Part 1 - Kedatangan

27 3 2
                                    

💜💜💜

Seoul Express Bus Terminal

"Ehm eomma aku baru saja turun dari bus."

"Ingat pesan eomma, Seulbi-yya. Baik-baiklah disana, jangan tidur terlalu larut, jangan sampai telat makan. Aigooo eomma sudah mulai merindukan mu" Terdengar isak tangis disebrang sana.

Seulbi tidak dapat menahan senyumnya mendengar penuturan dari sang ibu "Eomma kau sudah berjanji untuk tidak menangis, aku akan baik-baik saja disini dan akan selalu memberimu kabar, jadi jangan khawatir, mengerti ?"

"baiklah, jaga dirimu selama berada disana, Seulbi-yya. Eomma menyayangimu"

"aku juga menyayangimu, eomma. Aku tutup oke ? dah"

Seulbi menutup sambungan telponnya dan memasukkannya kedalam kantung jaketnya yang berwarna baby pink sambil menyeret pelan kopernya menuju pintu keluar terminal. Tak membutuhkan waktu lama hingga akhirnya Seulbi dapat menemukan taxi yang akan mengantarkannya menuju apartemen tempat tinggalnya selama di Seoul.

Selama perjalanan, rasanya ia tak pernah habis mengagumi kota yang tak pernah tidur ini. Tempat bagi banyak orang yang datang menggantungkan impiannya disini. Tentunya tak terkecuali bagi Seulbi sendiri, baginya tempat ini adalah permulaan dari kisah hidupnya dan untuk menemukan bintang hidupnya yang sudah lama pergi.

Lamunan itu berakhir tak kala taxi yang ia tumpangi berhenti di depan lobby apartemennya. Setelah mengeluarkan koper dan memberikan uang kepada supir taxi, Seulbi langsung melangkahkan kakinya kedalam lobby.

Apartemen yang sekarang ditinggalinya dapat dikatakan cukup nyaman dan asri, terdapat banyak pepohonan yang mengelilingi apartemen ini, sehingga mampu memberikan pertolongan bagi siapa saja yang ingin berteduh dari panasnya sinar matahari. Terdapat taman di sudut apartemen ini yang menjadi tempat bermain bagi anak-anak pada sore hari atau hanya menjadi tempat peristirahatan bagi siapa saja yang sedang merasakan penak dalam hidupnya.

Seulbi langsung bergegas menaiki lift untuk menuju unitnya. Unit sekaligus yang akan menjadi rumahnya terdapat di lantai 3. Sesampainya Seulbi didepan pintu, ia langsung mengeluarkan kunci dan membukanya. Suasana sunyi dan gelap langsung menyambutnya, di depannya terdapat tumpukan kardus yang merupakan barang-barang Seulbi yang kebetulan sudah di kirim terlebih dahulu.

Unit yang menjadi tempat tinggalnya saat ini tidaklah terlalu besar, hanya terdapat satu kamar, ruang tamu, dapur, kamar mandi dan balkon yang langsung menghadap pemandangan kota Seoul, cukup memberikan naungan bagi dirinya yang tinggal sendirian disini. Unit ini didominasi warna abu-abu yang memberikan kesan nyaman dan menenangkan bagi siapapun yang masuk. Mungkin banyak yang berfikir bahwa warna abu-abu memberikan kesan monoton dan membosankan tapi faktanya malah sebaliknya. Nilai plusnya dari apartemen ini adalah mereka sudah menyediakan beberapa barang dan perabotan seperti kasur, sofa dan lemari. Baiklah kurasa ini terasa nyaman untuk ditinggali.

Seulbi tak langsung membereskan barang-barangnya, rasanya ia sudah terlalu lelah dengan perjalanan panjang yang mampu menguras tenaganya. Lantas ia langsung bergegas membersihkan diri agar dapat beristirahat. Setelah selesai, ia lalu langsung merebahkan dirinya dikasur dan menarik selimutnya, mencari posisi yang nyaman. Sesaat sebelum ia terlelap dalam tidurnya, Seulbi memikirkan sosok yang menjadi alasan utama ia meninggalkan kampung halamannya.

"Oppa" tanpa gadis itu sadari ia menahan napasnya bebarapa saat sebelum melanjutkannya. "Setelah usahaku ini untuk mengikis jarak diantara kita, apakah akhirnya aku dapat melihatmu lagi ?" setelahnya hanya terdengar suara napas yang berhembus secara teratur.

💜💜💜

All Of My Life || MYG (Pending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang