17 Maret 2017
Tibalah hari yang dinantikan, pernikahan Mila dan Adit. Pagi itu Rayya menemani Mila dan Zaky menemani Adit berangkat bersama rombongan calon pengantin pria.Mila sudah berdandan mengenakan gaun pengantin putih untuk akad, gamis yang sangat cantik dengan hiasan renda-renda dari shipon di bagian tangan dan bawah gaun. Manik-manik putih dengan indah menempel di setiap jengkal gaun putihnya. Jilbabnya dilapisi shipon putih yang elegant dengan warna senada.
“Mila ... kamu cantik sekali dengan gaun itu, pasti Adit sangat senang melihatnya nanti,” ujar Rayya menggoda Mila.
“Yang bener Ray? Alhamdulillah. Ray, aku ko deg-degan banget ya?” Ujar Mila.
“Biasa itu, aku juga dulu gitu. Perasaannya campur aduk, bahagia karena kita akan segera menikah dengan orang yang kita sayangi dan sedih juga harus berpisah dari orang tua kita. Walinya dipindahkan ke suami kita.
Tenangin ya, ini aku bawa Al-Quran, baca deh!” Jelas Rayya menyodorkan Al-Qurannya pada Mila.
Waktu menunggu begitu lama terasa, lantunan ayat yang sedang dibaca tiba-tiba terhenti karena ada telepon ke Hape Rayya.Terdengar pembicaraan disana, yang membuat Rayya menangis lalu mengusap air matanya, segera mendekati Mila dan memeluknya.
“Mila, aku sangat menyayangimu ... kamu harus kuat ya!” Ucap Rayya sembari menahan jatuhnya air mata.
“Ada apa Ray? Ada apa? Kenapa? Siapa tadi yang nelpon? Cerita Ray!” Mila bertanya-tanya.
“Tadi Zaky yang telepon, kamu siapin hati ya sayang ... Allah takdirkan yang terbaik buat kamu, kita harus yakin itu,” jelas Rayya perlahan dan terbata-bata.
“Aku masih gak ngerti, ada apa sebenernya?” Mila tambah bingung.
“Adit Mil ... dia lagi kritis di RS! Mobilnya kecelakaan di tol tadi. Kita doain aja Adit selamat.” Rayya gemetaran.
“Apa?! Ga mungkin Ray, satu jam lalu Adit masih telponan sama aku. Ya Allah, aku harus telpon Adit sekarang!” Mila panik.
“Tenang Mila ... Adit di ICU gak bisa di telpon, kita telpon Zaky aja ya! Kita tanyakan kondisinya,” Rayya mencoba menenangkan.
“Halo, Assalamu’alaikum Zak ... Adit mana?” Mila tampak panik dan suaranya bergetar.
“Wa’alaikumsalam, Mila ... kuatkan dirimu ya. Mohon maaf aku gak bisa menemani Adit.” Suara Zaky tercekat.
“Maksudnya apa Zak? Gimana kondisinya!? Kita mau akad sebentar lagi ...” Tanya Mila cemas.
“Adit kritis, Mil ... dokter sedang berusaha, kamu doain terus.” Jelas Zaky.
Tak sempat menjawab, Mila pingsan dan pihak keluarga mulai tahu kejadian yang sebenarnya. Rayya menjelaskan kecelakaan yang dialami Adit dan rombongan di jalan tol tadi kepada keluarga.
Beberapa saat setelah Mila pingsan, Zaky telepon lagi mengabarkan bahwa Adit sudah meninggal dunia.
Yang menjadi masalah, undangan sudah tersebar gak mungkin pernikahan ini dibatalkan.Pihak keluarga akhirnya menghubungi Zaky untuk menggantikan posisi Adit, karena hanya ia yang bisa membawa Mila menjadi lebih baik dan Mila juga sudah sangat mengenal Zaky.
Mila akhirnya siuman, diluar sudah riuh terdengar acara penyambutan calon pengantin pria. Mila bingung.
“Rayya ... Adit dah sembuh? Di luar sedang ada penyambutannya,” Mila bertanya.
“Alhamdulillah Mila ... kamu siuman, aku selalu ada disampingmu sayang,” Rayya memeluk sahabatnya.
“Tenang sayang, akad akan segera berlangsung.” Rayya menenangkan.
“Alhamdulillah, Adit sembuh?” Mila terlihat senang. Ia belum diberi tahu bahwa Adit sudah tidak ada.
Rayya segera memeluk Mila dan membisikkan, “Mila sayang ... Adit udah dipanggil Allah, sekarang Zaky sedang menggantikan posisi Adit atas permintaan keluargamu, sabar ya sayang ... Aku dan Zaky akan selalu menjagamu.” Mila menangis dipelukan Rayya,
”Apakah ini nyata? Apakah Allah tak izinkan aku menikah dengan Adit? Ya Allah ... aku ingin melihat Adit, Ray!”
“Allah sayang kalian, pasti nanti akan bertemu lagi disana. Kita doakan Adit husnul khatimah, ia meninggal ketika hati dan jiwanya ta’at pada Allah karena niat akan menikahimu, menghalalkanmu dengan janji suci,” Rayya berusaha menenangkan.
“Jadi, Zaky akan menjadi suamiku? Dia sahabatku Ray ... sahabat kita! Aku takut Ray!” Mila kembali cemas dan menangis.
“Iya sayang, kita sahabatmu, sahabat setiamu. Sebelum meninggal, Adit sempat bilang sama Zaky untuk menitipkanmu padanya. Ini yang terbaik dari Allah, kamu ... aku ... kita semua harus yakin itu!” Rayya menjelaskan.
Akhirnya, Mila dan Zaky menikah. Allah sudah menyatukan mereka lebih dari sahabat, Zaky tulus menjadi suami Mila dan berusaha meyakinkannya bahwa ini takdir-Nya.
“ ... Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.”
(QS. Al-Baqarah, 2: 216)TAMAT