Misteri Hati
Oleh: Miya CahayaUdara sejuk pagi ini membuat Mila diserang kantuk pada pelajaran pertama, Mila sekolah di sebuah SMU Negeri di Jalan Dago Bandung.
Mungkin karena semalam ia begadang untuk menyelesaikan tugas. Dia berkali-kali menguap dan mengusap matanya yang berair.“Mil, jangan tidur! Nanti ketauan bu guru loh ...” Ujar Rayya mengagetkan.
“Hoammm ... Aku ngantuk banget nih,” bisik Mila sambil menguap.
Kacamatanya mulai di buka dan kembali mengusap matanya.
Waktu istirahat tiba, waktunya main dan jajan di kantin. Mila tidak bersemangat ia masih terkantuk sangat. Akhirnya tertidur di kelas.“Woi!!! Tidur mulu, bangun!” Teriak Zaky tepat di telinga kanannya.
“Hah ... ngagetin aja lu! Bodo ah, gue ngantuk banget,” Jawab Mila kembali memejamkan matanya.
“Mil, parah nih! Pasti lupa,” tebak Zaky.
“Apaan sih, Zak? Ganggu mulu ... udah sana, aku gak jajan tadi dah makan pagi banyak banget,” Mila seperti mengigau.
“Selamat ulang tahun ya ... “ Zaky menyodorkan coklat.
“Aku apa ya? Sini peluk aja ya,” ujar Rayya sambil memeluk Mila.
“Ya ampun, Zaky, Rayya ... aku bener-bener lupa, makasih ya,” akhirnya Mila bangun juga. Karena ternyata hari ini ulang tahunnya.
“Aku gak akan pernah lupa ultah lu ... soalnya kita kan lahir di hari yang sama, he.” Ujar Zaky sambil senyum-senyum.
“Oia ya, kita kan sama tanggal lahirnya. Lu memang sahabat yang baik Zak. Yuk Rayya, Zaky kita ke kantin, aku traktir kalian kupat tahu,” ajak Mila.
Ini tahun kedua Mila selalu diberikan kejutan oleh Zaky, mereka bertiga memang sahabat. Mila, Rayya dan Zaky.
***Lima tahun kemudian.
Mila, Rayya dan Zaky tetap bersahabat walaupun kuliah di kampus berbeda. Mereka masih sering jalan bareng untuk sekedar makan, atau main ke rumah salah seorang diantara mereka.Banyak kisah kasih dan komitmen mereka menjadi sahabat selamanya hingga ke surga, komitmen ini dikarenakan Zaky telah berhijrah. Ia masuk rohis kampus dan kini menjadi aktivisnya. Perubahan Zaky tentu membawa hal positif dan pencerahan bagi persahabatan mereka.
Sudah tidak ada lagi yang berpacaran, mereka dengan sadar memutuskan pacar masing-masing. Karena kata Zaky pacaran itu haram dan kini mereka fokus pada tugas akhir sesegera mungkin diselesaikan.
Zaky memberikan gambaran bagaimana mereka tetap bisa menikah tanpa pacaran, karena pacaran lebih banyak maksiatnya walau ada positifnya. Tapi jika dua insan yang dimabuk cinta berdua saja maka yang ketiganya adalah setan.
Maka mereka kompak memutuskan pacar mereka dengan cara yang baik. Bukan karena tak sayang, malah karena saking sayangnya jadi sebaiknya putus. Jika memang jodoh, pasti akan bertemu. Kini saatnya untuk memantaskan diri menjadi pasangan terbaik kelak. Mereka memilih untuk single lillah.
Awalnya berat, tapi saat ini terasa manfaatnya. Kadar kegalauan Mila dan Rayya berkurang drastis. Mereka lebih tenang dan bisa fokus untuk skripsi. Pertemuan mereka bukan lagi curhat tentang pacar melainkan progress skripsi dan kadang terselip tentang dakwah. Mensyi’arkan Islam dengan berubah menjadi lebih Islami.
Bersambung...