Shaddan || 3

72.4K 6.4K 310
                                    

Shaddan kembali mengunjungi tempat dermaga. Ia selalu menidurkan tubuhnya diatas dermaga itu. Hujan yang cukup lebat telah mengguyur seluruh tubuh Shaddan.

Meski pun sekarang pukul 4 sore, namun langit tampak gelap karena terhalang gumpalan awan hitam.

Shaddan memejamkan matanya. Membiarkan hujan itu berjatuhan pada wajah nya. Ia terbayang wajah Davira yang menghantui nya terus menerus. Davira adalah cinta pertama untuk Shaddan. Tapi ia tak menyangka jika Davira telah menghianatinya.

"Davira, gue sayang sama lo. Tapi kenapa lo tega sama gue. Gue cinta sama lo," gumamnya.

Shaddan terbayang wajah Davira ketika memberikam senyuman. Cara Davira membuat Shaddan tertawa.

"Davira," lirihnya.

Shaddan tak bisa membohongi perasaan nya. Jika ia merindukan Davira.

Shaddan merasakan jika wajahnya tak lagi terkena guyuran hujan. Perlahan ia membuka matanya. Ia melihat ke atas, sebuah payung telah menutupi tepat di atas wajah Shaddan.

Ia tak bisa melihat wajah pemilik payung itu. Karna wajahnya terhalang oleh payung.

"Sebesar apapun hujan mengguyur lo. Tapi hujan nggak akan pernah bisa menghampus rasa kecewa yang ada di hati lo," ucap orang itu berbarengan ia memperlihatkan wajahnya pada Shaddan.

Shaddan memandang cewek yang ada di hadapan nya. Cewek itu memakai baju sergam sekolah yang berbeda yang di tempati Shaddan.

"Maksud lo?" tanya Shaddan masih dalam posisi nya.

Cewek itu menutup payung yang ia pegang. Ia pun membiarkan hujan membasahi seluruh tubuhnya.

Shaddan mengubah posisi menjadi duduk. Cewek itu duduk di samping Shaddan.

Shaddan menoleh ke arah cewek yang tak ia kenali.

"Maksud lo tadi apa?" tanya Shaddan kembali.

Cewek itu menoleh pada Shaddan. "Cuman lo yang tau, apa yang lo rasain sekarang,"

Shaddan mengarahkan pandangan ke depan. "Iya gue kecewa sama seseorang. Dan alasan nya karna cinta,"

Cewek itu tertawa. Membuat Shaddan menoleh padanya kembali. "Kenapa lo ketawa?" tanya Shaddan.

"Dan alasan nya pasti cewek yang lo sayang main di belakang lo, atau lebih tepatnya selingkuh,"

Shaddan memperhatikan air hujan yang mengguyur di wajah gadis itu. "Lo ngalamin kayak gue?"

Cewek itu menganggauk. "Iya! Dia selingkuh. Dan lebih parahnya dia ngenalin cewek nya langsung sama gue. Dari situ, gue bener-bener marah banget, kecewa udah pasti. Tapi yang nggak bisa gue pikir, selama gue pacaran sama. Dia nganggap gue ini apa di mata dia, dan lo tau?"

"Apa?" tanya Shaddan.

"Dia nggak pernah nganggep gue ini ada di hatinya. Dia cuman jadiin gue taruhan nya dia," ucap cewek itu. Cewek itu menjatuhkan air matanya. Meski air hujan telah menutupi kehesedihan nya, tapi Shaddan bisa mengetahuin nya.

Shaddan merasa kasihan pada cewek itu. "Kenapa cowok lo jahat banget. Lo cantik, tapi kenapa dia tega sama lo."

"Muka cantik bukan berarti nggak bisa buat di sakiti 'kan?"

SHADDAN (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang