Ayah

1

Ayah adalah seorang yg begitu tangguh kehadirannya, tangannya begitu kekar dan kasar itu adalah bukti kerja keras dari seorang ayah. Keringatmu adalah setiap tetesan rezeki yg Allah berikan utk keluargamu. Aku melihat raut wajah lelah mu disetiap kali panas matahari mulai menerpamu. Engkau adalah pahlawan nyata dihidup ku setelah Ibu.
Aku ingat ketika umurku 3th+ engkau selalu menggendongku ketika bangun tidur, engkau membangunkanku dgn sangat lembut dengan telapak tanganmu yang kasar, mencium ku dengan jenggot mu yang mulai beruban. Bahkan ketika aku jatuh dari sepeda, engkau lempar sepeda itu dan merasa kesal karena putrimu terluka karenanya. Aku pernah marah padamu karena engkau selalu melarangku dan tidak mengabulkan permintaanku. Dengan sabar engkau menghadapiku walau aku yakin hatimu merasa sakit karena perkataanku.
Sekarang aku mulai tumbuh, aku mulai menyadari wajahmu yang mulai menua dan berkeriput. Aku tidak bisa lagi merasakan gelinya jenggot ayah yg selalu merasa gemas kpd ku, tidak bisa lagi merasakan gendongan ayah karena tubuhku yang besar, tidak bisa lagi melihat ayah memarahi apapun yg melukaiku. Waktu berubah sangat cepat.
Ayah.. Aku rasa baru kemaren aku merasakan indah kebersamaan dengan mu, sekarang aku sudah dewasa dan tidak bisa lagi merasakan hal yang dulu sangaaaat menyenangkan. Ketika ayah sakit ditahun 2015, waktu itu aku masih duduk disekolah menengah atas. Hari-hariku mulai terasa gelap, aku merasakan rasa sakit yang ayah rasakan berada ditubuhku juga. Aku bertanya kepada Allah "ya Allah kenapa Engkau memberi Ayah ku sakit ? Kenapa bukan aku aja ?".
Sekarang aku tahu jawabannya, Allah memberi peringatan utk ku agar selalu menghargai waktu, tidak menyinyiakan kebersamaan dengan org yang kita cintai. Aku berterimakasih pada Allah karena memberiku kesempatan utk melihat kedua orang tua ku masih merasakan udara segar dipagi hari, masih bisa melihatku terus tumbuh.

" Yang terbaik dialam semesta, Ibu dan Ayah ku "