1 : Pertemuan Singkat

1.1K 74 10
                                    

"GIDEON!!!" Teriak seorang perempuan hampir membuat semua orang terkejut saat melewati lorong kelas IPS. Sementara, laki-laki yang tadi namanya disebut hanya berlari kencang sembari tertawa cekikikan bersama dua temannya, Regy dan Petra.

"AWAS AJA YA LO BERTIGA!" Seru perempuan tadi dengan nada mengancam. Namanya Shelma, satu kelas dengan Gideon di kelas IPS. Teriaknya tadi kontan saja membuat semua orang menjadi risih padanya.

"Kenapa sih, shel? Mereka bertiga buat ulah lagi?" Tanya salah satu teman sekelas Shelma bertanya. Entah karena benar-benar peduli, atau hanya sekedar kepo belaka.

"IYE! Kesel gue, kapan sih mereka bertiga nggak buat ulah?!"

Teman Shelma itu lalu tersenyum kecil, "Hmm.. Tapi suka kan di godain Gideon terus?"

"IH! Apaan sih lo ngomongnya!" Seru Shelma lalu ikut tersenyum malu, "Udah ah, gue mau balik ke kelas!"

"Yeh gitu, giliran dikatain begitu aja langsung ilang tuh emosinya!"

Sementara itu, Gideon, Regy, dan Petra baru saja sampai di kantin sambil ngos-ngosan setelah berlari karena ulah mereka sendiri yang akhirnya ketahuan oleh Shelma, perempuan yang seringkali menjadi korban keusilan mereka. Ya, ini sudah kesekian kalinya mereka menggoda perempuan yang bisa dibilang paling pendiam di kelasnya. Shelma bukan seperti anak perempuan SMA pada umumnya yang seringkali membuat geng seperti itu. Bahkan, dia hanya mempunyai beberapa teman saja di sekolah. Oleh karena sikapnya yang pendiam itulah, Gideon dan teman-temannya semakin saja asyik menggoda Shelma.

"Tolol lo! Akhirnya malah ketahuan!" Seru Regy sembari tertawa, mengingat apa yang telah mereka lakukan pada Shelma.

"Suruh siapa? Cuma disuruh ngintip doang aja pake ketahuan segala!" Seru Gideon kesal, "Yaudah, jadi siapa nih yang menang taruhannya? Gue tadi bilang warna pink!"

"Gue kuning!" Balas Petra dengan percaya diri.

"Gue biru!" Sahut Regy, "Dan gue yang menang! Shelma pake kancut hello kitty warna biru!"

"AH YANG BENER LO?! HELLO KITTY BUKANNYA WARNA PINK?" Teriak Gideon dengan keras, merasa tak percaya dengan apa yang disampaikan oleh Regy.

"Ya gatau, emang warna biru! Udah, gue yang menang! Mana duit 50 ribu lo berdua! Gue laper nih!" Tagih Regy sembari mengulurkan tangannya, meminta apa yang seharusnya menjadi miliknya sekarang.

"Ck! Masih nggak percaya gue hello kitty sekarang ngeluarin kancut warna biru." Gerutu Gideon lagi-lagi kesal, karena uang 50 ribu miliknya harus hilang begitu saja.

Mereka bertiga kini tengah berada di kantin. Karena sedang jam istirahat, akhirnya mereka memutuskan untuk membeli makan siang juga minuman untuk memuaskan dahaga. Setelah pesan makanan, ketiganya duduk di bangku kantin yang terletak di ujung. Tempat itu sudah seperti menjadi hak milik mereka, karena tidak ada yang berani duduk disana. Mungkin itu semua karena Gideon, dan kedua temannya terkenal galak. Bagaimana tidak? Bahkan seorang siswa yang pernah secara tak sengaja duduk di tempat itu sekarang pun menjadi ketakutan, ia tidak pernah lagi menginjakkan kakinya di kantin itu dan lebih memilih untuk diam di kelas, memakan bekal milik sendiri.

Gideon dan kedua temannya sangat akrab dengan beberapa anak laki-laki dari kelas IPS yang lain, yang juga sama terkenal nakal dan juga galak. Ketika istirahat tibalah mereka semua berkumpul di kantin, sambil melakukan semua hal yang mereka suka, seperti mengejek seseorang, menggoda perempuan, atau pun memalak beberapa siswa pendiam di sekolah itu. Jangan berpikir kepala sekolah diam saja melihat tingkah mereka, bahkan mereka sudah berkali-kali hampir di keluarkan dari sekolah.

Tak lama, pesanan mereka bertiga pun datang. Sementara teman-temannya masih duduk-duduk santai di bangku itu karena merasa malas untuk mengantre. Satu dari mereka, sibuk menggoda perempuan yang mulai berdatangan ke kantin, apalagi siswa-siswa baru yang masih terlihat fresh. "Widih, dek, sst— sst! Cantik!" Godanya sambil bersiul.

Sedang melahap kwetiaw favoritnya, tiba-tiba saja Gideon menangkap satu perempuan yang entah kenapa bisa membuatnya terpana. Wajahnya cantik, namun terlihat tampil apa adanya, rambutnya diikat, memperlihatkan pipi merona yang ia miliki. Baru kali ini, Gideon merasa terpesona pada seorang perempuan. Lalu, dia memiliki ide, kedua matanya kemudian mencari salah seorang anak angkatan bawah atau adik kelasnya, hanya untuk bertanya apakah salah satu dari mereka mengenal perempuan itu?

"Eh, lu! Sini!" Seru Gideon pada seorang anak laki-laki tinggi berkacamata. Kemudian, laki-laki itu pun menghampiri Gideon sambil bergidik ketakutan.

"Ada apa, Kak?" Tanyanya dengan berhati-hati.

"Lu tau nggak tuh perempuan yang lagi duduk di bangku pojok kanan yang di iket itu?" Gideon balik bertanya, sembari mengarahkan pandangan si anak laki-laki itu.

"Tahu, Kak."

"Siapa namanya? Kelas berapa?"

"Tara. Kelas X-5. Dia telat masuk, jadinya baru kelihatan sekarang. Cantik ya, Kak?"

Gideon langsung menatap nanar laki-laki itu, "Enak aja! Si Tara itu calon pacar gue! Awas lu macem-macem, gue sikat! Udah sana lu pergi!"

Cepat-cepat si anak laki-laki itu pun melangkahkan kakinya pergi dari sana. Sementara Gideon, masih asyik memperhatikan perempuan yang entah kenapa bisa membuatnya luluh saat ini. Di dalam hatinya ia berkata, 'lo bakal jadi milik gue suatu saat, Tara. Lihat saja nanti.'

**

Sehabis makan siang, Tara langsung saja melangkahkan kakinya dengan malas. Untung saja, dia menemukan teman baru di sekolah, namanya Gita. Setidaknya, dia tidak terlalu merasa sendirian saat pertama kali menginjakkan kakinya di sekolah ternama di Kota Bandung ini.

"Ra, nanti pulang kemana?" Tanta Gita, saat mereka berdua sedang berjalan menuju kelas.

"Langsung pulang. Gue disini tinggal dirumah nenek, di setiabudhi." Jawab Tara sembari tersenyum tipis.

"Wah, kita searah dong! Bareng ya, pulangnya?"

Tara mengangguk cepat, "Boleh! Kebetulan gue baru tinggal di Bandung, jadi ya masih belum hapal jalan pulang hehe."

"Oke deh!"

Lalu, tiba-tiba saja Tara mendengar beberapa orang seperti menyebut namanya. Tapi, begitu Tara melihat kearah orang-orang itu, dia tidak mengenal mereka. Apa yang mereka katakan kira-kira seperti ini..

'Oh itu yang namanya Tara?'

'Jadi Tara calon pacarnya Gideon itu tuh ini?'

'Dih masa iya? Gideon mau sama cewek biasa yang namanya Tara itu?'

Tara menjadi kesal sendiri. Lantas, di dalam hatinya ia bertanya, "Siapa sih Gideon?!"

***

Tbc! Give me ur vomments if u like it!
Foto Shelma/Gideon/Tara ada di mulmed. x

Sampai sini, yay/no?:p

KasmaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang