tanya Dika sambil terus berlari mengikuti langkah lelaki jangkung itu.

  "Di lantai dua gedung belakang dik" gedung belakang yang dimaksud adalah gedung lama bekas kelas X tahun lalu yang sudah tidak dipakai lagi dan beralih fungsi menjadi tempat merokoknya para siswa laki-laki.

  "Wah bahaya, sepi tuh tempat kalo pagi kayak gini" ucap Dika "Kok bisa sampe dipukulin?"

  "Teddy nggodain kak Dinda" Dinda adalah pacarnya Dhani sekaligus juga mantannya Teddy. Siswi kelas XII bertubuh tinggi semampai dengan body aduhai itu memang mampu membuat lelaki mana pun menyempatkan diri walau hanya untuk memperhatikan rambut coklat bergelombangnya yang kerap ia gerai. Teddy berpacaran dengan Dinda saat Teddy masih kelas 9 Smp dan Dinda kelas XI Sma. Hubungan mereka berlangsung sekitar 6 bulan kemudian Teddy memutuskan Dinda dengan alasan ingin fokus belajar untuk ujian, alasan paling klise bahkan untuk seorang remaja Smp padahal saat itu Teddy sedang dekat dengan wanita lain. Teman Dika yang satu itu memang seorang playboy cap kaki tiga.

  "Emang kebiasaan tu cina ruko" ucap Dika sambil tersenyum.

  "Mampus! Hahaha" Ramadhan tertawa.

  "Gila lo, kalau ntar mampus beneran gimana? Temen kita tuh" timpal Putra dari belakang.

  "Bener juga ya, ntar ga ada lagi yang nemenin gua nyari daun ketapang, ga jadi deh mampusnya hahaha" ucap Ramadhan.

                                  ●●●

  Sesampainya di gedung belakang mereka menjelajahi setiap ruangan dan melihat Teddy yang sudah tersungkur di lantai berdebu disamping kotak sampah dengan kondisi yang sudah berantakan. Bajunya keluar dan beberapa kancingnya terbuka, wajahnya yang oriental sudah dihiasi lebam-lebam serta ujung bibirnya sudah berdarah. Mereka berhenti beberapa meter dihadapan Dhani dan teman-temannya yang kurang lebih berjumlah 10 orang untuk memahami situasi, kecuali Ramadhan yang langsung melompat dan menerjang Dhani.

  "Anjing!!!" Teriaknya sambil menerjang sehingga lelaki berbadan tinggi itu terjatuh ke belakang. Ramadhan yang ikut jatuh saat menendang kini malah jadi sasaran tendang oleh teman-teman Dhani.

  Putra menoleh sejenak ke arah Dika temannya, dan lelaki itu bicara.

  "Udah sikat!" Teriak Dika dan langsung berlari kemudian menerjangkan kakinya yang dibungkus oleh sepatu convers ke wajah salah satu teman Dhani yang sedang mengroyok Ramadhan sehingga lelaki itu jatuh terjerembab ke lantai.

  Putra dan teman-temanya tak tinggal diam mereka juga langsung menceburkan diri ke dalam perkelahian. Ramadhan yang tadi jadi sasaran tendang kini bangkit dengan tangan terkepal dan langsung melesatkannya ke wajah lelaki bongsor yang tadi menendang kepalanya dengan keras.

  "Sini lo anjing!" ucap Ramadhan sambil menarik baju lelaki itu sambil melesatkan beberapa pukulan ke arah wajahnya, namun lelaki bongsor itu nampak tak merasakan apa-apa. Lelaki itu hanya menatap Ramadhan dengan dalam.

  "Jangan gara-gara lo senior lo bisa berbuat seenak lo ya" ucap Ramadan sambil menunjuk ke arah wajah lelaki yang sedang ada didepannya. Lelaki itu hanya tersenyum simpul kemudian menarik kerah baju Ramadhan lalu melemparkannya, tubuh Ramadhan jatuh dengan keras hingga terdengar bunyi Brukkk yang keras, lelaki itu meringis sambil memegang punggungnya.

  "Ma!!!" Teriak Dika "Bangsat lo!" Lajutnya. Dika yang tadi sibuk menjejali wajah Dhani dengan pukulan kini beralih ingin menghajar lelaki bertubuh bongsor mirip gorila itu. Ia menendang punggung lelaki itu sampai ia jatuh tersungkur ke depan dekat dengan Ramadhan. Ramadhan membalikkan tubuh lelaki itu kemdian Dika menduduki perut besarnya yang bagai gunung daging lanjut dengan pukulan bertubi-tubi yang ia lesatkan.

RadikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang